Austin-Sparks.net

Sahabat Kristus dan Panggilan Sorgawi

oleh T. Austin-Sparks

Bab 8 – Latar Belakang Yahudi Lama

Sekali lagi kami kembali kepada perkara besar ini yang Tuhan bawa ke hadapan kita pada hari-hari ini, hal besar yang Allah sedang lakukan di dalam dispensasi ini – yaitu, periode antara kenaikan Tuhan Yesus dan kedatangan-Nya kembali. Allah sedang melakukan hal yang rahasia di dalam dispensasi ini. Sifat sejati dari hal yang sedang Allah lakukan tidak terlihat di permukaan. Manusia selalu berusaha membuatnya terlihat, tetapi apa yang sebenarnya sedang Allah lakukan lebih dalam dari apa yang dapat dilihat. Itu terletak di balik segala sesuatu yang terlihat.

Allah sedang membentuk Israel baru, sorgawi dan rohani. Para anggota Israel rohani yang baru itu tidak dikenal oleh dunia ini dan banyak dari mereka tidak dikenal oleh orang Kristen lainnya. Baru setelah saudara benar-benar berhubungan dekat dengan mereka, saudara akan menemukan bahwa mereka adalah sesama warga kerajaan sorgawi dan sering kali saudara akan cukup terkejut tentang di mana saudara menemukan mereka. Betapapun benarnya kami dalam membenci sistem Katolik Roma, kami terkadang sangat terkejut saat mengetahui bahwa ada sesama warga kerajaan sorga di dalam sistem tersebut dan bahwa saudara dapat memiliki persekutuan rohani yang besar dengan mereka. Begitu pula dalam hubungan lainnya; saudara tidak tahu di mana mereka berada sampai saudara berhubungan dengan mereka secara rohani. Ini adalah Israel rohani, ini bukan gerakan umum dan politik. Itulah perbedaan-nya antara Israel lama dan Israel baru.

Sekarang, kami telah berbicara banyak dalam pertemuan-pertemuan ini tentang penyingkiran Israel lama, dan sementara itu benar, ada sesuatu yang harus kita sadari. Meskipun kami berbicara banyak tentang penolakan Israel lama, kita harus ingat bahwa kedua belas rasul dan rasul Paulus adalah orang Yahudi dan mereka mewakili apa yang Allah maksudkan bagi semua orang Yahudi. Orang-orang ini, kedua belas rasul dan rasul Paulus, terlibat dalam penolakan terhadap Tuhan Yesus. Petrus, pemimpin mereka, adalah orang yang menyangkal Dia dan dikatakan bahwa “Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.” Ketakutan akan bangsa mereka menimpa mereka dan mereka pun hancur karena ketakutan itu dan mereka menggenapi firman Tuhan Yesus ketika Ia berkata, “Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku.” Mereka semuanya terlibat dalam hal itu.

Dan mengenai rasul Paulus, tidak ada keraguan tentang dia; ia sangat terlibat – menganiaya semua orang yang mengikuti jalan itu. Namun di sinilah mereka berada, orang-orang pertama dari Israel yang baru. Saya pikir ini adalah hal yang sangat luar biasa dari lebih dari satu sudut pandang. Saya tidak berpikir Petrus pernah melupakan penyangkalan terhadap Tuhan Yesus itu. Tidak diragukan lagi dari waktu ke waktu, hal itu muncul di hadapannya seperti hantu hitam. Saya tidak meragukan bahwa iblis sering mempermainkan itu dan berkata kepadanya, “Sangat baik bagimu untuk memberitakan, tetapi ingatlah masa lalumu yang kelam … Ingatlah bagaimana engkau menyangkal dan meninggalkan Guru-mu!” Saya menduga bahwa Petrus sering kali harus berjuang keras atas masa lalunya. Nah, kita tahu bahwa Paulus melakukannya. Tidak sekali, Paulus merujuk kepada masa lalunya itu, ia berulang kali mengingatkan orang-orang tentang hal itu. Ia berkata, “Aku tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.” Satu kali ia berkata kepada Tuhan, “Tuhan, Tuhan, mereka tahu … mereka tahu bagaimana aku menganiaya Engkau dan aku menyetujui perbuatan itu, ketika darah Stefanus, saksi-Mu itu, ditumpahkan.” Paulus tidak pernah melupakan tragedi kehidupan masa lalunya. Namun demikian, orang-orang ini adalah orang-orang yang menjadi dasar Israel yang baru.

Nah, mengapa saya mengatakan itu, karena saudara sedang menantikan saya untuk melanjutkan dengan enam belas poin dalam Injil Yohanes! Namun hari ini Tuhan memberi tahu saya bahwa saya harus mengatakan ini: masa lalu kita selalu dapat menjadi penghalang yang sangat besar bagi kita. Dan itu bisa menjadi dasar tempat musuh bermain, untuk menghancurkan hati kita dan bahkan berkata, “Lihatlah, orang macam apa dirimu itu? Kamu telah membuktikan dirimu sebagai orang yang tidak berharga. Apa yang kamu harapkan, melihat seperti apa dirimu itu di masa lalu?” Maka ia akan menghancurkan semua harapan dan mengambil semua keyakinan kita dengan berkata, “Kamu orang jahat dan kamu tahu itu, dan kamu seharusnya tidak mengharapkan hal baik apa pun untuk masa depan.” Nah, kalau ada orang yang bisa berbicara seperti itu, itu adalah Petrus dan Paulus dan laki-laki lainnya itu pada malam ketika Yesus diserahkan. Saya akan menaruhnya di sisi lain dan saya akan berkata, “Kalau ada orang yang tampak putus asa, mereka adalah orang-orang itu!” Tetapi “orang-orang yang putus asa” ini menjadi awal mula Yerusalem sorgawi itu sendiri. Saya katakan ada harapan bagi siapa pun! Dan jika rasul Paulus berdiri di tempat saya berdiri pada malam ini, ia akan berkata kepada kita, “Sahabatku, siapa pun dapat diselamatkan jika aku dapat diselamatkan! Siapa pun dapat menjadi bagian dari Israel sorgawi ini jika aku dapat! Jadi berbesar hatilah.” Saudara melihat bahan yang Tuhan gunakan untuk membangun Yerusalem baru-Nya.

Dalam terang ini, ini adalah suatu penghinaan besar bagi Tuhan jika seseorang berkata, “Aku tidak punya harapan. Masa lalu-ku begitu buruknya sehingga tidak ada kemungkinan bagi-ku.” Itu adalah penghinaan terhadap Tuhan. Dan F.W.H. Myers telah berkata, “Allah akan mengampuni semua dosamu, kecuali keputusasaanmu.” Allah tidak dapat mengampuni keputusasaan. Elia menemukan itu! Tuhan berkata, “Apakah kerjamu di sini, hai Elia? Bangunlah dari sini dan pergilah ke sana dan di sanalah Aku akan menemuimu; bukan di bawah pohon arar ini.” Allah akan mengampuni segalanya kecuali keputusasaan … karena keputusasaan membatasi Yang Mahakuasa dan berkata, “Allah tidak mampu menyelesaikan kasus-ku.”

Jadi, ketika kita berbicara tentang penolakan Israel lama, mari kita ingat bahwa itu adalah materi dari Israel lama yang dengannya Allah memulai yang baru. Nah, setelah mengatakan itu, kami dapat melanjutkan dengan Yohanes, karena apa yang kami lihat di dalam Injil Yohanes adalah latar belakang Yahudi lama yang di atasnya Tuhan sedang membangun. Artinya, di balik Injil Yohanes ini, di setiap bagiannya, ada sesuatu dari tatanan Yahudi lama. Dan Tuhan mengambil prinsip itu dan membawanya ke tatanan sorgawi yang baru.

Tadi malam kami mulai dengan Anak Domba Allah, “Lihatlah, Anak Domba Allah.” Kita melihat betapa besarnya latar belakang Yahudi yang ada pada Anak Domba Allah. Kemudian kami beralih ke Natanael dan melihat sorga yang telah tertutup, terbuka di dalam Yesus Kristus. Dan kemudian ke perkawinan di Kana di Galilea di mana kita melihat hubungan perkawinan antara Israel lama dan Yehuwa, dan putusnya hubungan itu karena satu pihak dalam perjanjian itu gagal menaatinya – dan perkawinan itu diselamatkan di dalam Yesus Kristus – Israel yang baru.

Lebih jauh lagi ke dalam pasal 2, kita tiba di bait suci dan mendengar Tuhan berkata, “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Mereka, orang-orang Yahudi, “berpikir bahwa Ia sedang berbicara tentang bait suci yang di Yerusalem, tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.” Maka bait suci yang lama disingkirkan dan di dalam Yesus Kristus sebuah bait suci yang baru dibawa masuk.

Ke dalam pasal 3, kita sampai pada Nikodemus, anak Abraham dalam wakil menurut daging. Dan betapa mustahilnya bagi anak Abraham menurut daging untuk masuk ke dalam kerajaan sorga! Anak Abraham harus dilahirkan kembali untuk menjadi anak-anak Allah, “orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.”

Sekarang malam ini, kita sampai pada nomor 6, di dalam pasal 3, ayat 14: “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.” Ada latar belakang Perjanjian Lama, kita dapat menemukannya di Kitab Bilangan pasal 21 dan kejadiannya dimulai seperti ini, “Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa …” dan mereka berkata, “akan makanan hambar ini kami telah muak” – kata-kata yang sangat keras yang mereka gunakan tentang manna. “Akan makanan hambar ini kami telah muak …” makanan dari sorga. Mereka berkata-kata melawan Allah, melawan Musa, dan mereka berkata, “kami muak dengan apa yang telah disediakan oleh Allah.” Ingatlah, teman-teman terkasih, bahwa Allah, dalam segala hal yang Ia lakukan, selalu memiliki Anak-Nya dalam pandangan. Dan ketika Allah memberi mereka manna dari sorga, seperti yang akan kita lihat ketika kita membaca Yohanes pasal 6, Ia memiliki Anak-Nya dalam pandangan; manna adalah gambaran Kristus yang berkata, “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga” dan mereka berkata, “akan Makanan hambar ini kami telah muak.” Dan saudara dapat mendengar orang-orang Yahudi pada zaman Kristus berbicara seperti itu, “Kami muak dengan Orang ini!” Mereka hampir berkata, “Kami tidak akan menerima-Mu bahkan jika Allah mengutus-Mu” – itulah roh mereka; melawan Allah.

Allah melihat roh orang-orang ini di padang gurun – betapa bertentangannya roh itu dengan-Nya dan apa yang Ia berikan, “Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.” Lalu datanglah ular itu. Seperti Musa meninggikan ular di padang gurun … oh, ada hal-hal yang dalam dan mengerikan di sini. Ular selalu dan terus-menerus, dari awal hingga akhir Alkitab, merupakan simbol kutukan – simbol penghukuman Allah. Saudara tahu itu sejak pertama kali ular disebutkan di dalam Alkitab.

Ular yang ditinggikan di padang gurun ini merupakan simbol penghukuman Allah. Penghukuman dan kutukan Allah yang dijatuhkan kepada orang-orang yang memberontak dialihkan kepada ular itu dan ular itu ditusukkan ke kayu salib, membawa kutukan dan penghukuman Allah atas dirinya sendiri bagi orang-orang itu. “Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.” Dengan menggunakan bagian dari Perjanjian Lama itu, Tuhan Yesus hanya berkata, “Aku akan menjadi kutuk bagimu, ketika Aku ditinggikan, Aku akan menanggung penghukumanmu atas Diri-Ku sendiri. Aku akan menanggung dosa-dosamu dalam tubuh-Ku di kayu salib.” Ada pembebasan di dalam Kristus yang disalibkan dari kutukan dan penghukuman, dan “ia yang memandang, tetaplah ia hidup. Karena …” dan di sinilah ayat Kitab Suci yang paling agung yang kita ketahui, oh, saya suka konjungsinya! Konjungsi selalu merupakan hal yang sangat penting dalam Perjanjian Baru, ketika saudara mendapatkan sebuah “karena”, atau sebuah “sebab itu” atau “oleh karena itu”, selalu lihat di sekelilingnya. Ular itu ditinggikan dan Anak Manusia ditinggikan, menanggung kutukan dan penghukuman atas orang-orang yang memberontak karena … “Begitu besar kasih Allah.” Kami mengutip Yohanes 3:16 itu tanpa konteks.

Ah, betapa luar biasanya hal ini, Allah mencurahkan penghukuman atas kita semua kepada Anak-Nya yang tunggal, membiarkan Anak-Nya yang tunggal dan terkasih menjadi kutuk bagi kita. Mengapa? “Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Saudara harus mengambil Yohanes 3:16 dan menaruhnya langsung di Bilangan 21, atau mengambil Bilangan 21 dan menaruhnya langsung di Yohanes 3:16. Inilah latar belakangnya, dan inilah latar depannya; transisi dari yang lama ke yang baru. Israel sorgawi yang baru dibangun di atas dasar ini: “setiap orang yang percaya beroleh hidup yang kekal.” Oh, betapa banyak lagi yang dapat kami katakan tentang itu!

Kami harus meneruskannya, dan inilah hal yang disayangkan dalam pembagian pasal-pasal. Untuk tujuan rohani, sangat disayangkan bahwa Yohanes 3 dan Yohanes 4 dibagi dalam pasal-pasal. Saudara tahu apa yang ada di Yohanes 4, yaitu tentang perempuan Samaria di sumur Sikhar. Saudara ingat percakapan antara Sang Guru dan perempuan itu; di inti dari seluruh pembicaraannya ada ini: “Barangsiapa percaya kepada-Ku, Aku akan memberikan kepadanya air, yang akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal. Barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.” Saya pikir tidak seharusnya ada pembagian pasal di sana, karena pasal ke-21 dari Kitab Bilangan tidak dibagi, dan segera setelah kejadian ular yang ditinggikan, saudara memiliki kejadian mata air yang memancar: “Pada waktu itu orang Israel menyanyikan nyanyian ini: “Berbual-buallah, hai sumur!” Ketika Salib telah melakukan pekerjaannya, ketika Kristus telah menanggung penghukuman kita dan kutukan yang menimpa kita, maka Roh Kudus dilepaskan dan memancar sebagai mata air hidup yang kekal.

Kemudian di pasal 4 ada latar belakang Bilangan 21, mata air yang memancar muncul tepat setelah ular ditinggikan. Di Yohanes 3 dan Yohanes 4, saudara memiliki kedua hal ini: ular ditinggikan, Yesus ditinggikan, dijadikan kutuk bagi kita, sebab ada tertulis “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib,” dijadikan kutuk bagi kita, menanggung penghukuman dari hati yang memberontak kita dan ketika Ia telah melakukan itu, Ia telah membuat jalan bagi mata air, mata air yang memancar hidup yang kekal.

Hubungan yang luar biasa yang dibuat Roh Kudus, bukan, di dalam Alkitab? Bagaimana Ia menyatukan berbagai hal! Yah, kita mungkin tidak pernah mengira, kita akan menemukan pasal ketiga dan keempat dari Injil Yohanes di Kitab Bilangan, tetapi di situlah letaknya. Itu adalah nomor ke-7, kalau-kalau saudara kehilangan hitungannya.

Nomor 8: pasal 4 dari Injil Yohanes pada ayat 46. Kita memiliki kejadian tentang seorang pegawai istana dan anak-nya yang sedang sekarat. Ia telah datang jauh-jauh dari Kapernaum untuk menemui Yesus dan untuk membujuk Yesus agar pulang bersamanya dan menyembuhkan anak-nya. Yesus menguji imannya dan kemudian, setelah menemukan bahwa imannya cukup tulus, Ia berkata: “Pergilah, anakmu hidup.” “Anakmu hidup.” Orang itu pulang, percaya kepada-Nya dan pulang, dan menemukan bahwa pada saat Yesus berkata “anakmu hidup” itulah, anaknya mulai membaik.

Nah, saya kira ada orang-orang di sini yang tahun lalu ada di sini dan berkata, ‘kita sudah mendengar semuanya tentang itu tahun lalu!’ Tetapi saudara tidak mendengar semuanya tentang itu tahun lalu dan saudara akan melihat itu sebentar lagi! Saudara ingat tahun lalu, saya mengambil delapan tanda Injil yang disampaikan Yohanes; tanda-tanda itu telah berkembang menjadi enam belas tahun ini, jadi saudara tidak mendengar semuanya tentangnya! Dan tidak hanya mengenai anak pegawai istana ini.

Dan apa inti dari kejadian ini? Mengapa Yesus tidak pergi bersama orang itu ke Kapernaum, karena di waktu lain Ia pergi ke Kapernaum dan menyembuhkan banyak orang. Mengapa Ia tidak berkata, “Baiklah, Aku harus pergi ke Kapernaum suatu saat nanti dan melakukan banyak pekerjaan di sana, Aku mungkin sebaiknya pergi sekarang, inilah kesempatannya. Ini adalah sebuah undangan dan Aku kira Aku harus menerima semua undangannya …” Yesus tidak melakukan itu, Ia tetap di tempat-Nya dan menyuruh orang itu pulang, kembali lagi ke tempat yang jauh itu, melewati beberapa mil [catatan editor: bagian yang dicetak miring ini diterjemahkan dari bahasa Jerman karena bunyinya hilang sebentar]. Seperti yang kita lihat tahun lalu, butuh waktu dari pukul 12 siang hingga akhir hari dan kemudian berlanjut hingga hari berikutnya bagi orang itu untuk pulang.

Mengapa Yesus menggunakan metode ini pada kesempatan khusus ini? Kita memiliki latar belakang Yahudi dan apakah latar belakang Yahudi itu? Ini adalah latar belakang hukum, “Perjanjian yang terdiri dari hukum yang tertulis, sebab hukum yang tertulis mematikan” ini. Yesus berkata dalam Injil ini, “Hukum yang tertulis mematikan, tetapi firman yang Kukatakan adalah roh dan hidup.” Dan tidak peduli seberapa jauh kasusnya, jika Ia berfirman, firman-Nya adalah Roh dan Hidup. Perjanjian Lama berbicara tentang hukum yang mendatangkan kematian. “Hukum yang tertulis mematikan”, itulah surat hukum, “Roh menghidupkan dan firman yang Kukatakan kepadamu adalah Roh dan Hidup.” Ia hanya perlu berfirman dan Ia membalikkan pengaruh hukum Taurat. Hukum Taurat tidak akan pernah dapat melakukan ini, saudara dapat membawa semua ahli Taurat dan orang Farisi dari Yerusalem untuk anak laki-laki ini dan mereka dapat membacakan seluruh hukum Musa dan tidak akan terjadi apa-apa kepada anak laki-laki itu, ia akan mati dengan cukup pasti, dan mungkin akan mati lebih cepat karena pembacaan hukum Taurat mereka! Yesus hanya perlu membuka mulut-Nya dan berbicara sepatah kata, dan anak laki-laki itu, yang berada bermil-mil jauhnya, mulai membaik sejak saat itu. Ya, Yesus menunjukkan bahwa hukum dari mulut-Nya adalah Hidup.

Transisinya sangat jelas bukan? Dari kematian menuju Hidup di dalam Firman.

Nomor 9: pasal 5 dari Injil Yohanes. Di sini kami harus mengulang sebagian besar apa yang telah kami katakan sebelumnya. Kisah tentang laki-laki yang tidak berdaya di kolam Betesda. Ayat 5 adalah inti dari kisahnya, “Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit …” dan apa latar belakang orang Yahudi? Sangat sedikit keraguan bahwa latar belakang Yahudi di sana adalah perjalanan Israel di padang gurun – 38 tahun pengembaraan mereka di padang gurun. Betapa lumpuhnya mereka di padang gurun! Mereka dapat melakukan perjalanan dari Mesir ke tanah Kanaan dalam 11 hari, tetapi mereka membutuhkan waktu 38 tahun dan selama 38 tahun itu, mereka benar-benar tidak membuat kemajuan sama sekali. Mereka terbelenggu oleh kehidupan diri mereka sendiri. Mereka lumpuh, tidak berdaya, karena kehidupan diri mereka berkuasa.

Saudara tidak perlu saya memberitahukan saudara bagaimana kehidupan diri itu mengatur mereka di padang gurun. Mereka tidak pernah melihat pada apa pun tentang bagaimana kehidupan itu melayani Allah, tentang sejauh mana kehidupan itu memuaskan kepentingan Allah; mereka melihat pada segala sesuatu tentang bagaimana kehidupan itu mempengaruhi mereka. Semua gerutu dan pemberontakan mereka terjadi karena mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Itu tidak pernah menjadi apa yang Allah inginkan, mereka hanyalah orang-orang yang mementingkan diri sendiri dan hidup-diri adalah tempat tidur mereka, dan mereka adalah orang-orang lumpuh yang terbaring di tempat tidur kehidupan yang mementingkan diri sendiri, tidak pernah benar-benar mampu bangkit dan melangkah maju menuju tujuan Allah.

Nah, itulah latar belakang Israel lama. Yesus mengambil sebuah ilustrasi tentang hal itu tepat di hadapan orang-orang Yahudi dan Ia mengambil orang ini dan membuatnya berdiri. Dan para anggota Israel sorgawi yang baru adalah orang-orang yang telah dibebaskan dari kepentingan pribadi kepada kepentingan Allah; orang-orang yang telah ditegakkan di atas kaki rohani mereka oleh Yesus Kristus dan sedang berjalan dengan kuat di jalan Tuhan.

Sekarang, tidakkah saudara berpikir bahwa ini adalah hal yang sangat signifikan bahwa mukjizat pertama setelah hari Pentakosta adalah pembangunan orang lumpuh di gerbang Bait Suci Yerusalem? Saudara lihat, ini bukanlah sekedar kisah indah yang disusun untuk membuat sebuah buku yang menarik. Allah tahu apa yang sedang Ia lakukan dan ketika Ia menjadikan mukjizat pertama di era Kristen sebagai pembangunan seorang lumpuh yang tidak berdaya, Ia sedang berkata bahwa orang-orang Israel baru ini adalah orang-orang yang telah dibebaskan dari ketidakberdayaan ini dan dijadikan berdiri secara rohani.

Apakah ada orang cacat di sini malam ini? Ada banyak orang Kristen cacat di sekitar, mereka tidak dapat berdiri sendiri, dan orang lain juga tidak dapat membantu mereka berdiri. Saudara mencoba mengangkat mereka, mereka mungkin melangkah satu atau dua langkah, dan mereka jatuh lagi. Banyak orang seperti itu; saudara harus menghabiskan hidup saudara untuk mencoba membuat mereka berdiri. Apa itu yang menggerogoti kehidupan mereka? Apa itu yang membuat mereka lumpuh tak berdaya dan tidak bisa berjalan? Ini adalah keegoisan. Jangan salah paham; ini adalah diri-sendiri dalam bentuk tertentu. Ini adalah diri-sendiri yang ingin diperhatikan. Ini adalah diri-sendiri dalam bentuk kesombongan.

Orang malang ini dibebaskan karena ia menyadari ketidakberdayaannya sendiri, tetapi ia percaya pada apa yang Yesus katakan. Ia percaya kepada Yesus Kristus yang berarti ia percaya pada apa yang di luar dirinya sendiri. Ya, itulah rahasianya: bahwa kita akan berpaling dari diri kita yang menyedihkan dan berhenti disibukkan dengan diri kita sendiri – katakan sekali dan untuk selamanya, “Aku sudah selesai denganmu. Aku sudah selesai dengan dirimu, manusia celaka! Aku menyerahkan diriku kepada Yesus Kristus. Aku mengambil satu langkah besar untuk berkomitmen.” Dan Yesus tidak pernah mengecewakan orang seperti itu.

Nomor 10. Saya rasa kita bisa menganggap nomor 10 sebagai hal yang wajar, kami sudah membahasnya di bab 6: Roti Hidup. Dan saudara tahu bagaimana Tuhan Yesus berkata, “Bukan Musa yang memberimu manna, melainkan Bapa-Ku.” Itulah latar belakang Yahudi di Perjanjian Lama. Sekarang, tepat di hadapan orang-orang Yahudi, Ia berkata, “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga, yang Kuberikan untuk Hidup dunia.” Baiklah, saya katakan kita bisa tinggalkan itu. Berikut ini adalah transisi yang sangat jelas dari yang lama ke yang baru. Kita telah melihat di dalam Kitab Bilangan bahwa manna tidak sepenuhnya dan akhirnya memuaskan, tetapi Roti yang turun dari sorga ini adalah kepuasan yang penuh dan terakhir bagi semua orang yang menerima-Nya.

Saya ingin mengatakan sepatah kata tentang nomor 11, itulah sebabnya saya tergesa-gesa membahas nomor 10. Ini ada di pasal 7 Yohanes, tetapi mungkin lebih baik saya bertanya kepada saudara, apakah saudara ingin saya berhenti sekarang? Haruskah saya berhenti? Terima kasih, karena saya melihat beberapa orang menatap saya seolah-olah mereka sudah merasa cukup!

Baiklah, pasal 7, pertama, ayat 1: “Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya. Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun.”

Ayat 14: “Waktu pesta itu sedang berlangsung, Yesus masuk ke Bait Allah lalu mengajar di situ.”

Ayat 37: “Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya.”

Nah, sekarang kita berada di hadapan Hari Raya Pondok Daun: Bilangan pasal 29. Jika saudara melihat pada pasal itu, saudara akan melihat apa yang mengarah pada hari raya yang agung ini. Semua jenis persembahan telah dipersembahkan kepada Tuhan. Saya tidak perlu menyebutkan semua jenis persembahannya, semuanya disebutkan di sana dan semuanya telah dipersembahkan kepada Tuhan. Kemudian tibalah hari besar terakhir dari perayaan itu. Hari itu disebut Hari Raya Pondok Daun, tetapi hari itu juga disebut Hari Raya Nafiri. Pada hari raya besar itu di Bait Allah di Yerusalem, para imam membawa bejana-bejana besar berisi air dan menuangkan air itu ke atas anak tangga Bait Allah sehingga air itu mengalir deras menuruni anak tangga. Yesus melangkah maju pada saat itu.

Semuanya di dalam Dia, semua persembahan dipersembahkan kepada Allah, Ia dalam pribadi adalah perwujudan dari semua korban dan semua persembahan dan Dia, sebagai kelengkapan dari semua persyaratan Allah, mempersembahkan diri-Nya kepada Tuhan. Dan kemudian Ia tiba pada hari ini, yaitu Hari Raya Pondok Daun dan dikatakan di dalam Kitab Bilangan, “Anak imam Harun harus meniup nafiri-nafiri itu.” Dan Yesus mengambil nafiri itu dan “Ia berseru dengan suara nyaring”; inilah nafiri Hari Raya Pondok Daun. Di dalam Dia semua persembahannya disempurnakan. Allah sepenuhnya puas oleh karena itu, Ia dapat mencurahkan roh-Nya dengan penuh. Ia berseru, seperti nafiri, dengan suara nyaring, “Barangsiapa percaya kepada-Ku, dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Nah, inilah warisan semua orang yang menjadi Israel baru. Teman-teman terkasih, ini adalah milik saudara, ini adalah warisan saudara.

Jika Firman Allah itu benar, jika apa yang Kristus katakan itu benar, jika pada satu-satunya kesempatan ini ketika Ia mengangkat suara-Nya, Ia berseru dengan suara nyaring, (yaitu, sebelum hari penyaliban-Nya ketika Ia berseru dengan suara nyaring) satu-satunya waktu ketika Ia mengangkat suara-Nya, jika ini benar, Ia telah memberikan penekanan besar pada hal ini: bahwa jika saudara dan saya akan menerima Yesus Kristus sebagai kepuasan penuh Allah atas nama kita, sebagai Pribadi yang telah membawa setiap persembahan yang telah ditetapkan Allah kepada diri Allah sendiri dan Ia telah melakukannya untuk kita, jika hal itu benar (dan Yesus ingin diketahui bahwa itu benar dengan berseru dengan suara nyaring, nafiri membunyikan ini dengan sangat keras) Yesus adalah kepuasan Allah atas nama kita. Ia telah mempersembahkan, Ia telah menjawab kepada setiap korban, dan setiap persembahan. Jika kita percaya itu, jika kita benar-benar percaya itu, maka seruan-Nya yang agung itu benar bagi kita – dari dalam hati kita akan mengalir aliran-aliran air hidup. Yaitu, bahwa orang lain akan menerima hidup-Nya melalui kita sebagai saluran-Nya. Begitulah seharusnya dalam kasus setiap orang percaya sejati. Dan Yesus telah memungkinkannya dengan memuaskan Allah sepenuhnya atas nama kita.

Jadi, orang-orang Israel baru seharusnya menjadi orang-orang yang memiliki aliran-aliran air yang mengalir keluar. Percayalah … nyatakan iman saudara … jangan diam! Tiuplah nafiri dibibir saudara dan biarkan orang-orang mendengar dan saudara akan terkejut bahwa ketika saudara mulai bersaksi tentang Tuhan Yesus, orang-orang mulai menerima Hidup. Sesuatu akan terjadi pada orang lain. Jika saudara menutup mulut dan menolak untuk bersaksi kepada Tuhan Yesus di rumah saudara, atau di desa saudara, atau di tempat kerja saudara, maka saudara sedang menahan aliran air Roh. Saudara hanya sedang menahan aliran air yang seharusnya mengalir keluar dari dalam saudara.

Sekarang, jika saudara belum pernah melakukannya, cobalah; dan saya ingin memberi tahu saudara bahwa jiwa pertama yang datang kepada Tuhan Yesus melalui kesaksian saudara akan melepaskan sesuatu di dalam diri saudara sehingga saudara tidak akan pernah ingin menutup mulut saudara lagi. Ada banyak orang Kristen yang sengsara karena mereka akan menutup mulut mereka. Saya tahu ada orang Kristen yang terlalu banyak bicara, tetapi ada banyak orang Kristen yang tidak cukup banyak bicara sehingga mereka merusak kehidupan Kristen mereka sendiri.

Ambillah nafiri Tuhan Yesus, dan berserulah dengan suara nyaring, maka aliran-aliran air akan mulai mengalir. Nah, saudara menyuruh saya untuk melanjutkan, tetapi saya hanya terlambat sepuluh menit, tetapi kami belum selesai!

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.