oleh T. Austin-Sparks
Bab 9 – Panggilan Sorgawi Kita
Teman-teman yang telah bersama kami selama ini akan bersabar jika saya menyampaikan beberapa patah kata bagi mereka yang baru bergabung bersama kita pada pagi hari ini, hanya untuk membantu mereka agar sejalan dengan apa yang Tuhan sedang katakan. Kami disibukkan pada saat ini dengan apa yang sedang Allah lakukan khususnya di dalam dispensasi ini. Dan sangatlah penting bagi semua orang Kristen untuk mengetahui apa karakter khusus dari masa di mana mereka hidup. Jadi kita telah melihat bahwa Allah di dalam dispensasi ini sedang membentuk Israel sorgawi dan rohani. Kami memberi penekanan khusus pada dua kata itu: sorgawi dan rohani. Itulah sifat khusus dari pekerjaan Allah di dalam dispensasi ini.
Kita melihat bahwa Allah telah meninggalkan Israel lama, yang merupakan Israel duniawi dan sementara, dan telah berjalan terus untuk membentuk Israel sorgawi ini. Israel pertama menolak untuk berjalan terus bersama Allah ke dalam Israel sorgawi ini. Akarnya sudah sangat dalam di bumi ini dan dunia ini sehingga tidak mungkin dicabut. Jadi, Allah mencabut pohon anggur itu, Allah mencabut pohon itu dari akarnya dan telah melemparkannya ke dalam api selama dua ribu tahun terakhir ini. Ia telah mengambil sisa darinya, yang diwakili oleh kedua belas rasul, oleh rasul Paulus, pertama-tama oleh 120 orang di awal, dan kemudian 3000 orang Yahudi yang diselamatkan pada hari Pentakosta – sisa-sisa rohani Israel dan kemudian memperluas Israel rohani ini untuk merangkul orang-orang bukan Yahudi. Dan Ia telah melanjutkan pekerjaan itu sejak saat itu.
Ada dua hal yang ingin saya sampaikan sebelum kami melangkah lebih jauh dengan pokok bahasan kami.
Saya ingin mengoreksi kesalahpahaman yang mungkin terjadi. Israel sorgawi dan rohani, yang merupakan jemaat Yesus Kristus, bukanlah renungan Allah yang muncul kemudian. Jemaat tidak dihadirkan karena Israel gagal. Harap jadilah jelas tentang hal itu. Ada orang-orang yang mengajarkan bahwa memang demikian: Tuhan menawarkannya kepada Israel, Israel menolaknya, dan kemudian Ia harus melakukan sesuatu, sehingga Ia memperoleh gagasan tentang jemaat – itu adalah suatu renungan yang muncul kemudian, semacam gerakan darurat Allah. Dan Ia mendatangkan jemaat. Itu sepenuhnya salah bagi seluruh Alkitab, dan itu adalah satu hal yang ingin kami tunjukkan pada saat-saat ini. Tidak, kami telah mengatakan bahwa segala sesuatu dalam Perjanjian Lama, termasuk Israel, memiliki Kristus dan jemaat dalam pandangan. Semuanya mengarah kepada Kristus dan jemaat, dan Kristus dan jemaat mengambil semua pemikiran ilahi dari masa lalu dan mewujudkannya di dalam diri mereka sendiri. Jemaat adalah hal yang kekal. Jemaat ada di dalam hati Allah sebelum waktu ada dan jemaat dipilih di dalam Kristus sebelum dunia dijadikan. Jemaat bukanlah renungan Allah yang muncul kemudian: jemaat adalah renungan Allah yang sudah ada dari sebelumnya. Anak Allah bukanlah perkara yang darurat. Ia mungkin telah datang masuk pada saat darurat, tetapi Ia sudah ada sejak kekekalan untuk pekerjaan khusus ini. Jemaat dimaksudkan secara kekal untuk menjadi Tubuh Kristus.
Sekarang saya ingin saudara mengingat hal itu dalam semua yang kami katakan. Ini adalah perkara yang sangat penting.
Hal lain yang ingin saya katakan atau tekankan adalah ini: bahwa Israel baru ini, jemaat, pada dasarnya adalah hal rohani sebagaimananya Kristus, di sini, sekarang, adalah hal rohani. Dan Kristus ada di sini di dunia ini oleh Roh. Sebagaimana Kristus benar-benar ada di sini – tidak lagi hadir secara fisik dan hanya bersifat sementara tetapi hanya dapat dikenal secara rohani, kita hanya dapat bersekutu dengan-Nya secara rohani – sebagaimana benarnya hal itu dengan Tuhan Yesus, demikian pula halnya dengan jemaat. Dalam benak banyak orang Kristen, harus ada revolusi mengenai hal ini. Kata “jemaat’ itu diambil dan dilekatkan pada hampir semua hal. Maafkan saya! Saya tidak bermaksud menyinggung, tetapi kita sedang berhadapan dengan perkara yang sangat penting. Kita mendengar, berbicara tentang, gereja ini dan gereja itu – gereja Lutheran, gereja Metodis, gereja Baptis, gereja Anglikan – dan berapa banyak lagi? Dan kita menyebut semua ini sebagai jemaat. Dari sudut pandang sorga, itu omong kosong belaka. Dari sudut pandang sorga, itu bukanlah jemaat. Hal-hal ini mungkin mewakili satu atau beberapa aspek kebenaran, tetapi tidak satu pun dari hal-hal itu memiliki seluruh kebenaran, dan ketika saudara menyatukan semuanya, mereka tidak memiliki seluruh kebenarannya. Semua kebenaran hanya ada di dalam diri Yesus sendiri.
Jemaat adalah sesuatu yang rohani. Saudara tidak dapat memandang apa pun yang material, atau siapa pun dalam daging, dan berkata: “Itulah jemaat.” Saudara hanya berada di dalam jemaat sejauh mana terdapatkan sesuatu dari Kristus di dalam diri saudara. Kristus di dalam diri kitalah yang membentuk jemaat. Saudara lihat, jemaat adalah kesatuan di dalam Kristus.
Tuhan Yesus tidak pernah melihat pada begitu banyak roti di seluruh dunia ketika ada orang berkumpul di perjamuan-Nya. Saya kira pada setiap Hari Tuhan mungkin ada jutaan roti yang dipecah-pecahkan, dan mengenai cawan, saya tidak tahu berapa jumlahnya – sorga tidak pernah melihat lebih dari Satu roti dan sorga tidak pernah melihat lebih dari Satu cawan. Roti adalah Kristus, cawan adalah Kristus, dan dengan mengambil bagian, kita dipersatukan dalam Kristus sebagai Satu Roti.
Saya tidak cukup yakin apakah penerjemahnya benar – tapi saya pikir mungkin ada sesuatu di dalamnya – ketika mereka menerjemahkan firman Tuhan pada perjamuan itu. Versi lama mengatakan bahwa Tuhan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang dipecahkan bagi kamu.” Dan saya pikir mungkin ada kebenaran yang sangat nyata dalam penggunaan kata “dipecahkan” itu. Memang, tubuh Tuhan telah dipecahkan, tetapi penerjemah-penerjemah selanjutnya telah menghilangkan kata “dipecahkan” itu dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu.” Sekarang, mungkin terjemahan selanjutnya itu membubarkan gagasan yang salah karena kata “dipecahkan” telah begitu sering dipahami untuk berarti bahwa ini adalah sebagian, dan ada sebagian yang lain, adan ada sebagian yang lain lagi di semua tempat di seluruh dunia. Kristus tidak terbagi-bagi. Paulus berkata: “Adakah Kristus terbagi-bagi?” tidak, Kristus tidak terbagi-bagi. Mungkin ada seribu potong roti duniawi, tetapi roti sorgawi adalah Satu, dan begitulah sorga memandang jemaat.
Jemaat adalah sesuatu yang terpecah-pecah di bumi. Jemaat terpecah-pecah menjadi banyak bagian di dunia ini, tetapi di sorga jemaat terlihat sebagai satu kesatuan, dan semakin cepat saudara dan saya melihatnya dari sudut pandang sorga, semakin baik. Jika laki-laki atau perempuan ini ada di dalam Kristus, tidak masalah apakah laki-laki atau perempuan itu ada di dalam denominasi kita atau tidak, apakah mereka ada di dalam sekte kita atau tidak, jika mereka “ada di dalam Kristus” mereka adalah bagian dari saya dan dari saudara di dalam Kristus.
Sekarang pahamilah bahwa jemaat adalah hal yang rohani, bukan hal yang duniawi dan sementara, dan itu adalah hal yang sangat penting bagi kita untuk pahami. Sekarang saya telah mengambil banyak waktu sebelum kami melanjutkan kepada pokok bahasan kami. Kami sedang melakukan ini: di satu sisi, kami menelusuri jalan-jalan Allah dengan Israel lama, di sisi lain kami melihat bahwa Ia mengambil hukum-hukum rohani Israel lama dan mengabadikannya di dalam Israel baru. Apa yang Ia lakukan secara duniawi dengan Israel pertama, kini Ia lakukan hal yang persis sama, tetapi secara rohani di dalam Israel yang baru.
Sekarang, kata terakhir kami kemarin pagi adalah bahwa kemuliaan Allah di dalam Abraham mencapai klimaksnya dalam keanakan – keanakan di dalam kematian dan kebangkitan sebagaimana yang diwakili oleh Ishak. Kemuliaan Allah mencapai klimaksnya dalam keanakan. Keanakan adalah klimaks dari kemuliaan Allah.
Kami kembali ke surat kepada orang Ibrani sekarang. Apa klimaks dari surat itu dan dari semua gerakan Allah sebagaimana yang terkandung di dalam surat itu? Hal itu ditemukan di dalam satu bagian: “yang membawa banyak orang kepada kemuliaan.” Itulah klimaks dari kemuliaan Allah. Seperti halnya secara jasmani dalam Abraham, demikian pula secara rohani dalam Israel yang baru.
Namun gagasan tentang keanakan tidak dimulai dengan Abraham dan Ishak. Gagasan itu hanya muncul dalam diri Abraham dan Ishak. Gagasan itu sudah ada sejak kekekalan – gagasan tentang keanakan ini adalah rahasia Allah yang berharga sejak sebelum zaman di kekekalan. Rahasia itu telah hilang di dalam keturunan Abraham menurut daging, tetapi diambil kembali dalam Keturunan Abraham menurut Roh.
Sekarang mungkin saudara tahu bahwa surat-surat kepada jemaat di Roma dan Galatia membahas hal tersebut secara khusus. Dalam surat kepada jemaat di Roma, pasal sembilan, sepuluh dan sebelas (semuanya sebenarnya satu bagian), rasul hanya mengatakan ini: “Mereka tidak semuanya adalah Israel, hanya mereka yang berasal dari Israel, keluar dari Israel, adalah Israel baru. Semua anak Abraham yang alamiah bukanlah Israel sekarang, anak-anak rohani Abrahamlah yang adalah Israel sekarang.” Dan ketika saudara membaca surat kepada jemaat di Galatia, hal itu dijelaskan dengan sangat hati-hati, dan rasul itu menyimpulkannya menjadi satu hal ini: ia merujuk kepada janji yang dibuat kepada Abraham: “Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat.” Sekarang, inilah hal yang membuat Paulus mendapat banyak masalah. Ia berkata: “Ketika Allah berkata demikian, Ia tidak berkata kepada ‘keturunan-keturunannya’ Ia berkata kepada ‘keturunan-Nya, Satu Orang’ dan,” ia berkata, “yaitu Kristus Yesus.” Bukan anak-anak Abraham alami yang banyak jumlahnya, tetapi anak-anak rohani – dan itu adalah Kristus; Kristus dan sahabat Kristus.
Yesaya berseru: “Ia akan melihat keturunannya … ia akan melihat terang sesudah kesusahan jiwanya”, dan Yerusalem sorgawi ini adalah keturunan rohani Abraham, yaitu Kristus. Surat kepada jemaat di Galatia mengatakan bahwa yang lainnya telah pergi. Bahkan semua anak Abraham lainnya kini telah dikesampingkan, Allah hanya mengakui anak-anak rohani-Nya. Dan ini diambil dalam kalimat ini yang telah mengatur seluruh zaman kita: “Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi … kita adalah sahabat Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula.” Ada sesuatu di sana yang ingin saya bahas, tetapi saya rasa saya harus menundanya untuk pembahasan berikutnya; saya ingin melanjutkan dengan perkara ini.
Israel rohani dan sorgawi ini disebut “sahabat panggilan sorgawi”, selama beberapa menit saya ingin merenungkan panggilan sorgawi itu.
Apa maksud Allah di dunia ini mengenai Israel pertama? Nah, seperti yang kami katakan tadi malam, maksudnya adalah agar mereka menjadi perantara terang dan hidup bagi bangsa-bangsa. Itulah panggilan Ilahi mereka: bahwa bangsa-bangsa harus menerima hidup melalui terang mereka – bahwa mereka harus menjadi saluran terang dan hidup Ilahi bagi bangsa-bangsa di dunia ini. Itulah panggilan mereka. Sekarang, kami dapat mengambil banyak sekali Perjanjian Lama untuk menunjukkan hal itu, saya mungkin hanya akan mengambil satu ilustrasi.
Saudara perhatikan bahwa semua anak laki-laki Israel difokuskan pada satu anak (tentu saja, ketika saya berbicara tentang “Israel” sekarang, yang saya maksud adalah Yakub) semua anak laki-laki Yakub difokuskan pada satu anak laki-laki dan anak laki-laki itu adalah Yusuf. Jika bukan karena Yusuf, seluruh bangsa itu akan binasa, dan bukan hanya anak-anak dan keluarga Yakub, tetapi seluruh Mesir akan binasa; dunia akan binasa dalam arti tertentu. Tindakan Allah yang aneh dan berdaulat terhadap Yusuf membawanya, melalui kematian dan kebangkitan, kepada takhta. Dan ketika saudara-saudaranya datang ke Mesir dan ia memperkenalkan dirinya kepada mereka, dengan sangat malu mereka bersujud di hadapannya, mereka mulai meminta maaf untuk mencoba memaafkan diri mereka sendiri. Mereka adalah orang-orang yang malang, menyedihkan, dan celaka! Di hadapan Yusuf, mereka bersujud. Apa yang ia katakan? “Jangan bersedih, jangan takut, jangan bersedih karenanya, kamu telah merencanakannya untuk kejahatan, Allah telah merencanakannya untuk kebaikan, dengan mengutus aku mendahului kamu untuk menyelamatkan banyak orang hidup.” Hidup dan terang datang, tidak hanya kepada semua keluarga Yakub, tetapi juga kepada Mesir – dunia – melalui Yusuf.
Yusuf adalah wakil yang inklusif bagi semua saudara-saudaranya. Allah membuatnya seperti itu, dan ia mengemukakan kebenaran ini bahwa Allah menghendaki seluruh Israel lama untuk menjadi pelayan hidup dan terang bagi seluruh dunia untuk “menyelamatkan banyak orang hidup.” Itulah panggilan Israel, itulah yang dimaksudkan untuk Israel di dalam dispensasi lama – di bawah sini oleh penunjukkan Allah, tepat di tengah bangsa-bangsa, dalam posisi yang berkuasa, untuk menjadi perantara terang dan hidup bagi bangsa-bangsa. Keturunan Abraham dimaksudkan untuk menjadi seperti itu, tetapi keturunan Abraham itu mengecewakan Allah, dan alih-alih memenuhi panggilan kudus itu, mereka malah menentangnya.
Kita tidak perlu berkutat pada kegagalan mereka. Ini adalah kisah yang gelap dan mengerikan. Dan jika saudara bertanya mengapa Israel berada di tempat mereka berada selama hampir dua ribu tahun terakhir, yah, mereka berada tepat di tempat yang Tuhan Yesus katakan akan mereka tempati. Ia berkata: “Sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan tangis dan kertak gigi.” Dan itulah kisah Israel duniawi, selama berabad-abad terakhir ini. Yaitu, sebagai sebuah bangsa; syukur kepada Allah untuk semua orang yang telah lolos dari kegelapan yang paling gelap itu, yang tidak meratap dan menangis dan menggertakkan gigi mereka sekarang, melainkan yang bersukacita dalam Kristus Yesus! Tetapi di sanalah bangsa itu pergi, dan pukulan terakhirnya terjadi pada tahun 70 setelah masehi.
Itulah sisi gelapnya. Namun, Allah belum selesai dengan sebuah Israel, Ia masih memiliki dalam pandangan seorang “Anak bersama Allah”, sebab itulah arti dari nama “Israel” seperti yang saudara ketahui. Dan Israel rohani sorgawi ini, yang menjadi bagian saudara dan saya, dipanggil ke dalam panggilan Yusuf. Allah telah mengalihkannya secara rohani kepada kita. Kita berada di sini di dalam panggilan sorgawi ini, panggilan rohani ini, untuk melayani Terang dan Hidup kepada seluruh dunia. Itulah panggilan sorgawi kita sekarang, itulah sebabnya Tuhan berkata kepada Israel-Nya yang baru: “Pergilah ke seluruh dunia …” … “Mulai dari Yerusalem … Samaria … seluruh Yudea … dan sampai ke ujung bumi, dan di mana pun kamu berada, panggilan sorgawimu adalah untuk membawa Terang dan Hidup dari atas.”
Dan pada awalnya jemaat hampir menetap di Yerusalem, yaitu, Yerusalem duniawi. Mereka sangat lambat untuk menjauh dari Yerusalem duniawi, jadi Tuhan mengambil palu besar dan Ia memukulkan palu itu ke jemaat di Yerusalem dan “mereka tersebar menjelajah seluruh negeri.” Tuhan berkata: “Aku telah selesai dengan kota duniawi ini. Yerusalem baru ada di atas, dan panggilan sorgawi yang baru adalah untuk semua bangsa.”
Itulah panggilan sorgawi bagi Israel rohani sekarang, tetapi itu harus mencapai kepenuhannya setelah itu. Dan kepenuhan itu kembali terwakili di akhir Alkitab – “kota yang kudus, Yerusalem baru, yang turun dari sorga, dari Allah.” Tidak, ini bukanlah pusat dunia yang material dan politis. Ini adalah jemaat. Mereka adalah sahabat Kristus – yang direpresentasikan dalam simbolisme sebuah kota. Dan kata terakhir tentang kota itu adalah ini: “Dan bangsa-bangsa akan berjalan di dalam cahayanya … dan di tengah-tengah jalan kota itu ada pohon-pohon kehidupan, daun pohon-pohon itu dipakai untuk kesehatan bangsa-bangsa.” Apakah saudara memperhatikan bahwa saya mengubah sebuah kata? Terjemahan kita mengatakan “untuk menyembuhkan bangsa-bangsa,” tetapi itu tidak benar. Bangsa-bangsa itu tidak akan membutuhkan penyembuhan (syukurlah) di dalam kekekalan, tetapi mereka akan membutuhkan pelayanan untuk kesehatan rohani.
Sebagian besar dari kita yang hadir di sini pagi ini tidak perlu diselamatkan. Dan ingatlah, bahwa kata “keselamatan” dalam bahasa aslinya adalah kata “kesehatan”. Ini adalah keadaan berada dalam kesehatan yang baik. Itulah arti dari kata “keselamatan” – berada dalam kesehatan yang baik – tentu saja itu berarti secara rohani.
Bangsa-bangsa itu kemudian akan menjadi bangsa-bangsa yang telah menerima Injil dan menanggapinya. “Kebenaran akan menutupi bumi seperti air yang menutupi dasar laut”, tetapi tepat di tengah-tengah bangsa-bangsa akan ada jemaat, dan melalui jemaat Terang dan Hidup akan keluar untuk menjaga kesehatan bangsa-bangsa. Saya katakan kita tidak butuh keselamatan sekarang, dalam arti diselamatkan. Tetapi mengapa saudara datang ke sini? Saudara semua adalah orang-orang yang telah diselamatkan … apa yang saudara lakukan di sini? Bukankah saudara seharusnya berada di seluruh dunia untuk menyelamatkan orang lain? Ya, mungkin saja, tetapi saudara berada di sini karena saudara ingin kesehatan saudara terjaga! Saudara sarapan pagi untuk menjaga kesehatan saudara, dan saudara telah datang ke sini untuk menerima persediaan Tuhan, perjamuan yang telah Tuhan sediakan bagi kita, untuk menjaga kesehatan kita dan untuk tetap membuat kesehatan kita lebih baik. Jadi daun pohon-pohon itu bukan untuk penyembuhan, tetapi untuk kesehatan bangsa-bangsa.
Jadi, ketika semuanya telah dikatakan dan dilakukan, dan saudara telah melalui kisah yang sangat, sangat panjang itu, akhirnya saudara sampai pada akhir pasal-pasal terakhir sejarah di dalam kitab Wahyu: dan gambaran terakhir adalah tentang Israel sorgawi yang melayani Terang dan Hidup kepada bangsa-bangsa.
Mungkin beberapa dari saudara para pelajar Alkitab dan saudara yang sangat tertarik pada doktrin merasa terganggu sekarang dengan sebuah pertanyaan, mengingat apa yang telah saya katakan. “Apakah maksudnya bahwa jemaat adalah satu hal dan bahwa ada banyak orang yang bukan anggota jemaat? Dengan kata lain: kota adalah satu hal dan bangsa-bangsa adalah hal lain?”
Sekarang, saya tidak akan menyenangkan saudara dengan berdebat tentang hal itu, tetapi saya akan membawa saudara kembali kepada surat kepada orang Ibrani ini untuk mendapatkan jawabannya. Dan jawabannya dalam surat ini ada dalam satu kata kecil dari dua huruf: “JIKA”! “Kita menjadi sahabat Kristus jika …” “Rumahnya ialah kita jika …”. Dan seluruh surat itu dalam satu pengertian berputar di sekitar kata kecil itu. Sekarang ini bukanlah masalah keselamatan dan masuk ke sorga. Sekarang ini adalah masalah alat sorga untuk semua yang lain. Inilah puncak dari panggilan sorgawi. Saya akan membiarkan saudara menjawab pertanyaan itu dengan mempelajari surat ini lagi. Surat itu tampaknya mengatakan bahwa tidak semua orang akan menjadi Kota. Jika semua orang adalah Kota, di manakah negerinya? Tidak, Kota adalah pusatnya, kota adalah pusat administrasi, pusat pemerintahan, pusat Cahaya. Seluruh negeri memperoleh nilai-nilainya melalui Kota. Dan tampaknya itulah kebenaran yang ada di sini. Adalah mungkin untuk masuk ke sorga, tetapi tidak menjadi bagian dari Kota itu.
Nah, jika saudara mengalami kesulitan dengan hal itu dan saudara tidak setuju dengan saya, itu tidak terlalu mengganggu saya, saya hanya dapat mengatakan kepada saudara: “Kembalilah kepada Firman.” Saya tidak bisa, teman-teman yang terkasih, saya tidak dapat memahami surat ini atas dasar lain apa pun. Mengapa surat ini ditulis dengan sangat mendesak dan mendesak untuk berjalan terus? Saya tidak percaya bahwa jika saudara tidak berjalan terus, saudara kehilangan hidup kekal saudara, bahwa saudara mengorbankan keselamatan saudara, tetapi saya percaya bahwa jika saudara tidak berjalan terus, saudara akan kehilangan warisan saudara, dan itulah ajaran surat ini menurut saya. Ya, seluruh Perjanjian Baru, setelah Injil, memiliki satu tujuan ini: untuk membuat orang Kristen terus berjalan, dan terus bertumbuh sampai pertumbuhan terpenuhnya.
Inilah keturunan rohani Abraham dan kita akan melihat pada suatu titik bahwa Abraham mencari “kota yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.” Inilah Kota yang dicari Abraham. Jadi saya akan menutup khotbah ini dengan pemikiran itu pagi ini.
Allah memasukkan sesuatu ke dalam diri Abraham itu sendiri yang memiliki dua efek. Hal ini membuat Abraham menjadi orang yang sangat tidak puas. Abraham memiliki ketidakpuasan yang kudus. Ia pergi ke sana kemari, ia melihat negeri itu, Allah memberinya kawanan ternak dan domba yang berlimpah, tetapi sepanjang waktu Abraham berkata: “Bukan ini. Ada sesuatu yang lebih dari ini. Aku tidak akan pernah bisa puas dengan ini.” Dan dalam pengertian yang benar Abraham adalah orang yang sangat tidak puas.
Di sisi lain, ia memiliki penglihatan tentang apa yang seharusnya terjadi. Perjanjian Baru menyebutnya “negeri sorgawi.” Ia mencari sebuah Kota, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah. Dan tidak ada kota di bumi ini yang sesuai dengan apa yang ada di dalam hati Abraham. Apakah saudara pikir saya melebih-lebihkan? Apakah saudara berpikir saya mengada-ada? Apa yang Yesus katakan kepada Israel lama itu? “Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia bersukacita.” Ia melihat sepanjang zaman. Ia memiliki sebuah penglihatan dan tidak ada apa pun di dunia ini yang dapat memuaskan penglihatan itu. Hatinya selalu lapar, dan jadi ia adalah seorang laki-laki yang tidak pernah menetap di bumi ini. Saya kira orang-orang di sekitarnya terus-menerus berkata, “Halo Abraham, apakah kamu akan berkemas lagi? Kamu akan merobohkan tendamu lagi? Ke mana kamu akan pergi kali ini?” Itulah yang selalu terjadi pada Abraham. Ia tidak dapat menetap di mana pun, ada di dalam hatinya penglihatan dan rasa lapar ini; sesuatu yang telah dilakukan Allah di dalam dirinya dan tidak ada yang dapat memuaskannya kecuali hal-hal sorgawi. Sekarang, saya telah memberikan surat kepada orang Ibrani lagi!
“Mari kita beralih kepada,” kata surat ini terus-menerus, “mari kita beralih kepada! Janganlah kita menetap, janganlah kita pernah merasa puas dengan apa pun yang kurang dari kepenuhan Allah.” Itulah pesan dari surat ini.
Dan pada akhirnya hal ini digambarkan sebagai sebuah perlombaan. Kita sedang berlari dalam sebuah perlombaan dan tujuan serta hadiahnya ada di depan. Janganlah kita berhenti di dalam perlombaan ini dan menyimpang! “Marilah kita berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus …” “Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia bersukacita” tetaplah seperti itu: “Dengan mata yang tertuju kepada Yesus.” Jangan pernah puas dengan sesuatu yang kurang dari kepenuhan Allah. “Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi.”
Saya cukup yakin bahwa di mana Roh Kudus benar-benar memiliki tempat di dalam hati, hati itu akan menjadi hati yang “berkelanjutan”. Hati itu tidak akan pernah menetap pada sesuatu yang kurang dari kepenuhan Allah.
Ada dua jenis ketidakpuasan yang berbeda. Ada orang-orang yang malang dan menyedihkan yang tidak pernah puas dengan apa pun – selalu tidak puas, dan itu dengan cara yang salah. Dan saya tidak memohon kepada orang-orang seperti itu! Tetapi ketidakpuasan rohani ini, yang berkata: “Tidak, aku belum memperolehnya, dan aku juga belum sempurna … tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku … aku berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” Itulah sifat dari hidup yang benar-benar diatur oleh Roh Kudus; hidup ini akan selalu terus maju kepada sesuatu yang lebih dari Tuhan. Mereka ini adalah keturunan sorgawi sejati Abraham, yaitu Kristus. Baiklah, kami akan tinggalkan saja di sana untuk sementara waktu.
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.