oleh T. Austin-Sparks
Ketika kita sampai pada pasal 54 dari nubuat Yesaya, kita memiliki apa yang dapat kita sebut sebagai contoh pasal tentang kebangkitan – sebuah contoh kondisi-kondisi yang akan Tuhan miliki sebagai yang mencirikan ‘Hari Baru’-Nya. Kita menemukan dalam pasal ini delapan ciri-ciri, atau karakteristik-karakteristik, dari Hari Baru; delapan, seperti yang saudara ketahui, adalah angka kebangkitan. Mari kita lihat pada pasal ini, dan mencatat mereka secara singkat dalam urutannya.
(1) Dalam ayat 1, kita melihat pergerakan dari kemandulan menuju kesuburan. “Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembiralah dengan sorak-sorai dan memekiklah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami, firman Tuhan.”
(2) Ayat 2 dan 3: dari kesempitan menjadi pembesaran. “Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi.” Betapa benarnya hal itu tentang kebangkitan Tuhan Yesus!
(3) Ayat 4 dan 5: dari rasa malu kepada kehormatan. “Janganlah takut, sebab engkau tidak akan mendapat malu, dan janganlah merasa malu, sebab engkau tidak akan tersipu-sipu. Sebab engkau akan melupakan malu keremajaanmu …”; dan seterusnya.
(4) Ayat 6 dan 7: dari ditinggalkan kepada persekutuan. “Sebab seperti isteri yang ditinggalkan dan yang bersusah hati Tuhan memanggil engkau kembali; masakan isteri dari masa muda akan tetap ditolak? Firman Allahmu. Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali.”
(5) Ayat 8 sampai 10: dari murka kepada belas kasihan. “Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau, firman Tuhan, Penebusmu.” Saudara lihat pandangan kembali ke Salib, di mana semua hal itu benar; tetapi sekarang adalah kebangkitan, dan mereka telah berlalu. Ini adalah perubahan yang perkasa dan luar biasa.
(6) Ayat 11 dan 12: dari penderitaan dan kehancuran, kepada penghiburan dan kemuliaan. “Hai yang tertindas, yang dilanggar angin badai, yang tidak dihiburkan! Sesungguhnya, Aku akan meletakkan alasmu dari batu hitam dan dasar-dasarmu dari batu nilam. Aku akan membuat kemuncak-kemuncak tembokmu dari batu delima, pintu-pintu gerbangmu dari batu manikam merah dan segenap tembok perbatasanmu dari batu permata.”
(7) Ayat 14 dan 15: dari penindasan kepada keamanan. “Engkau akan ditegakkan di atas kebenaran. Engkau akan jauh dari pemerasan, sebab engkau tidak usah lagi takut, dan engkau akan jauh dari kekejutan, sebab ia tidak akan mendekat kepadamu. Apabila orang menyerbu, itu bukanlah dari pada-Ku; siapa pun yang menyerbu engkau, ia akan rebah melawan engkau.”
(8) Ayat 16 dan 17: dari celaan kepada pembenaran. “Sesungguhnya, Akulah yang menciptakan tukang besi yang menghembus api dan menghasilkan senjata menurut kecakapannya, tetapi Akulah juga yang menciptakan pemusnah untuk merusakkannya. Setiap senjata yang ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil, dan setiap orang yang melontarkan tuduhan melawan engkau dalam pengadilan, akan engkau buktikan salah. Inilah yang menjadi bagian hamba-hamba Tuhan dan kebenaran yang mereka terima dari pada-Ku, demikianlah firman Tuhan.”
Bukankah ini contoh yang luar biasa dari kehidupan kebangkitan, kuasa dan kemuliaan? Seperti dalam hubungan lainnya, demikian juga dalam hal ini, kita membawanya dari sejarah Perjanjian Lama ke dalam Perjanjian Baru, tepat ke dalam dispensasi di mana kita hidup ini sendiri – Hari Kebangkitan. Betapa benarnya semua ini – dan memang benar – tentang Tuhan Yesus, di tempat pertama. Telah ada sisi negatifnya – semua kesempitan yang Ia bicarakan: “Betapa susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!” (Lukas 12:50); pelucutan, kemandulan dan kehancuran dari Salib; rasa malu dan aib; pengabaian, bahkan dari Bapa dan Allah-Nya sendiri – murka Allah itu sendiri beristirahat di pada-Nya; Ia menderita penderitaan, penindasan dan celaan. Semua hal itu benar, seperti yang kita lihat di pasal 53. Tapi sekarang seluruh pemandangannya telah berubah. Betapa banyak buah yang telah mengambil tempat kemandulan! Ya, ‘jagung gandum, jatuh ke tanah dan sekarat’, memang telah menghasilkan banyak buah – buah dari banyak bangsa-bangsa. Sungguh suatu sukacita besar bagi kita untuk mengetahui, dan dalam banyak kasus untuk mengetahui secara pribadi, sesuatu dari buah penderitaan-Nya, dalam ‘melihat keturunan-Nya.’ Dari kemandulan menuju kesuburan; dari kesempitan-Nya, yang Ia ngerang, ke dalam pembesaran besar yang telah datang kepada-Nya – dan betapa besarnya pembesaran itu! – dari rasa malu ke dalam kehormatan: banyak orang dan banyak orang sejak itu, dan banyak orang hari ini, di seluruh dunia, hanya menumpuk kehormatan kepada-Nya. Dan kita bisa melanjutkan.
Tetapi saudara juga dapat melihat betapa benarnya hal ini yang terjadi pada sekelompok kecil murid-murid itu. Saudara dapat mengatakan bahwa, pada saat Salib, hal-hal negatif dan gelap ini dalam arti tertentu benar tentang mereka. Ya, semuanya hilang, pohon-pohon ditelanjangi; itu memang kemandulan. Di dalam hati mereka, mereka berkata: ‘Untuk apa semuanya itu? Semuanya telah hilang; kita telah kehilangan segalanya.’ Tetapi lihatlah perubahannya dari Hari Pentakosta dan seterusnya. Dari kemandulan hingga berbuah – sekali lagi saudara melihat daftar karakteristik-karakteristik ini – dari kesempitan, sebagai sekelompok kecil, segelintir orang, terbataskan dalam beberapa mil di Yerusalem, di Yudea, di Palestina, sebuah negara kecil – hingga apa? “Suara mereka,” kata Paulus, “sampai ke seluruh dunia, … sampai ke ujung bumi” (Roma 10:18). Sungguh suatu pembesaran! Itu adalah pemanjangan tali, pemancangan kokoh-kokoh patok-patok dalam kebangkitan. Kesendirian mereka – kesepian mengerikan yang telah menimpa mereka ketika Ia, seperti yang mereka kira, sudah mati – telah memberi tempat bagi persekutuan yang luar biasa, yang sedang dibangun dalam hubungan dengan kumpulan rekan-rekan seiman yang terus berkembang. Semua hal ini terjadi: perubahan yang luar biasa ini benar bagi para murid.
Tapi apakah itu berhenti di situ? Tidak! Hal yang sama menjadi benar dalam setiap orang percaya baru; dan itu telah menjadi benar dari dulu sampai sekarang. Ini adalah hal-hal yang merupakan ciri-ciri kehidupan orang percaya sejati – kehidupan orang percaya! Jika saudara hidup di sisi lain Salib, atau bahkan jika saudara hidup di hari kematian-Nya, hanya hidup dengan Kristus yang mati, hal-hal ini tidak benar. Tetapi jika kita hidup, sebagaimana seharusnya sebagai orang percaya sejati, di atas dasar kebangkitan-Nya, maka semua hal ini adalah benar. Ini adalah hal yang sangat diberkati bagi kita untuk dapat mengatakan, tanpa ragu-ragu atau reservasi, bahwa Ia telah mengubah hidup kita dari kemandulan kepada kesuburan; dari kesempitan hingga pembesaran; dari rasa malu kepada kehormatan; dari pengabaian dan kesendirian kepada persekutuan; dan seterusnya. Ini adalah warisan dari setiap orang percaya sejati.
Di dalam kebangkitan Tuhan Yesus, ada nada yang luar biasa dipukul dan dibunyikan – sebuah kehidupan baru, sebuah harapan baru, sebuah jaminan baru! Kita melihatnya dengan jelas dalam Perjanjian Baru. Ini patut dicatat efek luar biasa yang ditimbulkan oleh penampakkan-Nya pada orang-orang yang bersangkutan. Sejauh mana yang dapat kita lihat, ada sekitar sepuluh penampakkan Tuhan setelah kebangkitan-Nya. Lima di antaranya terjadi dalam satu hari, antara matahari terbit dan mungkin sedikit setelah matahari terbenam; lima yang lainnya tersebar selama satu periode, di tempat yang berbeda. Tetapi ini adalah yang paling mengesankan, yang paling instruktif, untuk melihat perubahan luar biasa yang terjadi pada orang-orang, dan di atas seluruh situasinya, antara waktu sebelum Ia muncul, dan saat Ia menghilang. Mari kita lihat beberapa dari penampakkan itu.
Yang pertama, tidak diragukan lagi, adalah bersama Maria Magdalena, yang datang pagi-pagi ke kubur, dengan rempah-rempah, untuk mengurapi tubuh-Nya (Markus 16:9; Yohanes 20:1-18). Betapa seorang yang miskin, sedih, kesepian, kosong dia itu pada pagi hari itu! Sungguh suatu catatan yang menyedihkan ketika ia melihat Dia tanpa mengenali-Nya, dan menganggap Dia sebagai penunggu taman: ‘Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia’. Yesus hanya menyebut namanya – “Maria” – dan seluruh situasinya berubah, berubah rupa! Ia bergegas dari kubur – bergegas pergi untuk memberi tahu para murid. Tampaknya juga ada perempuan lain di dekatnya, dan bahwa, ketika mereka pergi, dia dan mereka, untuk memberi tahu para murid, Yesus menemui mereka di jalan – pemandangan dan pengalaman yang mengubahkan yang lain (Matius 28:8-10; Markus 16:10, 11).
Dan kemudian, kita diberitahu, Ia menampakkan Diri kepada Simon Petrus (Lukas 24:34; 1 Korintus 15:5). Tidak perlu banyak imajinasi untuk menggambarkan seperti apa Simon itu ketika Yesus menampakkan Diri kepadanya. Ia bukanlah tipe seorang laki-laki yang sangat bahagia! Jika pernah ada seorang manusia yang merasa kehilangan – kehilangan segalanya, ditelanjangi, telanjang, sendirian, ditinggalkan, dan seluruhnya putus asa – pastilah itu adalah Simon Petrus. Dan kemudian Yesus menampakkan Diri kepadanya – memberinya wawancara pribadi! Ah! itu mengubah seluruh situasinya, sepenuhnya mengubah seluruh pandangannya bagi Simon.
Kemudian ada dua murid dalam perjalanan mereka ke Emaus (Lukas 24:13-35; Markus 16:12, 13). Betapa sedih, muram, dan sunyinya mereka! Saat mereka berjalan sejauh tiga mil itu, pastilah itu terasa seperti tiga mil terpanjang yang pernah dilalui dua orang! Tapi kemudian Yesus muncul … Mata mereka terbuka, mereka melihat … Ia pergi … dan tiga mil kembali itu adalah tiga mil terpendek yang pernah dijalankan manusia! Saya tidak tahu apa waktu mereka untuk perjalanan itu! – tetapi saya cukup yakin mereka tidak sadar akan jarak tiga mil itu. Jarak dan waktu kehilangan semua maknanya saat mereka berlari kembali, dengan langkah kaki cepat, ke Yerusalem, untuk memberitahu yang lainnya. Dan ketika mereka masuk, sebelum mereka bisa mengeluarkan apa pun tentang apa yang telah terjadi pada mereka, mereka bertemu dengan ini dari murid-murid yang lainnya: “Sesungguhnya Tuhan telah bangkit, dan telah menampakkan diri kepada Simon!” Mereka adalah manusia yang berubah, dan itu adalah pemandangan yang berubah di Yerusalem ke dalam apa mereka datang.
Dan Ia menampakkan diri kepada para rasul itu sendiri, dan kepada Yakobus, dan kepada “lebih dari lima ratus saudara sekaligus” (1 Korintus 15:6, 7). Penampakkan-Nya – yaitu, kedatangan-Nya dalam kebangkitan – membawa perubahan yang luar biasa pada setiap kesempatan, dalam setiap situasi. Ini mewakili pemenuhan yang sangat nyata dari Yesaya 54 – Yesaya 54 adalah kebangkitan!
Sekarang, pertanyaan besar yang muncul bagi kita adalah: Apakah kita punya dasar untuk percaya bahwa ini bisa menjadi pengalaman terkini kita sendiri? Dan saya ingin mengatakan bahwa Perjanjian Baru memberi kita dengan dasar yang sangat kokoh untuk hal itu. Kita menemukan sangat banyak, dalam pengalaman laki-laki dan perempuan setelah Tuhan telah pergi ke kemuliaan, yang memiliki efek ini. Saya hanya perlu mengarahkan saudara ke kitab Kisah Para Rasul, dan mengingatkan saudara tentang orang Etiopia itu dalam perjalanan pulang, kecewa dan terpencil, sedih dan bingung. Tentunya kita dapat mengatakan bahwa, melalui hamba-Nya Filipus dan melalui firman Yesaya 53, Tuhan yang Bangkit bertemu dengan orang itu. Seluruh pemandangannya berubah. Hal terakhir yang kita dengar tentang dia adalah: “ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita” (Kisah Para Rasul 8:39). Inilah kehidupan yang diubah rupa, situasi yang diubah rupa, sebab seseorang telah berhubungan dengan Tuhan yang Bangkit. Peristiwa itu adalah tipikal dari transformasi luar biasa yang terjadi ketika Roh Tuhan menyentuh orang-orang, datang ke dalam hidup mereka, datang ke tengah-tengah mereka. Kadang-kadang mereka bertemu dalam banyak kebingungan dan penindasan, dalam banyak kesusahan dan penderitaan dengan ancaman dari para penguasa, dan mereka pergi sebagai orang yang berubah, penuh sukacita, penuh dengan keyakinan.
Apakah dispensasi telah berubah sejak zaman Kisah Para Rasul? Kitab itu tidak pernah memiliki sebuah kesimpulan; kitab itu hanya saja putus. Roh Kudus tidak pernah bermaksud Lukas untuk menulis akhir ceritanya, sebab itu harus terus berlanjut dan terus dan terus sampai akhir dispensasi. Apa yang benar pada waktu itu akan menjadi benar dalam pengalaman kita sekarang. Ya, kita memiliki banyak dasar dan bukti untuk ini. Tapi kemudian, saudara berkata, ‘Atas dasar apa pengalaman ini bisa menjadi milik-ku?’ Jika Kitab Suci memberikan apa yang membenarkan suatu harapan bahwa itu harus benar dalam kasus kita, jika kita benar-benar memilikinya di dalam Firman bahwa itu harus demikian dengan kita, maka muncul pertanyaannya, ‘Bagaimana ini bisa menjadi benar tentang diriku?’ Oleh karena itu, izinkan saya mencoba mengatakan, sesingkat mungkin, bagaimana hal itu bisa terjadi – bagaimana kita benar-benar dapat mengetahui hal ini.
Pertama, kita harus mengambil sikap paling positif di atas dasar itu yang telah disediakan Allah bagi kita melalui Salib Tuhan Yesus. Artinya, kita harus menerapkan semua nilai dari Yesaya 53, sebagaimana disediakan bagi kita. Yesaya 53 memberitahu kita semua yang telah dilakukan untuk kita. “Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya.” “Ia menanggung dosa banyak orang.” Seluruh keadaan dan kondisi kita, di bawah penghukuman dan penghakiman, ditanggungkan kepada-Nya oleh Allah sendiri. ‘Ia, Ia menyerahkan diri-Nya sebagai korban penebus salah.’ Itu ada di sisi Ilahi. Jika saudara dan saya masih berlama-lama di atas dasar pertanyaan atau keraguan tentang apakah Tuhan Yesus telah melakukan itu, bagi kita, sebagai laki-laki dan perempuan, untuk dosa-dosa kita, di masa lalu, sekarang dan di masa depan, tidak ada harapan untuk pengalaman kebangkitan yang mengubah ini! Jika saudara masih merawat penghukuman, masih membuka hati atau pikiran saudara kepada tuduhan, saudara, pada dasarnya, menyangkal pekerjaan Tuhan Yesus di kayu Salib, dan Allah tidak dapat menunjukkan kepada saudara tangan-Nya yang perkasa.
“Kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?” Tidak pernah kepada laki-laki atau perempuan yang mempertanyakan pekerjaan Tuhan Yesus di kayu Salib-Nya! Tidak pernah! Saudara harus segera pergi dari dasar itu dalam segala cara. Jika saudara begitu suka ragu-ragu dan bertanya-tanya, jika saudara begitu gigih berpegang pada penghukuman, tidak bisakah saudara berayun ke arah yang berlawanan, letakkan semua kapasitas untuk meragukan dan tidak percaya itu ke sebaliknya, dan katakan tentang penghukuman saudara: ‘Aku tidak percaya itu! Yesaya 53 mengatakan bahwa Ia mengambil semua itu untuk-ku: maka aku pastinya tidak percaya, aku tidak akan percaya – Salib Tuhan Yesus melarang-ku untuk percaya – bahwa ada penghukuman.’ Ya, letakkan kapasitas saudara yang kuat dan perkasa dari ketidak-percayaan kepada yang sebaliknya – biarkan itu diubah! Letakkan itu di atas semua pekerjaan roh-roh yang menuduh, hati nurani yang menuduh dan hati yang menuduh. Temui semuanya dalam sebaliknya!
Tidak, kita tidak akan pernah tahu transformasi dan transfigurasi kehidupan yang hebat dan banyak sisi ini, sampai kita secara positif mengambil pendirian kita di atas nilai-nilai yang kita lihat dijaminkan bagi kita dalam Yesaya 53. Kita akan sekali lagi, dan dalam kesederhanaan seorang pemula, harus duduk dengan pasal itu, dan, seperti yang telah sering dikatakan, memasukkan nama kita sendiri ke dalam sana: ‘Dia tertikam oleh karena pemberontakan-ku; Dia diremukkan oleh karena kejahatan-ku; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagiku ditimpakan kepadanya; dan oleh bilur-bilurnya aku menjadi sembuh.’ Kita tidak akan pernah mengalami kemuliaan kebangkitan sampai kita menancapkan kaki kita dengan kokoh di atas dasar itu. Saudara lihat, ini adalah diri kita sendirilah yang membentuk dasar kematian: ini ada di dalam kita – ini bukan di dalam Kristus; oleh karena itu kita harus menyangkal dasar kita sendiri. Kita harus mengatakan, ketika Penuduh akan mengingatkan semua dosa kita: ‘Ya, aku mengenalnya dengan baik, dan ribuan lainnya; tapi … ada Seseorang yang mati menggantikanku.’ Iman harus menghargai Allah dan Kristus dengan makna penuh dari Salib.
Selanjutnya, kita harus selalu mengambil sikap positif terhadap “kuasa kebangkitan-Nya” (Filipi 3:10) – sikap iman di dalam ‘Allah yang membangkitkan orang mati’ (2 Korintus 1:9). Kita harus benar-benar memperhitungkan pada ‘tambahan’ itu, dan dan ‘yang lain’ itu, yang diwakili oleh kuasa kebangkitan-Nya. Itu semuanya benar – bahwa ini adalah ini dan itu adalah itu, dan segala sesuatunya sebagaimana adanya; itu semuanya benar. Kita tidak sedang memasang penutup mata, mencoba untuk membuat percaya bahwa kita tidak seburuk yang kita kira itu, atau hal-hal tidak seburuk yang kita kira itu: kita tahu bahwa mereka seburuk-buruknya yang mereka bisa, di dalam dan di luar. Tapi … ada sesuatu yang lebih dari itu – faktor yang sama sekali transenden: dan itu adalah, kuasa kebangkitan-Nya. Kita harus mengambil sikap yang sangat positif setiap saat ke arah itu.
Ini berarti, dalam istilah praktis, penarikan yang pasti atas kehidupan-Nya yang telah bangkit. Tetapi itu tidak berarti bahwa kita dengan demikian berhak untuk melanggar hukum-hukum Allah. Misalnya, jika saudara berbicara di tiga atau empat atau lima pertemuan sehari, untuk selama sekitar sebelas minggu, tanpa istirahat satu hari pun, saudara melanggar hukum Allah, dan Allah tidak akan melindungi saudara. Itulah yang saya ketahui akan terjadi. Berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk mempelajari pelajaran ini – terkadang seumur hidup! Kita ditarik keluar oleh kebutuhan dan daya tarik dan seterusnya. Saya percaya Tuhan sangat simpatik, tetapi, bagaimanapun juga, Ia tidak mengesampingkan hukum-hukum-Nya. Jadi saya harus mengatakan, bahwa, sambil menghindari melanggar hukum Ilahi, hukum alam, hukum tubuh kita (dan saudara tidak akan pernah bisa berbicara tentang hukum alam tanpa berartikan Allah, sebab hukum alam adalah sebuah ekspresi Allah, dan Allah sendiri adalah Hukum Alam Tertinggi: itu bukanlah Panteisme, tetapi itu berarti bahwa hukum alam membawa saudara langsung berhubungan dengan Allah) – saya katakan, sementara tidak melanggar Allah dalam hukum-Nya, di dalam tubuh dan seterusnya, kita harus dengan sengaja setiap saat menarik dari kehidupan kebangkitan-Nya. Kita harus melakukannya; kita harus memegang erat-erat, dapat dikatakan, pada kehidupan Tuhan yang telah bangkit, dan menarik darinya; membuatnya menjadi hal yang sangat praktis.
Ketika saya masih kecil, saya ingat ibu saya memberi tahu saya sesuatu yang masih tetap bersama saya sampai pada hari ini. Ia sedang menjelaskan kepada saya tentang kematian kakek saya, seorang laki-laki tua berusia delapan puluh empat tahun. Ia sedang duduk di samping tempat tidurnya, memegang tangannya, saat ia dengan perlahan, dengan sangat perlahan meninggal. Ia adalah seorang laki-laki yang sangat kuat, secara fisik, dan inilah yang ia katakan kepada saya. ‘Ia memegang tangan-ku’, katanya, ‘dalam genggaman yang luar biasa: aku berdoa untuknya, tetapi ia perlahan-lahan menghilang: tetapi aku merasa seolah-olah ia menarik kehidupan dari-ku; aku merasa vitalitas-ku sendiri melemah; ia menarik sesuatu dariku, untuk mempertahankan hidup: dan akhirnya aku tidak tahan lagi – aku hanya harus merenggut tanganku dari tangannya; dan ketika aku melakukannya, ia pergi.’
Yah, saya tidak tahu berapa banyak kebenaran ilmiah yang ada di dalam itu; tetapi bagi saya itu adalah sebuah ilustrasi. Kita benar-benar harus menarik dari vitalitas Tuhan kita. Ini adalah sebuah sikap, pegangan iman: kita harus ‘merebut hidup’, sebagaimana yang dikatakan Paulus kepada Timotius (1 Timotius 6:12). Ini harus menjadi sesuatu yang kita lakukan.
Saya khawatir kita terlalu tidak pasti dalam hal hubungan kita dengan Tuhan kita yang Bangkit ini. Kita percaya pada kebangkitan; kita percaya pada kehidupan kebangkitan; dan kita percaya bahwa ini adalah untuk kita: tetapi kita tidak cukup pasti tentang hal itu. Kita pertama-tama harus bertanya pada diri kita sendiri: ‘Apakah aku membutuhkan kehidupan kebangkitan? Apakah aku membutuhkan kuasa kebangkitan-Nya?’ Tentu saja, jika saudara tidak merasa perlu, saudara tidak akan pasti tentang hal itu, tetapi jika, dengan cara apa pun, saudara benar-benar merasakan kebutuhan saudara akan kuasa kebangkitan-Nya, bahwa Tangan Kekuasaan Tuhan harus dinyatakan kepada saudara dengan cara demikian, maka tanyakan pada diri saudara sendiri pertanyaan lebih lanjut: ‘Apakah ada Kitab Suci, pernyataan apa pun dalam Firman Allah, yang membenarkan aku untuk percaya bahwa hidup itu adalah untuk-ku?’ Kemudian, jika saudara percaya bahwa jawabannya adalah afirmatif, katakan pada diri saudara sendiri: ‘Biarkan aku kembali kepada Firman, dan cari tahu apa yang dikatakannya tentang ini; biarkan aku mengumpulkan, mencari, semua yang Firman Allah katakan tentang perkara kehidupan kebangkitan ini – untuk-ku!’
Lakukanlah sebagai sebuah latihan, bukan hanya memilih teks secara acak; dapatkanlah dasar yang kuat dari Kitab Suci di bawah kaki saudara. “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu” (Roma 8:11). Itu ada di dalam Alkitab! “Senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami” (2 Korintus 4:10, 11). Itu adalah Kitab Suci! Kumpulkanlah dengan cara ini semua yang dapat saudara temukan, bawalah kepada Tuhan, dan berkata: ‘Tuhan, Firman-Mu dengan jelas mengatakan …’ (dan di sini saudara dapat mengutip Kitab Suci kepada-Nya, jika saudara berkenan: ini adalah hal yang sangat sehat untuk mengingatkan Tuhan akan Firman-Nya). ‘Sekarang, Tuhan, Engkau telah mengatakan bahwa kuasa kebangkitan harus diketahui di dalam umat-Mu, di dalam orang-orang percaya, sebagai pengalaman masa kini: inilah Firman-Mu tentang hal itu.’ Bawalah itu kepada Tuhan; sajikanlah kepada-Nya, semua yang dapat saudara temukan; jadilah sangat tegas dalam hal ini. Kita mungkin melihat hal-hal yang luar biasa, hal-hal yang indah, memiliki kesaksian yang jauh lebih besar tentang kehidupan kebangkitan, jika saja kita mau lebih pasti tentangnya. Ini tidak hanya akan ‘terjadi’; ini tidak akan kasual. Bermalas-malasan apa pun tentang hal ini tidak akan membuat kita datang masuk ke dalam kebaikan darinya. Kita harus positif; kita harus pasti; kita harus membuat ini menjadi perkara yang sangat nyata.
Sebab ini bukan hanya pribadi, untuk kebaikan pribadi kita; seluruh kesaksian dari Tuhan kita yang Bangkit terikat dengan ini. Tentu saja, ada, puji Allah, penerapan pribadinya, dan ini mungkin rohani – sebab kita semua, pastinya, secara individu, terus-menerus membutuhkan aksesi baru kehidupan secara rohani – atau ini mungkin fisik. Terpujilah Allah, bahwa kita dapat mengambil hidup untuk tubuh kita! Kita mungkin tahu kehidupan kebangkitan membawa kita melalui situasi yang tidak mungkin, secara fisik. Atau mungkin kita membutuhkan aksesi baru kehidupan, ‘penyataan Tangan-Nya’, dalam pelayanan kita: sebab semua pelayanan, jika ingin menjadi pelayanan rohani yang sejati, harus digenapi dalam kuasa kebangkitan-Nya.
Tetapi kemudian, meluas melampaui kebutuhan pribadi, individu, ini mungkin berlaku untuk sekelompok umat Tuhan di mana kita menjadi bagiannya, atau di mana kita mungkin memiliki beberapa tanggung jawab. Hal-hal sedang turun ke dalam kematian, kesempitan dan ketidakhormatan; situasinya tidak memuliakan Tuhan; dan kita sangat terbebani dengan kebutuhannya – Oh, semoga Tangan Kekuasaan Tuhan dapat dinyatakan! Oh, bahwa kuasa kebangkitan dapat diwujudkan! Apa yang akan saudara lakukan? Nah, itu membutuhkan latihan yang sama. Kebangkitan Tuhan Yesus ini adalah untuk setiap aspek kehidupan orang percaya dan Jemaat.
Tapi … itu tidak terjadi begitu saja. Saya katakan sekali lagi: kita harus mengambil sikap yang sangat pasti dan positif terhadap perkara ini. Jika kita mau, dan jika kita melakukannya, ada orang-orang yang dapat bersaksi, dari sejarah yang panjang, bahwa ini benar-benar berhasil – bahwa keajaiban rezeki dan pemberdayaan dan persediaan yang berulang-ulang, dari membangkitkan dan melanjutkan, akan menghasilkan berulang kali, dari pegangan yang pasti akan fakta bahwa Kristus telah bangkit bagi kita. Ia mati untuk kita – Ia bangkit untuk kita. Ia mati menggantikan kita – Ia hidup menggantikan kita. Ia adalah Yang Hidup!
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.