oleh T. Austin-Sparks
Dalam enam belas poin di dalam Injil Yohanes yang menandai transisi dari Israel lama ke Israel baru, kami sampai pada poin kedua belas pada malam ini. Dan kami berada di pasal kedelapan Injil Yohanes, dari ayat 12 sampai pasal 9. Saya pikir ada baiknya kita membaca beberapa bagian ini.
“Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” Kata orang-orang Farisi kepada-Nya: “Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar.” Jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar, sebab Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Tetapi kamu tidak tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorang pun, dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku. Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah; Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku.”
Ayat 26: “Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pada-Nya, itu yang Kukatakan kepada dunia.”
Ayat 31: “Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Jawab mereka: “Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: “Kamu akan merdeka?”
Ayat 36: “Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.” “Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu.”
Sekarang kita harus membaca seluruh sisa bagian dari pasal itu, dan sekali lagi sangat disayangkan bahwa pasal-pasal itu dibagi di sini sebab pasal 9 adalah demonstrasi dari semua yang ada di dalam pasal 8 – dalam cara yang sangat praktis Yesus menunjukkan kebenaran dari apa yang telah Ia katakan. Jadi kita memiliki ini di pasal 9: “Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.” Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya: “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam.” Siloam artinya: “Yang diutus.” Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek …”
Saya rasa saudara tahu kelanjutan kisah itu, tetapi ini sangat jelas bahwa kisah ini, kejadian ini, berlatar belakang Israel (yaitu, Israel duniawi) dan dampak dari bagian catatan yang panjang ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Israel menurut daging itu buta. Jika ada orang yang menunjukkan betapa butanya mereka, orang-orang ini melakukannya dalam semua argumen ini! Yesus membuat mereka membuka diri mereka sendiri. Artinya, Ia hanya memaksa mereka untuk menunjukkan kebutaan mereka sendiri. Orang-orang ini tidak melihat; itulah faktanya. Mereka sama butanya secara rohani, seperti orang itu buta secara alami. Jadi apa yang kita lihat di sini adalah tentang kebutaan Israel, semuanya dengan tujuan untuk menunjukkan karakteristik khusus ini dari Israel rohani yang baru yang sedang diwujudkan oleh Tuhan Yesus.
Sekarang, bisakah saudara memegang itu sebentar, jangan lupa karena saya tidak ingin mengatakannya lagi, tetapi saya akan meninggalkannya sebentar karena ada satu kebenaran luar biasa yang mencakup semua hal-hal yang sedang kami katakan ini, dan kebenaran itu adalah: Tidak ada pikiran yang pernah diungkapkan Allah yang mati. Tidak ada pikiran yang Allah ungkapkan yang terlewatkan. Dalam Israel lama, Allah mengungkapkan pikiran-Nya; pikiran-Nya ada dalam konsep Israel itu sendiri, pikiran-Nya ada dalam konstitusi Israel itu sendiri. Mereka ada di dalam semua yang dikatakan tentang Israel, mereka ada di dalam semua yang disingkapkan mengenai tujuan Allah mengenai Israel. Dalam banyak cara, Allah mengungkapkan pikiran-Nya mengenai Israel. Sekarang, Israel itu gagal menjawab pikiran Allah. Mereka tidak akan memberi Allah jawaban atas pikiran-Nya yang diungkapkan yang Ia kehendaki. Pikiran-pikiran Allah mengenai Israel itu tidak pernah terwujudkan karena pemberontakan Israel. Jadi Israel dikesampingkan, tetapi pikiran Allah tidak dikesampingkan bersama Israel, semua pikiran yang sama itu diambil di dalam Israel yang baru.
Yesus sendiri menjadi Israel baru yang inklusif. Saudara ingat Ia merujuk kepada Yakub, Yakub yang namanya diubah menjadi “Israel”, dan Ia berkata kepada Natanael, “Kemudian, (yaitu, nanti) engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.” Jadi Yesus adalah “Israel” yang baru dalam pribadi. Semua komunikasi Allah dan sorga kepada manusia adalah melalui Yesus, Israel yang baru. Semua pikiran Allah di masa lalu, pertama-tama, diambil di dalam Tuhan Yesus. Semua yang pernah dimaksudkan oleh Allah mengenai Israel dan yang telah hilang dari Israel, di jalankan di dalam Tuhan Yesus, dan kemudian dipindahkan oleh Yesus kepada para sahabat-Nya – para sahabat Yesus dan panggilan sorgawi – Israel yang baru, yang merupakan Israel rohani.
Sekarang saya telah membuka wilayah yang sangat besar bagi saudara. Mustahil bagi saya untuk menghitung semua karakteristik pikiran Allah mengenai Israel, izinkan saya menunjukkan apa yang saya maksudkan.
Saudara tahu, Allah menandai Israel sebagai umat yang berbeda dari semua umat lain berdasarkan penampilan. Beberapa tahun yang lalu, sebelum ia pergi kepada Tuhan, saya mengenal seorang Kristen Ibrani yang sangat terhormat. Ia biasa bepergian ke seluruh dunia, dan ia berkata kepada saya hal ini: “Ke mana pun aku pergi, di seluruh belahan dunia, aku selalu tahu ketika aku bertemu dengan seorang Yahudi. Mereka mungkin telah hidup selama beberapa generasi di negeri ini dan negeri itu, tetapi ada sesuatu tentang mereka yang tidak pernah hilang. Tanpa diberi tahu bahwa mereka adalah orang Yahudi, aku selalu tahu.” Allah menandai mereka sebagai suatu umat yang berbeda dari semua ras lainnya.
Sekarang lihatlah bagaimana hal itu tercerminkan dalam diri Tuhan Yesus dan lihatlah bagaimana hal itu tercerminkan dalam diri semua sahabat sejati Yesus. Bukan dari bentuk wajah kita, bukan dari bentuk luar apa pun, tetapi benar adanya bahwa di mana pun saudara bertemu dengan seorang Kristen sejati di dunia ini, saudara mengenal mereka sebelum diperkenalkan. Tidak perlu ada orang yang membawa mereka kepada saudara dan berkata: “Ini orang Kristen.” Saudara datang ke hadiran mereka dan ada sesuatu tentang mereka, yang berbeda. Kemudian ketika saudara mulai berbicara, saudara tahu bahwa saudara telah bertemu dengan salah satu ras saudara sendiri. Ciri-ciri lahiriah mereka mungkin seperti orang Cina, India, Inggris, atau apa pun, tetapi ada ciri-ciri rohani yang menandai mereka sebagai orang yang berbeda dari yang lain: “Mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.” Mereka berbeda – ada sesuatu tentang mereka yang sangat berbeda dari yang lain.
Sekarang, itulah kebenaran, dan kita harus menjaga kebenaran itu dengan sangat sakral. Ada terlalu banyak orang yang menyandang nama Kristus yang tidak dapat dibedakan dari dunia; sesungguhnya mereka hanya berusaha berperilaku seperti dunia.
Namun, maksud saya adalah ini: apa pun pikiran Allah yang diungkapkan, dalam satu dari seribu cara, jika Israel meninggalkan pikiran itu, pikiran itu diambil di dalam Yesus Kristus dan dipindahkan oleh-Nya kepada para sahabat-Nya. Para sahabat Kristus selalu mengambil sebagian dari karakter-Nya. Dan itulah sebabnya seseorang memulai nama “Kristen”: “Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.” Seseorang berkata: “Mereka adalah orang-orang Kristus.” Itulah arti dari “Kristen.”
Nah, itu adalah kebenaran yang sangat besar yang sedang kami bicarakan akhir-akhir ini. Israel dipanggil untuk menjadi alat Terang Allah bagi dunia. Allah membangkitkan Israel untuk menjadi Terang bagi semua bangsa bagi-Nya. Semua bangsa dimaksudkan untuk mengenal Allah melalui Israel, untuk melihat seperti apa Allah itu, untuk memperoleh pengetahuan tentang Allah. Israel ditempatkan di antara bangsa-bangsa untuk tujuan itu: untuk menjadi Terang dunia. Allah bermaksud untuk memantulkan Diri-Nya sendiri melalui Israel di bumi ini. Terang Allah dimaksudkan untuk jatuh ke atas Israel seperti sebuah cermin dan kemudian dari Israel akan dipantulkan, untuk bersinar ke seluruh bangsa. Ada saat-saat ketika hal itu demikian sampai batas tertentu – tetapi betapa tragisnya Israel dalam hal itu! Saatnya tiba ketika Allah lebih banyak diselubungi oleh Israel daripada diungkapkan. Israel menjadi kontradiksi yang mengerikan bagi Allah. Ketika saudara membaca Injil-Injil ini, saudara membaca semua argumen antara Yesus dan para pemimpin Israel ini, saudara membaca semua yang ada di dalam Injil-Injil ini mengenai para penguasa Yahudi, cara mereka berperilaku, cara mereka berbicara, roh yang mereka tunjukkan, dan saudara berkata: “Baiklah, jika itu adalah Allah, aku tidak ingin berurusan dengan Allah.” Itu adalah salah tafsir yang mengerikan tentang Allah! Dan karena itu Allah menyingkirkan Israel, tetapi dalam hal ini Ia tidak mengesampingkan pikiran-Nya.
Pada waktu itu, ketika Israel hampir ditolak, Anak Allah datang ke dunia. Ia mengambil alih pikiran Allah yang dimaksudkan untuk diwujudkan di dalam Israel dan Ia berkata, tepat di tengah-tengah Israel yang gelap dan buta ini, “Akulah Terang dunia.” Israel telah gagal. Aku menggantikan Israel, dan di dalam Aku dan melalui Aku seluruh dunia akan mengetahui seperti apakah Allah itu. Selama Aku ada di dunia, Akulah terang dunia: barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan memperoleh terang hidup.” Allah selalu menghendaki agar semua ras di dunia ini memiliki Terang Hidup, Terang Pemberi Hidup, Terang yang memerdekakan! Oh, betapa Terang itu memerdekakan!
Ketika saya keluar dari kamar untuk menghadiri pertemuan malam ini, tidak ada lampu di tangga. Gelap seperti malam. Saya meraba-raba ke mana-mana untuk mencari di mana lampu itu berada. Saya takut berjalan sampai ke atas tangga kalau-kalau saya jatuh. Saya tidak berdaya! Saya adalah tawanan kegelapan dan saya tidak dapat melakukan apa pun sampai saya menemukan terang. Dan di sinilah saya berada! Cukup aman dan sehat! Saya adalah tawanan kegelapan dan saya mungkin tidak akan pernah sampai di sini; ketika cahaya datang saya dimerdekakan, saya dapat pergi ke mana saja, melakukan apa saja.
“Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.” Bagaimana Anak itu memerdekakan kita? “Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” … “Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia”, dan dampak Terang itu adalah untuk memerdekakan manusia.
Apakah saudara ingat amanat yang diberikan Tuhan kepada rasul Paulus pada saat pertobatannya? Amanat itu sangat mencerahkan dan memberi pelajaran dalam terang apa yang sedang kami katakan. Tuhan berkata kepada Paulus, memberinya amanat-Nya kepada bangsa-bangsa: “Aku akan mengutus engkau kepada mereka … supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah.” Tawanan Iblis dan oleh karena itu berada dalam kegelapan, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada Terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah. Dan setiap orang dari ras manusia pada dasarnya berada dalam penjara Iblis.
Saya pikir mungkin beberapa dari saudara di sini pernah mendengar saya mengutip dari “Holy War” karya Bunyan, John Bunyan dalam hubungan ini. Saya harap saudara semua telah membaca “Holy War”-nya, saudara mungkin telah membaca “Pilgrim’s Progress”-nya! Saudara akan ingat bahwa “The Holy War” memulai pertempuran Mansoul, dan semua pasukan Apollyon menyerang untuk merebut jiwa manusia, yang digambarkan sebagai sebuah kota. Dan Apollyon memanggil para pemimpinnya dan berkata: “Jika kita akan merebut Mansoul, pertama-tama kita harus menangkap walikota Mansoul. Dan nama walikota itu adalah Tuan Pemahaman. Kita harus menangkap Tuan Pemahaman dan memasukkannya ke dalam penjara gelap sehingga ia tidak melihat apa yang sedang terjadi.” Astaga, ada sedikit kejeniusan di situ! Firman berkata: “Pengertiannya yang gelap … yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.” Jika Terang datang dari Yesus kepada jiwa mana pun, jiwa itu akan dimerdekakan; seluruh strategi Apollyon akan kacau. Dan, betapa pentingnya bagi ilah zaman ini untuk membutakan pikiran manusia dan menempatkan Tuan Pemahaman dalam penjara gelap, dan memastikan bahwa ia tidak melihat apa yang sedang terjadi! Dan itulah keadaan setiap anak Adam menurut daging.
Tuhan berkata kepada Israel: “Di situlah kamu seharusnya berada. Kamu, yang dimaksudkan untuk menjadi terang dunia, kini terlibat dalam kegelapan dunia itu sendiri. Kamu bertentangan dengan segala pikiran dan maksud Allah.” Nah, itu cukup jelas dan nyata, bukan? Namun, itu adalah sisi negatifnya. Kami ulangi: apa yang gagal disadari Israel diambil dalam pribadi Anak Allah dan dipindahkan ke Israel kolektif yang baru, yang dalam surat kepada orang Ibrani disebut “para sahabat Kristus.”
Apakah saudara melihat seperti apa seharusnya para sahabat Kristus itu? Mereka seharusnya menjadi bejana-bejana yang di dalamnya kebenaran ini terpenuhi. Mereka seharusnya menjadi bait Kristus itu sendiri, dan di dalam mereka, Ia akan menjadi Terang-nya: “Kristus di dalam kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!”
Sekarang, itu akan membawa kita pada sebuah studi yang sangat besar. Saudara tahu bahwa Perjanjian Baru memiliki banyak hal untuk dikatakan tentang pemahaman rohani; pentingnya pengetahuan rohani yang luar biasa. Ini memberikan nilai yang sangat tinggi dan besar pada kemampuan penglihatan rohani ini. Saudara akan ingat bagian yang hebat dalam surat kepada jemaat di Korintus, pasal 4, “Allah yang telah berfirman: “Dari dalam gelap akan terbit terang!”, Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita,” dengan kata lain telah berkata, “Jadilah terang di dalam hati kita,” “… membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” Pernahkah saudara memperhatikan apa yang melatar-belakangi pernyataan yang luar biasa itu? Hal ini berkaitan dengan Musa yang naik ke gunung tempat Allah berada, dan menerima hukum Taurat dari mulut Allah, lalu turun gunung, tanpa menyadarinya, tetapi mukanya bersinar. Dikatakan bahwa ia “tidaklah tahu, bahwa kulit mukanya bercahaya”, tetapi orang Israel melihatnya dan mereka tidak dapat melihatnya. Cahaya itu terlalu kuat dan mereka tidak dapat menatap pada muka Musa, jadi Musa mengambil selubung dan menyelubungi mukanya dan menyembunyikan kemuliaan Allah di balik selubung. “Sekarang,” kata rasul, membawa hal ini tepat sampai masa kini, “sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka …” Israel tidak mampu melihat kemuliaan Allah … “Tetapi,” kata rasul, “apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya – sekarang oleh Tuhan,” kata Paulus, “maksudku Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.” Ketika Roh Kudus menyingkirkan selubung dari hati dan menyinari Kristus ke dalam, di situ ada kemerdekaan. Hidup itu dimerdekakan.
Oh, sungguh luar biasa hanya untuk melihat sesuatu tentang Tuhan oleh Roh Kudus! Saya hanya berharap itulah yang terjadi di sini akhir-akhir ini. Nah, jika ini tidak terjadi di dalam saudara, ini terjadi di dalam diri saya, saya sedang mengalami saat-saat yang luar biasa! Langit terbuka! Kita melihat kemuliaan Allah di wajah Yesus Kristus dan kita dimerdekakan! Siapa yang akan berkata bahwa tidak ada kemerdekaan Roh di antara kita saat ini? Saya pikir kita dapat mengatakan tentang ini sebagaimana Yesus berkata tentang hal lain, “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.”
Nah, apa yang telah saya katakan adalah pernyataan fakta, dan ketika fakta-fakta telah dinyatakan, kita hanya berada di awal perkara ini. Saudara tidak akan pernah dimerdekakan oleh pernyataan fakta! Saya mungkin berdiri di sini selama bertahun-tahun dan menyatakan fakta-fakta dan ini tidak akan membuat perbedaan bagi saudara. Sesuatu harus terjadi. Ini harus sudah mulai terjadi jika saudara belum dilahirkan kembali, dan apa yang harus terjadi pada saudara tepat di awal kehidupan Kristen saudara adalah apa yang terjadi pada laki-laki yang lahir buta ini: saudara harus mampu benar-benar mengatakan kata-kata yang sama persis seperti yang ia katakan: “Satu hal aku tahu … banyak hal yang tidak aku ketahui, tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat.” Itulah karakter awal dari seorang sahabat sejati Yesus Kristus. Tetapi itu hanyalah awal dari penglihatan.
Rasul Paulus telah memberikan banyak sekali pengajaran kepada orang-orang percaya di Efesus. Ia berkata kepada mereka: “Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.” Ia menghabiskan beberapa tahun bersama mereka dan ia hanya mencurahkan terang yang dimilikinya kepada mereka. Oleh karena itu, mereka adalah orang-orang Kristen yang memiliki banyak pengajaran. Dan setelah semua itu, Paulus masuk penjara dan di dalam penjara ia menulis sebuah surat kepada mereka, dan ia berkata: “Aku berdoa untukmu. Aku berlutut di hadapan Bapa Tuhan kita Yesus untukmu dan inilah yang aku doakan kepada Allah untukmu, dengan semua yang telah kamu terima, inilah yang aku doakan untukmu: meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang.” Itu bukan untuk keselamatan mereka – mereka telah diselamatkan sejak lama, mereka telah diajarkan banyak hal. Mereka telah menempuh jalan yang panjang bersama Tuhan – tetapi Paulus tetap memanjatkan doa ini. Sesungguhnya ia berkata: “Segala yang telah kamu terima dan semua yang telah Aku berikan kepadamu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang belum dapat kamu lihat di dalam Tuhan Yesus. Dan untuk semua itu, kamu perlu membuka mata hatimu. Kamu membutuhkan Roh hikmat dan wahyu.” Betapa pentingnya hal ini!
Dan saudara perhatikan bagaimana ia mengakhiri surat itu? “Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penhulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” Dan apa yang mereka coba lakukan? Merampas Terang dari saudara. Paulus berkata di sana: “Sebab kita tahu apa maksud Iblis, kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis.” Tipu muslihat Iblis adalah untuk menghentikan saudara mendapatkan lebih banyak Terang, untuk merampas Terang yang saudara miliki, untuk membawa masuk sesuatu yang akan membutakan mata saudara, untuk mengalihkan mata saudara dari Tuhan Yesus dan kepada sesuatu yang lain, mungkin kepada diri saudara sendiri, atau kepada suatu kepentingan duniawi. Dan begitu hal itu terjadi, saudara akan terjerumus ke dalam perhambaan, saudara akan menjadi tawanan yang tak berdaya lagi. Perkara tentang pencerahan rohani ini adalah sebuah pertempuran besar. Selalu ada pertempuran yang terkait dengan penerimaan lebih banyak lagi Cahaya rohani yang sejati.
Baiklah, kami harus menutupnya untuk saat ini. Kita baru saja sampai pada pintu perkara yang sangat besar, tetapi kami menutupnya dengan mengulangi apa yang telah kami katakan: pemikiran agung dari Allah ini diambil di dalam Kristus dan dipindahkan kepada para sahabat-Nya.
Saya pikir saya akan mengatakan sesuatu malam ini tentang pergumulan Kristus dengan para sahabat-Nya sendiri di hari-hari kehidupan-Nya mengenai perkara ini. Ia telah memilih dua belas, jumlah suku Israel. Ia telah menjadikan mereka sahabat-sahabat-Nya, tetapi, oh, betapa sulitnya bagi-Nya untuk membuat mereka mengerti! Kadang-kadang Ia harus berkata: “Tidakkah kamu mengerti?” dan Ia harus menyampaikan ajaran-Nya dalam bentuk perumpamaan untuk anak-anak kecil untuk mencoba dan menanamkan pemahaman tentang kebenaran rohani dalam pikiran mereka yang dangkal. “Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya” – dan saudara tahu gambarannya. Ini adalah sebuah gambaran untuk anak-anak kecil, bukan? Dan semua perumpamaan lainnya … dan ketika Ia telah menyelesaikan semuanya, Ia harus memberi tahu mereka bahwa Ia harus melakukannya seperti itu karena mereka tidak memiliki pemahaman. Sepanjang jalan Ia berjuang melawan pikiran gelap mereka, dan Ia menunjuk ke suatu hari ketika mereka akan mengerti. Dan, karena Ia tahu hari itu akan datang, Ia tidak menyerahkan mereka. “Pada hari itu kamu tidak akan bertanya lagi kepada-Ku … apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran.”
Dan saya pikir Tuhan Yesus pasti sangat gembira pada hari Pentakosta! Sudahkan saudara membaca khotbah Petrus kepada orang banyak pada hari Pentakosta? Berikut ini adalah bagian kecil dari pelajaran Alkitab untuk saudara – buatlah daftar semua pokok bahasannya yang termasuk dalam khotbah Petrus pada hari Pentakosta. Khotbah itu sungguh penuh dengan Perjanjian Lama, dan Petrus berkata: “Wah, semuanya digenapi di dalam Yesus Kristus!” Itulah yang Yesus usahakan selama tiga setengah tahun untuk membuat mereka mengerti! Dan pada hari Pentakosta, ketika Roh Kudus telah datang, Alkitab terbuka lebar bagi mereka! Mereka melihat semuanya! Mereka dimerdekakan oleh Kebenaran, oleh Terang. Saya pikir Yesus di sorga pasti berkata: “Wah, inilah tujuan dari apa yang Aku jalani dan apa yang telah Aku deritakan! Orang-orang ini akhirnya melihat. Mereka ini adalah sahabat-Ku sekarang.”
Sahabat-sahabat Kristus adalah mereka yang melihat sebagaimana Ia melihat. Betapa benarnya hal itu dalam semua persahabatan! Sesungguhnya tidak ada persahabatan antara dua orang jika mereka tidak memiliki pandangan yang sama. Saudara mungkin ingin tetap bersama, tetapi, oh! Betapa sulitnya ketika seseorang tidak melihat apa yang saudara lihat. Saudara hanya bisa melangkah sejauh itu dan tidak lebih jauh lagi. Kitab Suci berkata: “Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?” Persahabatan sejati bergantung pada saling pengertian, dan saya pikir hanya sedikit hal yang Yesus inginkan dan dambakan lebih dari memiliki orang-orang yang memahami-Nya. Inilah yang Allah selalu inginkan, dan pemikiran ini diambil di dalam diri Anak-Nya dan diteruskan kepada para sahabat Anak.
Yohanes berkata: “Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain” – persekutuan dengan Tuhan dan persekutuan seorang dengan yang lain.
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.