oleh T. Austin-Sparks
Bab 5 – Hukum Roh Menang Atas Hukum Alam
Bacaan: 1 Samuel 6:1-21.
Di dalam bab sebelumnya, kita berbicara tentang bagaimana Tuhan hanya terkait dengan apa yang adalah dari Kristus. Tabut adalah sejenis Tuhan Yesus, dan ini sangatlah jelas bahwa Allah menghubungkan diri-Nya sendiri dengan tabut itu. Pasal 5 dan 6 dari kitab ini menunjukkan bagaimana Tuhan menetap pada apa yang adalah dari Kristus, tidak peduli apa pun kondisinya. Kondisi di Israel secara rohani sangatlah buruk; kondisi di antara orang-orang Filistin sangatlah jahat; namun kita melihat bahwa Tuhan cemburu atas apa yang adalah dari Anak-Nya. Meskipun kondisi di sekitarnya mungkin sangat bertentangan dengan pikiran-Nya, Tuhan masih cemburu dengan pemikiran-pemikiran-Nya yang berpusat di, dan terikat dengan, Tuhan Yesus. Semua kondisinya bertentangan dengan pemikiran Allah, tetapi di sini, kecemburuan Ilahi itu untuk apa yang berbicara tentang Kristus muncul dengan kuat dan jelas, menunjukkan dengna sangat tegas bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan apa yang adalah dari Anak-Nya; Tuhan tidak pernah menyerah akan pikiran-Nya dalam Kristus.
Sekarang, bahkan ketika ini adalah kasus tabut yang jatuh ke dalam tangan yang salah dan ke dalam posisi yang salah, Tuhan masih dengan sangat cemburunya berdiri pada esensi Kristus. Kereta yang dibuat oleh orang-orang Filistin ini, seperti yang kita ketahui dari kitab kedua Samuel dan sekali lagi pasal keenam, adalah sesuatu yang tidak diterima oleh Allah sebagai cara untuk meningkatkan kepentingan-Nya dan pikiran-Nya dalam Kristus.
Batu besar dalam 1 Samuel 6 agak menarik. Ini disebutkan empat kali, dan pada kesempatan keempat dikatakan, “batu besar, yang diatasnya diletakkan mereka tabut Tuhan, di ladang Yosua, orang Bet-Semes itu, adalah saksi sampai hari ini” (ayat 18). Jelas-jelas bahwa sejarah ini dituliskan beberapa waktu setelah peristiwa itu dicatat, dan “sampai hari ini” akan menunjukkan stabilitas dari apa yang dilambangkan oleh batu itu, dan saudara tahu bahwa di dalam Kitab Suci, sebuah batu hampir selalu melambangkan kesaksian tentang sesuatu. Ketika mereka mendirikan batu besar, itu adalah sebuah peringatan, sebuah kesaksian, kadang-kadang sebuah perjanjian. Di sini dikatakan bahwa kesaksian Tuhan ada di dalam tabut, dan tabut itu dibawa kepada batu besar. Yaitu, bahwa ini didirikan; ada sesuatu yang didirikan di sini, sebuah batu besar yang didirikan.
Kita tahu tentang batu-batu besar di Britania Raya, batu-batu besar Stonehenge dan tempat-tempat semacam itu, yang memiliki sejarah berabad-abad. Di sana mereka berdiri, tidak berubah, tidak tergerak. Dan di dalam Alkitab, sebuah batu besar berbicara tentang kesaksian yang didirikan. Kesaksian Yesus diwakili oleh tabut, dan datang kepada batu besar tampaknya menyarankan pendirian kesaksian Yesus. Di situlah Allah berada; Ia akan melakukannya, Ia akan mendapatkan kesaksian-Nya didirikan, dipelihara. Ini tidak akan gagal; ini akan menetap, tetapi Ia menghakimi segala sesuatu yang bertentangan dengannya.
Kereta itu adalah sebuah kontradiksi. Ketika Daud berusaha untuk mengangkat tabut, ia membuat kereta baru. Ia mendapatkan idenya dari orang-orang Filistin, dan kereta itu adalah kesempatan untuk penghakiman yang sangat keras dari Allah, seperti yang saudara ketahui, ketika Uza dibunuh di hadapan Tuhan. Ini adalah sesuatu yang terkait dengan kesaksian Tuhan yang bertentangan dengan kesaksian itu, dan tidak dapat diterima oleh Tuhan. Itu adalah sebuah ide yang asing, unsur yang asing.
Di dalam tabut ada tongkat Harun yang bertunas, dan saudara ingat kisah tongkat itu. Ketika Allah memilih seorang imam besar atas umat-Nya, Ia memerintahkan sebegitu banyak tongkat untuk dibawa dan diletakkan di Kemah Suci, dan tongkat yang hidup, bertunas, dan berbuah, adalah seorang yang pemiliknya adalah imam besar yang dipilih Allah. Tongkat Harunlah yang bertunas, menunjukkan bahwa Harun-lah yang dipilih oleh Allah untuk pelayanan imam besar. Tongkat itu diletakkan di dalam tabut, sehingga di dalam tabut ada lambang pelayanan imamat yang dipilih Allah. Tabut mewujudkan itu. Ini mudah untuk meneruskan itu kepada Kristus, dengan tabut sebagai sebuah tipe Kristus. Kita tahu bahwa Ia adalah Imam Besar yang dipilih dan diangkat oleh Allah, “mempunyai seorang Imam Besar” (Ibrani 10:21).
Ketika kita datang kepada Daud yang membuat kereta baru untuk mengangkat tabut dan Allah membunuh Uza dan seluruhnya tertahan, saudara menemukan masalahnya adalah bahwa Tuhan mengembalikan Daud kepada pikiran-Nya tentang memajukan kesaksian-Nya. Ia berkata “Janganlah ada yang mengangkat tabut Allah selain dari orang Lewi” (1 Tawarikh 15:2), bukan sebuah kereta. Ini adalah imamat yang hidup yang membawa kesaksian. Ini adalah melalui pelayanan imamat-lah bahwa pemikiran Allah dimajukan dan diteruskan. Kereta ini adalah sebuah kontradiksi. Bukannya pelayanan yang hidup, rohani dan imamat, kereta ini adalah sesuatu yang mekanis, sesuatu yang diciptakan, sesuatu yang dibuat oleh manusia. Kereta ini telah datang dari pikiran manusia. Ini adalah pemikiran manusia tentang bagaimana kepentingan Allah harus diteruskan, bukannya pemikiran Allah. Kita tidak perlu merenungkan sifat pelayanan imamat, tetapi marilah kita perhatikan bahwa pemikiran Allah tentang membawa kesaksian-Nya maju ke pendirian terakhirnya adalah melalui orang-orang rohani, dan bukan melalui mesin dan organisasi, alat-alat, penemuan-penemuan dan gagasan-gagasan manusia. Dapatkan hal-hal itu tercampur aduk, dan saudara menemukan bahwa sementara Tuhan tetap setia pada kesaksian-Nya, Ia menentang gagasan-gagasan asing itu.
Seluruh objek kita dalam meditasi ini adalah untuk memperhatikan sifat dan dasar dari kemajuan rohani. Di sini kemajuan kepentingan Tuhan di antara umat-Nya menuntut bahwa umat Tuhan sempurnanya selaras dengan pemikiran Allah tentang Anak-Nya, dan pikiran Allah adalah bahwa akan ada laki-laki dan perempuan yang adalah orang-orang rohani, bukan hanya bagian dari suatu organisasi, sebuah sistem, alat buatan manusia untuk menjalankan agama Kristen. Betapa banyaknya hal itu pada hari ini, untuk menjadikan Kekristenan ‘sukses’, untuk membuatnya didirikan dengan segala cara yang dapat dibayangkan oleh manusia! Pikiran tentang apa yang akan dilakukan manusia dalam menciptakan, membuat, memproyeksikan, mengorganisasikan – semua penemuan-penemuan manusia untuk meningkatkan kepentingan Allah, pekerjaan Allah dimajukan. Allah ada bersama Anak-Nya, dan Ia hanya bersama orang-orang sejauh mana mereka sempurnanya selaras dengan pikiran Ilahi; yaitu, sejauh mana mereka adalah orang-orang rohani, menurut Kristus.
Jadi di sini kita menemukan bahwa ada masalah di mana-mana ketika tabut kesaksian sedang dikembangkan dengan cara lain selain metode Allah sendiri tentang umat yang berpikiran-rohani, yang pikirannya sesuai dengan pemikiran Allah tentang Kristus. Hal ini muncul dengan sangat jelas dalam kasus Daud di kitab kedua. Cobalah untuk memajukan kepentingan Tuhan dengan cara lain apa pun selain kehidupan rohani yang nyata, yang merupakan ekspresi Kristus, dan cepat atau lambat hal itu terhenti atau hal itu berjalan dengan sangat lambat. Hal itu mulai menunjukkan tanda-tanda penangkapan dan kesulitan, dan saudara harus melakukan sesuatu yang lebih untuk membuatnya berjalan, dan masih lebih banyak lagi. Setiap sedikit kemajuan kecil adalah hasil dari upaya manusia yang luar biasa, sedangkan Roh Kudus, ketika Ia memiliki umat sesuai dengan pemikiran Allah, hanya terus menjalankan hal-hal dengan luar biasanya. Hal itu berjalan terus meskipun ada pertentangan. Ada banyak unsur-unsur yang bertentangan pada hari para rasul. Ada unsur-unsur duniawi, unsur-unsur Filistin, tetapi para rasul bersatu dengan pikiran Allah, dan demikianlah kesaksian berlanjut, ada kemajuan. Allah memastikan bahwa, memiliki umat yang sepenuhnya bersatu dengan pikiran-Nya tentang Kristus, kesaksian berjalan dengan luar biasa melawan semua pertentangan.
Jika saudara menginginkan sebuah ilustrasi tentang apa artinya itu, saudara memilikinya di dua ekor lembu yang menyusui ini. Saudara tentu akrab dengan gagasan yang terikat dengan dua ekor lembu yang menyusui ini. Di sana mereka berada bersama anak-anak mereka. Pernahkan saudara mencoba mengambil anak lembu dari induknya? Saudara tahu betul bahwa saudara bekerja bertentangan dengan alam, dan ketika saudara bekerja bertentangan dengan alam, saudara menghadapi beberapa kekuatan yang sangat kuat. Mereka mengambil anak-anak lembu itu dari induk mereka dan mengikat mereka, dan kemudian dipasangnya lembu-lembu yang menyusui ini pada kereta, dan memalingkan kepala mereka ke arah yang berlawanan dari tempat anak-anak mereka berada, dan tidak dikatakan apa-apa tentang membuat lembu-lembu itu bergerak, mereka hanya langsung mengikuti jalan, dikatakan, melalui satu jalan raya “sambil menguak”, yang berarti bahwa mereka secara alami merindukan anak-anak lembu itu, tetapi mereka berjalan benar-benar bertentangan dengan naluri dan kodrat diri mereka sendiri. Mereka melanjutkan, bertentangan dengan alam; sadar akan tarikan alam, tetapi berjalan menentangnya.
Ini adalah ilustrasi yang luar biasa dari hal ini, bahwa Allah sangat memperhatikan kepentingan Anak-Nya sehingga Ia dapat menyebabkan hal itu terjadi di dalam diri kita. Mari kita tempatkan diri kita pada tingkat hewan, jika saudara mau. Pada tingkat itu secara alami, hanya sebagai manusia alami, seluruh gravitasi dan naluri kita akan terletak pada arah tertentu. Kita hendaknya menginginkan itu, mencari itu, mengejar itu, namun, ketika ini adalah masalah kepentingan Tuhan, Tuhan dapat sedemikian rupanya bekerja di dalam kita sehingga kita hanya pergi sebaliknya dari kodrat kita sendiri. Ketika ini adalah masalah Tuhan yang memperhatikan kepentingan Anak-Nya di dalam kehidupan kita, yang rohani menguasai yang alami. Kita menemukan bahwa kita memiliki daya tarik lain yang bertentangan dengan semua naluri alami kita. Itu adalah prinsip kemajuan dan pertumbuhan kehidupan Tuhan di dalam kita. Ini adalah bahwa sesuatu terjadi melalui perbuatan Allah, kuasa yang bekerja di dalam kita yang setiap saat membuat kita melakukan apa yang secara alami tidak akan kita lakukan, berjalan ke arah di mana secara alami kita tidak akan pergi, memilih apa yang secara alami kita tidak akan kita pilih, menghendaki apa yang secara alami tidak akan kita kehendaki. Itu adalah fakta dasar yang sangat sederhana dari kehidupan baru. Kita semua tahu bahwa walaupun secara alami hidup kita akan bergerak ke arah tertentu, mengejar kepentingan tertentu, karena Tuhan telah membeli kita, kita menemukan bahwa, sementara kita sadar akan tarikan alami, sementara kita tidak sama sekali tidak menyadari apa yang kita inginkan, apa yang akan kita pilih jika kita turun kepada tingkat itu, namun ada hukum yang lebih besar yang bekerja di dalam diri kita yang membuat kita bergerak berlawanan dengan diri kita sendiri, seperti lembu yang menyusui ini. Dan itu adalah dasar dari kemajuan. Tuhan, dengan cara itu, akan membawa kesaksian-Nya kepada tempatnya.
Para peramal ini mengetahui bahwa tabut itu adalah milik suatu tempat tertentu, dan mereka mengirimkannya kepada tempatnya, dan semuanya membuktikan bahwa itulah tempat untuknya. Hukum Roh kehidupan di dalam Kristus bekerja di dalam kita untuk membawa kepentingan Allah di dalam hidup kita ke tempat yang di-inginkan Allah dan yang ditunjuk-Nya, ke tempat di mana Kristus berada. Di mana Kristus berada dalam pikiran kita, dalam keinginan kita, dalam pilihan kita – kepada pikiran alami kita sendiri atau pikiran Tuhan? Itu adalah masalah yang muncul setiap hari. Di mana letak kepentingan Tuhan? Nah, apakah aku memiliki kekuatan yang lebih kuat yang bekerja di dalam diri-ku untuk memastikan bahwa tempat di mana kepentingan Tuhan dicapai dan dilayani paling banyak adalah tempat-ku, atau apakah itu tempat di mana aku ingin berada, tempat yang aku pilih dan yang aku sukai? Ini adalah dua hukum yang berlaku. Di sini hukum Roh menguasai hukum alam, dan itu adalah rahasia pertumbuhan rohani, rahasia kemajuan. Ini semuanya adalah masalah kita yang datang masuk ke dalam harmoni dengan pemikiran Allah di dalam Kristus di mana tidak ada kontradiksi, tidak ada yang bertentangan dengan pikiran Allah, tidak ada ide asing, tidak ada prinsip kereta orang Filistin, tetapi sesuatu yang murninya dari Roh, menjadikan kita laki-laki dan perempuan rohani, selaras dengan Allah. Itulah jalan menuju pertumbuhan rohani dan kemajuan rohani.
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.