Austin-Sparks.net

Kekristenan – Sebuah Proses Transformasi

oleh T. Austin-Sparks

Bab 2

Bacaan: Lukas 1:26-35.

“Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai (menyelidiki) segala sesuatu” (1 Korintus 2:14).

“Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya” (2 Korintus 3:18).

“Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya” (Roma 8:29).

Lukas 1:26-35 sejalan dengan pembahasan kita saat ini. Kita melihat bahwa Kristus adalah Kekristenan. Jika kita benar-benar perlu – sebagaimana kita memang perlu – untuk memahami, untuk mengetahui apa sebenarnya Kekristenan itu di tengah-tengah semua kebingungan yang telah muncul di dalam lingkup kata ‘Kekristenan’ itu, untuk mengetahui kodrat sebenarnya dari Kekristenan ini yang telah kita masuki, maka ini mengharuskan kita untuk memiliki pemahaman rohani yang benar dan sejati tentang Kristus, dan itu tidak sesederhana yang kedengarannya ketika dinyatakan seperti itu. Sebab orang percaya yang tertua, yang sudah pergi paling lama dan paling jauh bersama dengan Tuhan, masih menyadari betapa ia perlu mengenal dan memahami Tuhan Yesus. Jika kita ingin membuktikan pernyataan seperti itu, marilah kita mengingat bahwa hamba Yesus Kristus yang begitu besar yang memiliki wahyu yang begitu besar tentang Dia, dan yang dapat mengatakan bahwa ia, pada waktu tertentu, telah “diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga dan mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia”, dan ingatlah bahwa laki-laki itu, dengan segala riwayat dan pengetahuan rohaninya, masih berseru di dalam penjaranya pada hari-hari terakhir hidupnya: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia” (Filipi 3:10). Itu masih merupakan ambisi dan pencarian utama seorang laki-laki yang memiliki semua itu. Oleh karena itu, segalanya adalah soal mengenal Tuhan Yesus secara rohani, sehingga Kristus benar-benar adalah Kekristenan. Kekristenan bukanlah sebuah sistem kebenaran, doktrin, pengajaran, praktik, dan kepercayaan. Kekristenan adalah seorang Pribadi; namun, seorang Pribadi yang melampaui segala pemahaman.

Sekarang kita sampai pada tahap selanjutnya dari pembahasan kita saat ini. Paulus berkata di sini kepada jemaat di Korintus: “Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus.” (Ketika berada di antara kamu, yang ingin kuketahui hanyalah Yesus Kristus), dan kemudian ia berkata: “yaitu Dia yang disalibkan” (1 Korintus 2:2). Itu berarti mengecualikan satu alam hal-hal seluruhnya dan memfokuskan dan memusatkan segala sesuatunya pada Pribadi ini, Yesus Kristus, dan Dia yang disalibkan. Mengapa? Sekali lagi di sini adalah kunci untuk Perjanjian Baru kita dan juga untuk surat-surat ini. Yesus Kristus telah datang ke dunia ini sebagai yang pertama dan yang mewakili satu jenis kemanusiaan yang berbeda. Tipe manusia yang berbeda telah masuk ke dalam sejarah di dalam Pribadi Yesus Kristus, dan inilah yang memberikan penjelasan mengenai inkarnasi, kelahiran ajaib, kelahiran Tuhan Yesus dari seorang perawan.

Saudara tahu bahwa dua hal yang paling banyak menimbulkan kontroversi dibandingkan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan Yesus Kristus, di mana semua aliran penafsiran teologis telah saling bertentangan, adalah kelahiran dan kebangkitan Tuhan Yesus. Ada banyak hal lain-nya di dalam hidup-Nya, namun dua poin utama yang menjadi kontroversi adalah kelahiran dari seorang perawan dan kebangkitan, dan ini sangatlah penting bahwa hal ini harus demikian.

Meninggalkan kebangkitan untuk saat ini, mari kita mulai di sini dengan kelahiran yang baru saja kita baca ini, apa yang disebut, dan menurut Kitab Suci demikian, ‘kelahiran Tuhan Yesus dari seorang perawan.’ Saya telah mengatakan bahwa ini adalah titik kontroversi dan titik kesulitan di dalam pemahaman rohani yang sesungguhnya; dan peperangan rohani di zaman-zaman ini dimulai pada saat itu ketika ada muncul ke dalam dunia ini dan ke dalam sejarah yang Satu ini yang menurut jenis kemanusiaan yang khusus ini. Segera setelah kelahiran-Nya, seluruh neraka bangkit untuk memadamkan nyala api itu, untuk menghapuskan kehidupan itu dan kesaksiannya. Herodes, manusia yang dikuasai iblis dan didorong iblis itu, bertindak sedemikian jauhnya dengan membantai semua bayi laki-laki dengan tujuan untuk mendapatkan yang Satu ini. Namun bukan hanya Herodes saja. Tuhan Yesus Sendiri kemudian berkata tentang orang lain selain Herodes: “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula” (Yohanes 8:44). Pembunuh di belakang Herodes dan pikirannya segera bangkit ketika jenis kemanusiaan ini masuk ke dalam dunia.

Ya, itu paten. Penjelasannya adalah bahwa saudara memiliki dua alternatif kemanusiaan, atau umat manusia. Saudara memiliki satu yang dibuat oleh Iblis. Ketika ia menguasai Adam, ia mengubah kemanusiaannya, jenis manusia yang sebenarnya. Ia mengubah manusia itu, dan melalui percabulan rohani yang jahat, ia menghasilkan suatu ras yang menurut pikirannya sendiri. Secara komprehensif Firman menyatakan: “Seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat” (1 Yohanes 5:19). Ini adalah sebuah ras yang menurut pikiran Iblis, suatu ras di mana ia adalah penguasanya dan allahnya. Itu adalah satu jenis kemanusiaan.

Di sisi lain, ada pikiran ini, tipe ini yang dibawa ke dalam sejarah dan ke dalam dunia ini. Ada sebuah kemanusiaan alternatif yang lain dari yang jahat itu, dan di dalam kemanusiaan ini, semua yang lainnya itu akan dihakimi, dan jika tidak bertobat dan tidak diubah (dipindahkan dari yang satu ke yang lain) maka ia ditakdirkan untuk dihapuskan dari alam semesta Allah. Oleh karena itu, semua kerja keras dan usaha dan upaya si jahat dan kuasa jahatnya di dalam seluruh ras Adam akan dikacaukan oleh jenis kemanusiaan yang baru ini. Semua pekerjaan Iblis akan digagalkan di dalam kemanusiaan ini, dan segala upaya yang telah dilakukannya untuk merusak jenis manusia Allah hanya akan dilemahkan dan dihapuskan di dalam yang Satu ini, yang sekarang telah masuk ke dalam dunia ini. Saudara dapat memahami mengapa Iblis berkata: ‘Sesegera mungkin, pada masa-masa awal-Nya, kita harus menghapuskan Dia, menyingkirkan Dia, menghilangkan Dia!’

Itulah yang terletak di belakang jenis kemanusiaan ini yang dihasilkan oleh Allah, dan bukan dihasilkan oleh manusia atau dihasilkan oleh Iblis; Manusia jenis inilah yang, di dalam konsepsi-Nya itu sendiri, merupakan tindakan Allah, sebuah keajaiban. Sekarang saudara dapat memahami mengapa kaum rasionalis, yang tidak tahu apa-apa tentang kelahiran baru, tersinggung dan menolak kelahiran dari seorang perawan! Lagi pula, apakah kesaksian terbaik dan konfirmasi atas kelahiran Tuhan Yesus yang ajaib dan supernatural? Kelahiran baru kita! Kita tidak perlu mendebatkannya sebagai teologi, atau sekedar doktrin atau kepercayaan Kristen, sebab kita tahu bahwa Yesus Kristus adalah sebuah keajaiban sebab Ia adalah sebuah keajaiban di dalam kita. Namun kaum rasionalis tidak mengetahui tentang kelahiran baru, dan oleh karena itu mereka dapat terjebak dalam kontroversi mengenai kelahiran Tuhan Yesus ini.

Nah, penjelasan mengenai antagonisme ini, permusuhan ini dan semua kekacauan ini (dan musuh adalah sumber dari kebingungan ini) mengenai Tuhan Yesus di dalam konsepsi dan permulaan serta sifat dan keberadaan-Nya itu sendiri adalah karena satu hal ini yang ada di seluruh Perjanjian Baru; jenis kedewasaan yang lain, yaitu umat manusia, telah diperkenalkan ke dalam sejarah, bukan sebagai sebuah renungan, melainkan “ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya.” Dari pemikiran dan maksud kekal Allah diperkenalkanlah sebuah gambaran, kepada apa orang-orang percaya, yaitu Jemaat, harus dijadikan serupa, harus diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya.

Semua ini sedang dikerjakan di dalam Perjanjian Baru, dan jika saudara ingin memahami Perjanjian Baru saudara di mana pun, bacalah dalam terang ini: Tentang apakah semuanya ini? Apa artinya? Apa yang dicarinya? Apa pertanda dari ini? Setiap bagiannya adalah untuk membawa Kristus ke dalam pandangan dan untuk menunjukkan karya transformasi ini di dalam diri orang-orang percaya. Pertama, saudara memiliki presentasi luar biasa tentang Kristus di dalam pribadi di dalam empat potret dalam empat Injil. Di dalam hikmat dan kedaulatan Allah yang besar, Perjanjian Baru dimulai dengan empat gambaran tentang Manusia itu, dan sejak saat itu, pekerjaan Roh Kudus dimulai dan berlanjut untuk mengubah dan menyesuaikan suatu umat kepada Manusia itu, yang begitu berbedanya sehingga sebuah rahasia dan keajaiban terletak tepat di jantung dan di akar hal ini sendiri. Kehidupan Kristen dimulai dalam kebenaran dengan suatu tindakan yang supernatural dan ajaib. Kita mengetahui itu jika kita telah dilahirkan kembali! Dan kehidupan ini terus dilanjutkan atas dasar keajaiban itu dan rahasia dari sesuatu yang lain itu, sesuatu yang berbeda, yang sedang dilakukan Allah. Ia tidak hanya membiarkan kita melanjutkan perjalanan alami kita. Ada banyak hal yang terkandung di dalam pernyataan seperti itu! Di bawah pemerintahan Roh Kudus kita tidak diperbolehkan untuk melanjutkan perjalanan alami kita. Kita terus-menerus dihadapkan pada tuntutan akan sesuatu yang supernatural, sesuatu yang lebih tinggi, sesuatu yang lebih dari yang alamiah; dan kita terus-menerus dihadapkan pada kenyataan bahwa secara alami kita tidak dapat mencapai standar ini, kita tidak dapat memenuhi tuntutan ini, dan kita tidak dapat melewati pengalaman dan tantangan ini. Kita membutuhkan sesuatu yang lebih dari apa yang kita miliki di dalam diri kita sendiri, sesuatu yang supernatural. Itulah keseluruhan sejarah kehidupan Kristen. Kehidupan ini dimulai atas dasar supernatural itu, sebab tidak ada manusia yang dapat memperanakkan tipe seperti ini. “Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh” (Yohanes 3:6), dan “… diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki” (Yohanes 1:13). Ini tidak bisa dilakukan. Manusia tidak dapat menghasilkan urutan ini dengan cara alami apa pun. Ini hanya diproduksikan oleh Allah. Saya mengatakan hal-hal yang saudara semua tahu dan setujui, saya yakin!

Di dalam 1 Korintus 15 Paulus berkata: “Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus … Manusia pertama, Adam … Adam yang akhir” (ayat 22 dan 45). Kontras tersebut hanyalah kontras dari dua urutan penciptaan, yang pertama dan yang akhir. Manusia kedua dan Adam yang akhir. Berhati-hatilah selalu bagaimana saudara mengutip Kitab Suci! Manusia kedua, ya, tapi Adam yang akhir. Tidak ada lagi ras setelah Kristus! Finalitas di dalam kemanusiaan ada pada-Nya. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus,” kata Rasul, “ia adalah ciptaan baru” (2 Korintus 5:17). “Di dalam Kristus … ciptaan baru.”

Jadi kita kembali ke awal permulaan kita. Kita sedang dalam proses diubah menjadi serupa dengan Gambar-nya, dan itu semuanya tergantung pada urutan mana dari dua urutan ini, yang mendominasi di dalam diri kita masing-masing. Jemaat Korintus adalah orang-orang Kristen. Mereka adalah orang-orang percaya yang telah dilahirkan kembali dan disebut demikian, namun selama lima tahun di antara kunjungan pertama Rasul Paulus kepada mereka dan tinggal di antara mereka serta suratnya, telah terjadi kemerosotan dan kemunduran yang sedemikian rupanya di dalam kehidupan rohani mereka, dan mereka telah membuka pintunya dengan begitu luasnya kepada dunia ini sehingga, sebagai orang-orang Kristen, manusia duniawi mendominasi dan memegang kendali. Jadi, saudara mempunyai surat yang mengerikan ini tentang semua hal ini yang merupakan milik manusia duniawi, dan Paulus harus berkata: “Aku hanya dapat berbicara dengan kamu seperti manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus.” Mereka belum dewasa! Baiklah, tidak apa-apa untuk menjadi seorang bayi selagi masih bayi, tapi surat ini dituliskan setelah tujuh tahun. Paulus berada di sana bersama mereka selama dua tahun, dan kemudian ia menulis surat ini lima tahun setelah itu, jadi setelah tujuh tahun mereka seharusnya sudah mulai, setidaknya, untuk bertumbuh dari masa bayi!

Kita mungkin akan merasa aneh jika seorang anak berusia tujuh tahun masih bertindak seperti bayi, karena usia tujuh tahun adalah masa yang paling orisinal dalam hidup. Seorang anak berusia tujuh tahun adalah manusia paling orisinal dalam ciptaan. Saudara, para orang tua, mengetahui hal itu dengan cukup baik berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada saudara! Putri sulung saya, kira-kira seusia itu, setelah datang ke kebaktian dan mendengar pasal yang dibacakan tentang akhir dunia (seperti yang ada di dalam Versi Resmi), berkata ketika kami sampai di rumah: ‘Ayah, jika ada seorang laki-laki yang naik ke langit di dalam sebuah balon dan saat ia berada di atas sana, akhir dunia tiba, ketika ia turun, ia akan turun di atas apa?’ Ya, seorang anak berusia tujuh tahun bisa melontarkan beberapa masalah kepada saudara – tapi itu hanya sekedar omong-omong.

Pada saat saudara memasuki usia tujuh tahun di dalam kehidupan rohani, saudara seharusnya mulai keluar dari keadaan tidak bertanggung jawab itu dari masa bayi. Di sini Paulus berkata kepada jemaat di Korintus pada saat itu di dalam kehidupan rohani mereka: ‘Masih belum dewasa! Aku harus memberimu susu, bukan makanan keras, sebab kamu tidak sanggup menerimanya.’ Ya, itu adalah sebuah situasi yang buruk. Namun, ini adalah soal sisi mana dari riasan kita yang benar-benar berkuasa, sisi duniawi atau rohani, atau, dengan kata lain, apakah kita benar-benar sedang dalam proses diubah dan dijadikan serupa.

Ya, jawabannya akan tergantung sepenuhnya pada reaksi kita terhadap perlakuan Allah dengan kita sebagai anak. Di dalam surat kepada orang Ibrani dikatakan: “Hai, anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya … Allah memperlakukan kamu seperti anak” (Ibrani 12:5-7). Apakah reaksi kita seperti reaksi bangsa Israel di padang gurun, yang bersungut-sungut dan berkeluh kesah, lalai, dan terus menerus memberontak dan ingin keluar dari situ, sambil berkata: ‘Mari kita kembali!’, melupakan tirani Mesir? Mereka ingin kembali dari bawah tangan Dia yang berusaha membuat mereka, di dalam kesulitan dan kesengsaraan, menemukan hal-hal tentang diri-Nya sendiri dan apa yang dapat Ia lakukan.

Sekarang, untuk membawa itu sampai masa kini, saudara dan saya benar-benar berada di dalam sebuah sekolah, dan di dalam sebuah sekolah yang praktis di bawah tangan Allah, di mana kita perlu mengenal Kristus. “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia” – dan inilah titik fokus dari pengenalan itu: “dan kuasa kebangkitan-Nya.” Adakah yang bisa memberitahu saya bahwa mereka tidak perlu mengetahui hal itu? Kita berada di sini di bawah tangan Allah untuk mengetahui tentang kuasa kebangkitan-Nya, dan ini merupakan suatu hal yang luar biasa untuk mengetahui kuasa kebangkitan-Nya yang memelihara kita, memampukan kita, menyebabkan kita untuk menggantikan hal-hal yang membatasi dan menjadikan mustahil hidup dan pelayanan kita. Kita selalu menghadapi hal ini. Kita berada dalam pertempuran melawan kekuatan maut ini yang ingin memadamkan dan mengusir kita, dan Tuhan tidak menempatkan kita ke dalam situasi-situasi dan keadaan-keadaan di mana segala sesuatunya berjalan dengan mudah dan lurus. Ia melakukan hal yang sebaliknya untuk orang-orang Kristen. Ia menempatkan kita di tempat-tempat yang tidak dapat kita lalui, tidak dapat kita jalani, kecuali Tuhan yang Maha Kuasa memastikan kita melewatinya. Namun untuk itulah kita berada di sana – untuk menemukan Tuhan yang Maha Kuasa. “Kuasa kebangkitan-Nya.” Dan jika saudara berkata: ‘Baiklah, aku akan mengundurkan diri; aku akan berhenti; aku akan menemukan jalan yang lebih mudah dan sederhana dari ini!’ saudara mengambil diri saudara sendiri keluar dari dalam tangan Allah dan keluar dari dunia penemuan rohani tentang Yesus Kristus.

Hal ini sangat benar dan sangat praktis, namun kerohanian sangatlah praktis. Kita sedang diubah, dipindahkan dari satu urutan ke urutan yang lain, dari urutan Adam ke urutan Kristus, dari urutan duniawi ke urutan rohani, dan ini adalah jalan yang praktis. Namun ingatlah selalu hal ini: ada sebuah Gambar. Surat kepada orang Ibrani menyatakannya sebagai berikut: “Dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan” (Ibrani 12:2). Ingatlah bahwa Allah memiliki Pola-Nya, urutan-Nya, di dalam Anak-Nya, dan kita “semua mencerminkan kemuliaan Tuhan, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” Dan kita tidak boleh melihat pada hal-hal yang kelihatan, dan dekat, dan yang menekan hati nurani kita dan mencoba untuk membuat kita terobsesi dengan hal-hal itu sendiri, melainkan melihatlah kepada-Nya yang, melalui hal-hal yang begitu sangat nyata ini, berusaha untuk menghasilkan di dalam diri kita sesuatu yang lebih dari Kristus.

Tuhan bantulah kita untuk melihat dan menafsirkan jalan-jalan-Nya dengan kita!

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.