Austin-Sparks.net

Sahabat Kristus dan Panggilan Sorgawi

oleh T. Austin-Sparks

Bab 2 – Siapakah Sahabat-Sahabat itu?

Sekarang saya kembalikan saudara kepada bagian-bagian Firman Allah itu yang menjadi tempat pertimbangan kami dalam konferensi ini. Dalam surat kepada orang Ibrani, pasal 3, ayat 1: “Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi …” ayat 14 “Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula.” Kami menghabiskan cukup banyak waktu pada pagi hari ini dengan satu kata, yaitu kata yang di sini diterjemahkan, “yang mendapat bagian.” Ini adalah sebuah kata yang diterjemahkan ke dalam sejumlah kata-kata di dalam bahasa kita. Di sini, dan di beberapa tempat lain di dalam surat ini, kata ini adalah “yang mendapat bagian.” Di tempat lain di dalam Perjanjian Baru, kata ini diterjemahkan “teman-teman,” di tempat lain ini adalah “sekutu”. Namun, kami telah meluangkan waktu untuk menunjukkan bahwa terjemahan terbaik dari kata ini adalah “sahabat.” Jadi kami terjemahkan: “Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, sahabat panggilan sorgawi …” kita menjadi sahabat Kristus dan kami mengatakan bahwa Perjanjian Baru merangkum dirinya sendiri di sekeliling kata itu. Dan kata itu benar-benar dapat diambil sebagai kunci untuk keseluruhan surat kepada orang Ibrani ini. Sahabat Kristus dan sahabat panggilan sorgawi.

Sekarang kami melanjutkan pembahasan kami tadi pagi. Saya sangat menyesal untuk semua teman-teman yang tidak hadir sebelumnya karena kami tidak dapat memberitahu semua yang telah dikatakan dalam waktu lebih dari satu jam tadi pagi. Kami akan membahas surat kepada orang Ibrani ini dan itulah judul yang sesungguhnya. Dalam naskah-naskah tertua, surat ini hanya memiliki judul ini: kepada orang Ibrani. Namun tentu saja ini ditujukan kepada orang Kristen Ibrani. Sekarang kita ingin memahami latar belakang surat ini sebelum kita dapat memahami pesannya. Saudara mungkin tahu bahwa pada zaman Perjanjian Baru terjadi pertikaian besar antara orang Yahudi dan orang Kristen. Pertarungan yang sangat dahsyat terjadi di antara keduanya ini. Rasul Paulus, yang juga seorang Ibrani yang hebat, memiliki hati yang sangat besar bagi bangsanya sendiri. Saudara ingat apa yang ia katakan, jika saudara melihat suratnya kepada jemaat di Roma dalam pasal 9, dan ayat 3: “Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.” Ia siap melepaskan segalanya jika saja umatnya mau menerima Tuhan Yesus, begitu besar keinginannya dan harapannya bagi mereka, tetapi ia berjuang dalam pertempuran yang sia-sia demi Israel. Dan jika saudara akan melihat pada pasal terakhir dari Kitab Kisah Para Rasul, saudara akan melihat penyerahan Paulus akan harapan itu. Kisah Para Rasul pasal 28 ayat 28: “Sebab itu kamu harus tahu, bahwa keselamatan yang dari pada Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan mendengarnya.” Jadi ia berkata: “Karena Israel tidak mau mendengar, maka kami akan menyerahkan mereka. Aku menyerahkan pengharapan-ku yang besar bagi mereka dan aku berpaling kepada mereka yang mau mendengar, jadi kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain.”

Dan kemudian saudara sampai pada “surat kepada orang Ibrani ini”, dan di akhir surat ini, saudara melihat hasil penolakan Israel. Dalam Ibrani pasal 12 ayat 25, penulisnya mengajukan permohonan ini kepada orang-orang Kristen Ibrani ini: “Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga? … Ungkapan “Satu kali lagi” ini, menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan. Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan …” Kata-kata ini mengandung penghukuman terakhir atas orang-orang Ibrani yang menolak Kristus. “Penggoncangan” itu merujuk pada kehancuran yang akan menimpa Israel pada tahun 70 setelah Masehi. Ketika hal itu terjadi, Israel ditinggalkan tanpa negeri mereka, tanpa kota mereka, tanpa bait suci mereka, tanpa pemerintahan mereka. Segala sesuatunya tergoncangkan hingga runtuh sepenuhnya – akibat dari penolakan untuk mendengar “Dia yang berbicara dari sorga.”

Dalam konteks itulah bahwa kita memiliki surat kepada orang Ibrani ini. Di satu sisi, surat ini merupakan sebuah seruan, permohonan terakhir, kepada orang Kristen Ibrani; seruan untuk tidak meninggalkan Yesus Kristus. Di sisi lain, surat ini merupakan peringatan besar tentang apa yang akan terjadi jika mereka melakukannya. Jadi, saudara harus menempatkan surat ini tepat pada latarnya: surat ini berlatar krisis besar kehidupan rohani, dan tentu saja surat ini berisi pesan abadi di sepanjang masa.

Mari kita lihat sejenak tiga ciri yang membentuk konflik besar itu dan yang mengarah pada perpecahan terakhir itu.

Ciri pertama adalah diri Kristus sendiri: Kristus sebagai Mesias, Yesus sebagai Kristus. Tentu saja orang-orang Yahudi percaya kepada seorang Kristus, sebab “Kristus” hanyalah kata Yunani untuk “Mesias” dalam bahasa Ibrani. Dan orang-orang Ibrani percaya kepada seorang Mesias, tetapi masalahnya adalah mereka tidak mau menjadikan Yesus sebagai Mesias itu. Jadi, seperti yang dinubuatkan, Yesus menjadi Batu yang menimpa mereka dan menjadi hancur berkeping-keping. Ini adalah perkara tentang tempat yang mereka berikan kepada Yesus. Sekarang saudara dapat melihat bagaimana surat ini menempatkan Yesus di tempat yang begitu tinggi, kita akan melihatnya lagi nanti. Tetapi Yesus sebagai Anak Allah yang diurapi, Kristus, adalah Batu yang di padanya mereka hancur. Itulah faktor besar pertama dalam konflik besar ini dan dalam perpecahan terakhir.

Dan kita harus selalu ingat, teman-teman yang kekasih, bahwa ujian bagi setiap orang dan segala sesuatu adalah tempat yang diberikannya kepada Yesus Kristus. Jika pernah ada seseorang yang datang kepada saudara dan menginginkan saudara untuk menerima suatu sistem pengajaran, mereka akan memiliki argumen-argumen yang hebat, mereka akan menggunakan banyak Alkitab, apa yang akan saudara lakukan tentang hal itu? Saudara mungkin tidak dapat memenuhi argumen mereka, dan saudara mungkin bahkan tidak dapat menjawab Kitab Suci dengan Kitab Suci, tetapi ada satu hal yang akan selalu menjadi inti permasalahannya: “Tempat apa yang saudara berikan kepada Tuhan Yesus? Apakah kamu memberikan-Nya tempat sebagai Anak Allah yang kekal?” Dan segala sesuatu bergantung pada hal itu. Saudara dapat mencobanya, dan saudara akan menemukan bahwa sebagian besar guru palsu akan mulai menggeliat karenanya: “Oh, kami percaya kepada Yesus sebagai seorang manusia agung, sebagai guru terhebat yang pernah hidup dan seterusnya, tetapi jika kamu ingin kami percaya bahwa Yesus adalah Allah, kami tidak dapat pergi sejauh itu.” Ini adalah tempat yang diberikan kepada Tuhan Yesus yang menjadi ujian bagi setiap orang dan segala sesuatu.

Itulah faktor pertama dalam pertentangan besar ini di dalam surat orang Ibrani, dan saudara akan melihat mengapa penulisnya menggunakan seluruh bagian pertama untuk mengagungkan Tuhan Yesus.

Ciri kedua adalah apa yang penulis sebut di sini: “panggilan sorgawi.” Dan saudara harus memberi penekanan penuh pada kata sorgawi itu. Saudara lihat, orang-orang Ibrani menginginkan panggilan duniawi: dan semua yang seperti mereka, bahkan jika mereka disebut orang Kristen, hanya menginginkan panggilan duniawi – Kekristenan yang berasal dari bumi dan dunia ini; sesuatu yang ada di bawah sini. Baiklah, kami akan membahasnya lebih lanjut nanti, tetapi ada makna yang sangat penting dalam kalimat singkat ini ‘panggilan sorgawi.’ Oh, itu adalah sesuatu yang jauh lebih sulit, itu jauh di sana, itu ada di atas awan sana; itu tidak membumi, itu tidak praktis, hal sorgawi ini. Tetapi segala sesuatunya ada di sana, dan kita akan melihatnya saat kita melanjutkan.

Dan kemudian ada ciri ketiga ini: orang-orang Ibrani ini siap untuk menjadi orang Kristen, tetapi ini haruslah Kekristenan yang menurut pikiran mereka sendiri; ini haruslah Kekristenan yang memungkinkan seluruh sistem Perjanjian Lama untuk berlanjut. Ini harus memungkinkan Musa untuk berlanjut. Ini harus mengizinkan semua hukum Musa untuk terus berlanjut. Ini harus mengizinkan bait suci untuk terus berlanjut. Ini harus mengizinkan semua imam-imam Perjanjian Lama untuk terus berlanjut. Ini harus mengizinkan semua pengorbanan untuk terus berlanjut, “Kami siap untuk menjadi orang Kristen jika kamu akan mengizinkan kami untuk membawa Perjanjian Lama kami ke dalam Kekristenan. Tetapi jika saudara mengatakan semua itu sudah selesai dan sebuah sistem sorgawi telah menggantikannya, maka kita tidak dapat memilikinya.” Sebuah sistem Yahudi dibawa ke dalam Kekristenan, yaitu, Kekristenan yang ritual dan formal. Sekarang, apakah saudara melihat kekuatan dari kata sahabat panggilan sorgawi ini? Sahabat Kristus? Sahabat Kristus ini adalah mereka yang dibentuk kembali atas dasar sorgawi dan rohani. Mereka adalah orang-orang yang menanggapi panggilan sorgawi.

Sekarang kita telah sampai pada titik transisi dari Israel alamiah dan duniawi ke:

Israel Baru yang Rohani dan Sorgawi.

Transisi ini seharusnya terjadi dalam urutan Ilahi, yang satu seharusnya diam-diam memberi jalan kepada yang lain. Yang lama seharusnya telah memberi tempat penuh bagi yang baru. Israel lama seharusnya sudah mati, dikuburkan, dan dibangkitkan kembali di dalam Kristus dan menjadi Israel sorgawi – sahabat-sahabat Kristus – tetapi mereka menolak untuk memilikinya seperti itu. Dan karena mereka menolak untuk memilikinya seperti itu, mereka dikesampingkan. Allah hanya terus melanjutkan dengan tujuan-Nya mengenai Anak-Nya, dan meskipun banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih. Ada beberapa orang Israel yang dipilih sebagai sahabat, sementara banyak yang dipanggil, menolak. Maka mereka disingkirkan, dan Allah bergerak dalam transisi ini menuju Israel sorgawi-Nya yang baru.

Catatan: mereka dengan tegas menolak untuk pindah ke dasar sorgawi. Mereka menolak untuk pindah ke dasar Manusia sorgawi. Oleh karena itu, sebagai hasilnya, mereka mengikuti jalan Adam. Nah, di sini adalah hal yang sangat menarik dan instruktif.

Adam diciptakan oleh Allah. Adam dipilih oleh Allah. Adam dipanggil oleh Allah untuk berhubungan dengan tujuan-Nya mengenai Anak-Nya, tetapi ketika Adam diciptakan, ia tidak sempurna. Ia tidak bersalah, tetapi ia tidak sempurna. Tahukah saudara perbedaan antara tidak bersalah dan sempurna? Nah, seorang bayi kecil tidak bersalah, tetapi apakah saudara akan mengatakan bahwa ia sempurna? Tidak, ia tidak sempurna. Ia harus bertumbuh, dan ia hanya akan bertumbuh dan menjadi sempurna saat ia melewati segala macam kesulitan dan masalah. Kami menyebutnya “rasa sakit saat bertumbuh” dan itulah cara untuk menjadi sempurna dari seorang anak yang tidak bersalah menjadi seorang laki-laki dewasa. Adam tidak bersalah, seperti seorang anak kecil; sangat cantik, tidak ada dosa di dalam dirinya, tetapi ia tidak sempurna. Ia harus mencapai kesempurnaan rohani. Ia tetap harus dibuat menjadi seperti Anak Allah. Itulah tujuan penciptaannya. Sekarang Allah mengujinya; mengizinkannya diuji, dan, oh, betapa indahnya hal yang akan terjadi jika Adam telah melalui ujiannya dengan penuh kemenangan! Dari seorang anak kecil yang tidak bersalah, ia akan menjadi seorang laki-laki dewasa secara rohani seperti Tuhan Yesus, dan kita, anak-anak Adam, akan menjadi orang-orang yang sangat berbeda. Namun, ia gagal dalam ujiannya; ia tidak mengikuti jalan yang Allah telah panggil untuk ditempuhnya. Apa yang Allah lakukan? Ia menyingkirkannya dan mengutuknya serta berkata, “Manusia semacam itu tidak akan pernah dapat memuaskan-Ku. Ia telah menolak untuk mengikuti jalan Anak-Ku.”

Itulah tepatnya apa yang terjadi pada Israel menurut daging. Allah menciptakan Israel, Allah memilih Israel, Allah memanggil Israel, dan semuanya dengan memiliki Anak-Nya dalam pandangan. Dan Israel menolak, menolak untuk mengikuti jalan Allah. Israel diuji mengenai Yesus Kristus – keempat Injil sungguh penuh dengan Israel yang diuji mengenai Yesus Kristus, dan mereka semuanya ditutup dengan Israel yang berkata “Tidak!” terhadap jalan Allah. Jadi Allah melakukan kepada Israel apa yang Ia lakukan kepada Adam: Ia menyingkirkan Israel dan mengutuk Israel dan selama berabad-abad ini, kutukan itu telah menimpa Israel. Kami tidak akan membahasnya lebih lanjut, hal ini muncul berulang kali dalam renungan kami.

Sekarang, di dalam surat ini, saudara lihat bahwa saudara telah disajikan dengan kemungkinan itu. Kepada orang-orang Kristen Ibrani, Allah berkata, “Jangan berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga.” Namun, inilah sisi lain dari kisah tersebut: Israel secara tegas menolak panggilan sorgawi Allah. Tepat pada saat itu rencana kekal Allah terungkapkan, yaitu, umat sorgawi dengan kodrat rohani yang menempati sebuah tempat di dalam ciptaan Allah. Itulah yang Allah maksudkan secara kekal. Ia bermaksud demikian sebelum Ia memanggil Israel, dan Ia memanggil Israel untuk menjadi sebuah umat seperti itu – umat sorgawi dengan sifat sorgawi.

Saya tidak tahu bagaimana hal itu memengaruhi saudara saat saya mengatakan itu, bagi saya, saya melihat begitu banyak, sehingga saya putus asa untuk dapat memberitahu saudara tentangnya. Saya tidak tahu harus berkata apa dan tidak berkata apa; karena saya hanya punya waktu sepuluh hari untuk mengatakannya. Namun intinya adalah bahwa di sini, ketika Israel menolak, Allah menyampaikan rencana kekal-Nya; yaitu, umat sorgawi yang bersifat rohani ini.

Sekarang, seluruh Perjanjian Baru adalah kumpulan kebenaran yang berhubungan dengan kehendak kekal Allah ini. Mari kita lihat hal itu dengan tergesa-gesa. Kami akan mengambil keempat Injil (tidak, kami tidak akan mempelajari keempat injil; kami hanya akan melihatnya).

Jika saudara membaca keempat Injil ini, Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, saudara akan memperoleh beberapa gambaran umum tentang apa yang terkandung di dalamnya, dan kemudian saudara menjauh dari sana, saudara akan dapat melihat dua garis pergerakan yang melalui keempat Injil; dua pergerakan yang berjalan beriringan. Di satu sisi, ada gagasan bangsa Yahudi tentang Mesias, Mesias bangsa Yahudi, gagasan bangsa Yahudi tentang kerajaan Allah, dan seluruh sistem bangsa Yahudi ada di sana, berjalan di sini. Di sampingnya, dan melawannya, ada sesuatu yang berbeda: ada gagasan Allah, dan gagasan sorga, tentang Mesias. Itu sangat berbeda dari gagasan bangsa Yahudi dan ini selalu bertentangan dengan gagasan bangsa Yahudi. Ada gagasan Allah, dan gagasan sorga tentang kerajaan Allah, dan ini sangat berbeda dari gagasan bangsa Yahudi.

Ada gagasan bangsa Yahudi tentang raja – raja macam apa yang mereka inginkan dan raja macam apa yang akan mereka miliki – yang berjalan di sepanjang satu sisi melalui keempat Injil. Di sampingnya dan melawannya, adalah gagasan Allah, dan gagasan sorga, tentang seorang raja: “Lihat, Rajamu datang kepadamu … lemah lembut dan mengendarai seekor keledai.” Itu bukanlah gagasan bangsa Yahudi tentang seorang raja, “Bagaimana mungkin seorang laki-laki yang lemah lembut yang mengendarai seekor keledai dapat menggulingkan Kekaisaran Romawi yang perkasa? Itu bukanlah gagasan kami tentang seorang raja … dan kami tidak akan membiarkan laki-laki ini untuk memerintah kami.” Saudara melihat dua garis yang berjalan melalui keempat Injil: gagasan orang Ibrani dan gagasan sorgawi. Dan itulah makna sebenarnya dari keempat Injil. Ketika saudara sampai pada akhir keempat Injil, saudara mendapatkan gagasan bangsa Yahudi ditolak sepenuhnya dan akhirnya oleh Allah dan, di sisi lain, gagasan Allah diperkenalkan dan ditetapkan selamanya. Dua ribu tahun telah membuktikannya! Satu gagasan tentang sistem duniawi itu telah hilang; tidak ada apa pun tentangnya selama dua ribu tahun. Di sisi lain, ada gagasan Allah tentang kerajaan-Nya. Itu diperkenalkan ketika Israel ditolak, dan Allah telah meneruskannya selama dua ribu tahun.

Kita berada di sini pada malam hari ini karena hal itu benar; kita memiliki Raja Allah; kita berada di Kerajaan Allah; kita berada di bawah pemerintahan Allah. Nah, itulah yang dikatakan Injil, keempat Injil kepada kita. Tentu saja, itu belum semuanya, tetapi itulah kesimpulan umumnya dari keempat Injil. Nanti lagi, kita akan melihat rinciannya lagi di dalam Injil, atau, paling tidak, di dalam salah satu Injil, yang akan menunjukkan betapa benarnya hal itu. Namun, keempat Injil ini menunjukkan penolakan oleh Allah terhadap mereka yang menolak Anak-Nya, dan di sisi lain: Allah mendatangkan apa yang sesuai dengan Anak-Nya dan menegakkannya selamanya sehingga alam maut pun tidak akan menguasainya.

Saudara berpindah dari Injil ke kitab Kisah Para Rasul, dan di dalam kitab ini, saudara memiliki dua ciri. Pertama-tama, saudara memiliki ciri transisi dari yang lama ke yang baru. Dengan Allah, transisi itu lengkap, tetapi dengan umat-Nya, transisi itu menjadi lambat karena mereka belum siap menerimanya. Transisi itu berlangsung dengan lebih lambat daripada yang seharusnya karena Yakobus, kepala jemaat di Yerusalem, masih menginginkan sesuatu dari Israel lama. Dan bahkan Petrus sangat, sangat enggan untuk meninggalkan Israel dan pergi langsung kepada bangsa-bangsa lain. Dan bahkan Barnabas yang terkasih pun terperangkap dalam jerat itu. Paulus berkata, dengan kesedihan di hatinya, “Sehingga Barnabas sendiri … sehingga Barnabas sendiri.” Mereka yang berasal dari tradisi lama ini sangatlah lambat untuk meninggalkan tradisi mereka. Namun saudara lihat bahwa Allah terus maju: “Yakobus, Petrus, siapa pun itu, jika kamu tidak ikut datang, Aku akan terus maju, dan jika kamu tidak terus berjalan, Aku akan meninggalkanmu dan mencari yang lain.” Dan karena mereka begitu lamban, Ia mendatangkan Paulus – dan Paulus membuat semuanya berjalan! Transisi itu lengkap dengan Paulus, dan ia adalah alat Allah untuk menyelesaikan transisi itu. Surat kepada jemaat di Galatia adalah alat yang dengannya transisi itu diselesaikan. Yudaisme menerima pukulan yang fatal dengan surat kepada jemaat di Galatia itu – yaitu, Yudaisme di dalam jemaat Kristen.

Saudara beralih dari Kitab Kisah Para Rasul dan saudara masuk ke dalam surat-surat – yang disebut “Surat-Surat” – dan apa yang saudara miliki di sini? Hanya seluruh ajaran mengenai sifat sorgawi dan rohani umat Allah. Surat ini diterapkan pada berbagai macam hubungan. Ada satu keadaan di Korintus, ada keadaan lain di Galatia, keadaan lain di Efesus, dan seterusnya. Namun, yang diterapkan kepada semua kondisi yang berbeda ini adalah satu hal ini: Allah bermaksud untuk memiliki umat sorgawi dan rohani. Dan semua surat-surat itu diterapkan pada situasi-situasi yang berbeda dengan satu tujuan itu dalam pandangan. Setiap surat di dalam Perjanjian Baru memiliki sesuatu untuk dikatakan tentang sifat sorgawi umat Allah ini.

Sekarang, karena saya harus menutup dalam waktu sekitar empat menit, kita baru saja sampai pada surat kepada orang Ibrani, dan surat ini menempati tempat yang sangat, sangat penting dalam seluruh pertanyaan ini, karena surat kepada orang Ibrani ini merupakan ringkasan dari seluruh Perjanjian Baru. Seluruh makna Perjanjian Baru dirangkum dalam surat kepada orang Ibrani ini. Ke dalam surat ini, ada mengalir banyak anak sungai, yang menjadikan surat ini tempat pertemuan dari semua wahyu Allah mengenai Anak-Nya, Yesus Kristus.

Maka kami menutup dengan bagian di mana kami mulai. Apakah tujuan Allah mengenai Anak-Nya? “Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi … kami adalah sahabat Kristus.” Siapakah sahabat Kristus itu? Mereka yang telah sepenuhnya meninggalkan seluruh dunia duniawi dan bergabung dengan Tuhan sorgawi; mereka yang telah menjadi Israel rohani Allah; mereka yang telah menanggapi panggilan sorgawi. Paulus berseru, ketika ia diadili: “Sebab itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat.” Dan jika Paulus adalah seorang sahabat karib Yesus Kristus, itu adalah karena ia telah sepenuhnya selesai dengan segala sesuatu kecuali Yesus Kristus. Ia berkata, “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya.” Ia adalah seorang laki-laki yang sepenuhnya berlandaskan pada Yesus Kristus, dan sepenuhnya berlandaskan pada tujuan sorgawi Allah. Mereka inilah para sahabat Yesus Kristus.

Sekarang, nanti kami akan membahasnya lebih lanjut dan membahas banyak rincian yang hanya telah kami sebutkan secara umum. Namun, saya merasa saya harus mengatakan ini saat saya menutup pada malam hari ini, ada banyak orang Kristen muda di sini dan mungkin saudara tidak memahami Alkitab sebaik beberapa orang Kristen yang lebih tua, dan saudara tidak mengetahui semua latar belakang Alkitab tentang apa yang telah saya katakan. Saya harap ini akan membuat saudara ingin memahami Alkitab saudara dengan lebih baik! Tetapi mungkin ada banyak hal yang telah saya katakan yang tidak saudara pahami. Nah, inilah satu hal yang saya ingin saudara pahami – saudara akan datang untuk memahami semua hal yang lainnya seiring berjalannya waktu, asal saja saudara teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman saudara yang semula. Jika saudara benar-benar berkomitmen kepada Tuhan Yesus, saudara akan datang untuk memahami, tetapi bukan itulah yang akan saya katakan. Yang ingin saya katakan adalah ini: apa yang saya ingin saudara sadari adalah bahwa saudara memiliki Kristus yang jauh lebih besar daripada yang pernah saudara bayangkan. Kristus yang telah saudara berikan diri saudara kepada, adalah seorang Kristus yang sangat besar. Panggilan Tuhan yang telah saudara jawab dengan menerima Tuhan Yesus adalah panggilan yang jauh lebih besar daripada yang saudara ketahui. Saya hanya ingin saudara pergi dengan kesan: “Wah, aku telah datang ke dalam sesuatu dan ini cukup besar untuk memenuhi seluruh hidupku.”

Jadi jangan khawatir tentang apa yang tidak saudara pahami, tetapi sadarilah betapa agungnya Tuhan saudara, dan betapa agungnya panggilan sorgawi itu.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.