oleh T. Austin-Sparks
“Musa membubuh sedikit dari darah itu … pada ibu jari tangan kanan” (Imamat 8:24).
“Jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah itu” (Matius 5:30).
“Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku.” (Kisah Para Rasul 20:34).
“Kami melakukan pekerjaan tangan yang berat” (1 Korintus 4:12).
“Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri …” (Efesus 4:28).
Ada penerapan yang harfiah dan ada penerapan yang simbolis dari kata ini. Kita dapat dengan jelas melihat sisi harfiah-nya dari kata-kata Paulus kepada dirinya sendiri dan dalam apa yang ia katakan kepada jemaat di Korintus dan Efesus; dan ia berkata bahwa dalam hal ini, ia memberikan mereka sebuah contoh. Ini adalah sesuatu yang patut dicatat bahwa yang satu ini yang begitu sangat teliti-menyeluruh dalam berbagai penanganan-nya mengenai orang-orang percaya sebelum pertobatannya, yang menganiaya Jemaat dan melemparkan orang-orang percaya ke dalam penjara, sekarang terlihat menjadi seorang yang telah mendapatkan tangan-nya serta hatinya dikonversi, dan sedang menggunakan tangannya dengan sungguh-sungguh seluruhnya demi kebaikan Jemaat, atas nama umat Tuhan. Hal ini sungguh mengesankan bahwa hamba Allah ini yang, setelah Tuhan Yesus, pastinya adalah yang terbesar di dalam dispensasi, tidak biara dirinya dengan pengetahuannya, wahyu-nya, dan memisahkan dirinya dari hal-hal praktis kehidupan sehari-hari, tetapi pergi berlanjut, dan bahkan bekerja keras dengan tangannya dalam injil Tuhan Yesus.
Hal itu seharusnya menyampaikan pesannya sendiri ke dalam hati kita, menunjukkan dengan cukup jelas satu hal bahwa, jika laki-laki seperti itu melakukan hal semacam itu, ada martabat tentang tugas-tugas kasar kehidupan sehari-hari dengan apa tangan bersibuk. Semua bisa diangkat ke tingkat yang sangat tinggi dari pelayanan rohani yang sejati. Itu adalah hal yang sangat sederhana.
Sekarang, itu tentu saja merupakan tindakan yang pasti akan penahbisan. Sama seperti dengan Harun dan anak-anak-nya, tangan kanan itu pastinya dan dengan tepatnya disentuh dengan darah, menyiratkan bahwa apa yang diwakili oleh tangan sekarang ditahbiskan kepada Tuhan; yaitu, semua kegiatan kehidupan adalah untuk Tuhan dengan tindakan penahbisan yang pasti dan tepat; sehingga Paulus berkata “Serahkan anggota-anggota tubuhmu …”, “Persembahkan tubuhmu …” (Roma 6:19; 12:1). Ini adalah sesuatu yang dengan sengaja dilakukan – seluruh tubuh kita, yang diwakili oleh tangan kanan, ditempatkan pada dasar pelayanan kepada Tuhan secara jasmani, aktif, dan praktis. Hal ini patut diingat bahwa kata “menahbiskan” berarti untuk mengisi tangan dan tidak ada keraguan tentang hal itu bahwa tangan Paulus penuh; mereka adalah tangan yang ditahbiskan dalam pengertian itu; tangan itu penuh bagi Tuhan.
Sekarang, hal itu mengarah ke makna simbolis dari tangan dalam Firman Allah. Tangan adalah simbol dari orang tersebut. Seberapa seringnya kita dapat membedakan dan mengenali kepribadian tersembunyi oleh suatu gerakan tangan! Sangat sering seluruh kehidupan batiniah dikhianati dengan demikian. Saudara tahu apa yang sedang terjadi di dalam, apa yang sedang dirasakan dan dipikirkan, melalui sikap tangan. Kita tidak perlu mengikutinya secara dekat, tetapi hal ini cukup benar. Tangan adalah simbol dari batin seseorang. Dan dalam Kitab Suci, tangan selalu dianggap sebagai penanda apakah seseorang itu rajin atau sebaliknya. Kami berbicara tentang tangan yang bersedia, tetapi apa yang kami benar-benar maksudkan adalah bahwa tangan adalah perwujudan dari kesediaan batin. Tangan yang tidak bersedia mengungkapkan bahwa ada kekurangan dalam batin suatu ketekunan, kesediaan. Jenis tangan mengungkapkan keadaan dalam batin; ini adalah roh orang tersebut. Jadi ketika Tuhan berkata, “Jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah itu,” Ia tidak sedang berbicara secara harfiah sama sekali: ini adalah bahasa simbolis. Saudara tidak akan melakukan kebaikan moral apa pun bagi diri saudara sendiri dengan memenggal tangan saudara secara harfiah. Saudara tidak mengubah disposisi saudara. Penyebab sandungan adalah apa yang mendorong tangan saudara untuk bertindak, apa yang ada di balik tangan. Untuk memenggal tangan sesungguhnya berarti untuk datang ke belakang tangan dan menemukan penyebab tindakan itu, dan untuk menghadapi itu. Saudara dapat menelusuri Kitab Suci dan melihat berapa banyak hal ini ada di mana-mana, hal mengenai menggunakan tangan sebagai petunjuk keadaan hidup batiniah ini.
Sekarang, lihatlah pada Tuhan Yesus. Laluilah Injil oleh Markus, dengan memiliki tangan Yesus di dalam pikiran saudara, dan lihatlah tangan-Nya benar-benar sedang bekerja. Saudara tahu “Markus” adalah Injil Hamba, dan di sinilah Ia berada, di mana-mana dan secara terus-menerus menggunakan tangan-Nya dalam pelayanan-Nya, menandakan bahwa di sini adalah roh hamba yang sejati; bersemangat, tangan yang ditahbiskan penuh, menunjukkan sesuatu dari Roh yang ada di dalam Dia.
Dalam kasus-Nya, dan dalam kasus Paulus, saudara temukan bahwa tangan adalah simbol dari roh pelayanan, dan, memang, dari limpahan roh itu, karena tidak pernah ada kebutuhan untuk menunjukkan kepada mereka bahwa sesuatu harus dilakukan, bahwa sesuatu telah dimaksudkan; mereka mengerjakannya siang dan malam. Itulah roh yang ada di dalam mereka.
Nah, Tuhan berkata, Biarkan Darah membubuhi tanganmu – yaitu, memisahkannya dari semua pekerjaan yang tidak layak bagi Tuhan, semua yang adalah milik kepentingan pribadi, dan memisahkannya, menahbiskannya kepada Tuhan sehingga tangan itu menjadi tangan yang penuh untuk DIA. Ingatlah bahwa Paulus menggunakan tangannya dalam membuat kemah untuk mendukung dirinya sendiri dan untuk mereka yang ada bersamanya, dan untuk menghindari orang-orang kudus dari rasa malu. Maksud saya adalah ini, bahwa Paulus tidak akan pernah berkata, “Oh, untuk melayani Tuhan, engkau harus, tentu saja, menganggap segala hal semacam itu sebagai milik dunia lain; membuat kemah, mencuci piring, membersihkan lantai, menggali kebun, itu bukanlah dunia rohani; jika engkau akan melayani Tuhan, engkau harus memiliki Alkitab-mu di dalam tanganmu sepanjang waktu dan terus berbicara.” Tidak, Paulus tidak akan membiarkan pembagian seperti itu. Ia mengakui kepentingan luar biasanya dalam membuat segala sesuatu menjadi kesempatan untuk tujuan rohani, dan ia melihat bahwa pekerjaan biasa sehari-hari bisa menjadi satu saluran, sebuah alat, untuk melayani Tuhan. Jadi, semoga Tuhan memiliki tangan kita dalam pengertian ini – bahwa Ia memiliki di dalam diri kita roh pengabdian tanpa batas untuk kepentingan-Nya sejalan garis apa pun di mana Ia bisa dilayani.
“SEGALA SESUATU yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga” (Pengkhotbah 9:10).
“JIKA ENGKAU MELAKUKAN SESUATU YANG LAIN, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1 Korintus 10:31).
“DAN SEGALA SESUATU YANG KAMU LAKUKAN dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus” (Kolose 3:17).
“APA PUN JUGA YANG KAMU PERBUAT, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan” (Kolose 3:23).
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.