oleh T. Austin-Sparks
Bacaan: Efesus 1:5; Galatia 4:19; Roma 8:28-29.
Memasuki surat kepada orang Ibrani ini, mari kita cari hubungan kita antara panggilan, tujuan Allah dalam Kristus, dan persiapan alat untuk perwujudan-nya.
Kita telah melihat dalam pasal pertama bahwa tujuan kekal berhubungan dengan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada, oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Dan kemudian, melewati ke pasal kedua ada sambungan pemikiran itu dari Anak ke anak-anak, “membawa banyak orang kepada kemuliaan,” dan kedua hal ini, Anak dan anak-anak, terkumpulkan ke dalam sebuah kutipan yang komprehensif dari Mazmur: “Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya, atau anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?” Kutipan ini tidak diragukan mewujudkan Kristus dan mereka yang adalah milik Kristus, karena rasul terus mengatakan mengenai manusia, “Engkau telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat, segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kaki-Nya,” dan seterusnya: “Tetapi sekarang ini belum kita lihat, bahwa segala sesuatu telah ditaklukkan kepada-Nya. Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat.” Sehingga tujuan Allah tentang Anak-Nya mencakupi anak-anak, dan membawa kita kembali ke bagian dalam Roma 8 ini: “… untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara …”; “… membawa banyak orang kepada kemuliaan …”.
Kemudian saudara melalui dalam surat kepada orang Ibrani ke apa yang adalah ayat pertama dari pasal 3: “Saudara-saudara yang kudus (ini adalah anak-anak), yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi …” dan saudara melalui dari sana langsung ke pernyataan besar akan pekerjaan ke-imam-an Tuhan Yesus, di mana anak-anak dijamin dan datang panjang lebar ke pasal 12, di mana saudara memiliki anak-anak dalam pelatihan. Saya tidak akan mengutip seluruh bagian, tetapi saya ingin menggarisbawahi beberapa fragmen yang relevan. Berikut adalah nasehat yang bersangkutan: “Dengan mata yang tertuju kepada Yesus, pemimpin (atau kapten) dalam iman dan yang membawa iman itu kepada kesempurniaan …”; “Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah …”; “… nasehat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak …”. Kapten telah dibuat sempurna melalui penderitaan; Anak telah melalui jalan ini. Itulah apa yang dikatakan, meninggalkan, tentu saja, di tempatnya sendiri yang tidak tersentuh, nilai khas penderitaan Kristus dalam kaitannya dengan dosa dan pendamaian dengan apa, kita tidak memiliki koneksi sama sekali. Ada sisi lain dari penderitaan Kristus yang berhubungan dengan kita, dan awal dari pasal 12 ini jelas menghubungkan kita dengan jalan yang telah Dia ambil sebagai Anak; dan kemudian, “nasehat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak, Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan (jangan menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak penting)”; yaitu, pelatihan-anak dari Tuhan. Jangan menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak penting. Dan sebagai pelindung terhadap kelemahan dan keputus-asaan ketika diperingatkan-Nya, ingatlah berbagai keterkaitan dan nilai yang ada dalam pelatihan-anak ini. Inilah apa yang tersirat di sini, apa yang telah dikatakan dengan kata lain. Pelatihan-anak ini terkait dengan tujuan kekal. Hal ini terkait dengan Anak untuk pewarisan dan penerimaan Kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan. Pelatihan-anak berkaitan dengan hal itu, dan ketika kita melihatnya secara demikian, maka kita tidak akan menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak penting, dan kita diperkuat oleh pengetahuan itu ketika kita dididik, sehingga kita tidak menjadi lemah dan putus asa: “Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.” “Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?” “Bapa segala roh!” Hal ini segera menunjukkan di mana didikan berada, di mana pelatihan-anak terdapatkan, di mana peranakan ini, atau di mana keperanakan tersebut akan dikembangkan – dalam roh kita. Ini adalah titik yang dapat kita capai saat ini semakin kita bekerja ke arah itu.
Pelatihan anak-anak dalam kaitannya dengan tujuan kekal, dan untuk tujuan kita saat ini di sini, alat peranakan atau instrumen demi memenuhi pelayanan untuk menjaga pikiran penuh Allah di hadapan umat-Nya. Untuk pelayanan semacam ini, instrumen yang akan digunakan akan ditangani dengan cara yang sangat jelas dan langsung pada baris status peranakan, akan mengetahui pelatihan-anak Tuhan yang ketat. Akhir tetap untuk semua anak Tuhan adalah keperanak-an. Kami tidak akan – kami tidak bisa – menempatkan Roma 8:28-29 ke dalam kategori yang lebih rendah daripada tujuan Allah bagi semua dalam Kristus; yaitu, kami tidak bisa mengatakan bahwa ini hanyalah untuk sejumlah tertentu dalam pikiran Allah. Ini adalah untuk semua dalam Kristus, dan ini adalah kehendak Allah bagi seluruh umat-Nya, tetapi seperti yang selalu terjadi, mayoritas dari umat Tuhan tidak mengikutinya secara spontan, dan Tuhan harus terus-menerus memiliki di tengah-tengah mereka, di antara mereka, di hadapan mereka, sekumpul umat yang mewujudkan dan mewakilkan dan menyatakan pikiran penuh-Nya, untuk menjadi pelayanan wahyu dan pelayanan penguatan dan nasehat kepada umat-Nya. Ini adalah alat pelayanan di tengah-tengah umat-Nya, dan alat itu tidak hanya memiliki informasi khusus untuk diberikan, tetapi alat itu adalah alat sebagai perwujudan dari apa yang Tuhan kehendaki bagi seluruh umat-Nya untuk ketahui dan menjadi. Paulus menempatkan dirinya dalam kategori itu secara pribadi, dan berbicara tentang dirinya sebagai yang pertama – “… bahwa di dalam aku sebagai yang pertama …” – dan kemudian ia menggunakan ungkapan seperti ini: “supaya ia dapat memenuhi Firman Allah”, dan pengertian di sana tidak hanya mencakupi apa yang kita dalam bahasa Inggris moderen tanggapi dengan kata memenuhi, yaitu, melakukan sesuatu; melainkan hal ini mengartikan membuat penuh Firman Allah. Dia menempatkan dirinya, oleh karena itu, dalam posisi sebagai seorang yang adalah perwujudan penuh akan pikiran Allah terhadap Jemaat, dan sehingga Paulus menjadi dalam kebenaran seorang manusia dispensasional; yaitu, seorang individu dalam siapa makna tertinggi seluruh dispensasi terkumpulkan melalui pengalaman; dan Jemaat, Tubuh Kristus, yang adalah fitur tertinggi dispensasi ini, memiliki perwujudan dan ekspresi dalam cara hidup dalam satu manusia itu.
Sekarang, apa yang benar dalam dirinya sebagai seorang individu di awal zaman harus menjadi benar dan harus diulang lagi dan lagi melalui dispensasi dalam instrumen yang telah Allah bangkitkan; yaitu, bahwa akan ada suara hidup – bukan suara mengajar, bukan suara yang hanyalah kebenaran dalam arti teknis atau akademik, bukan hanya proklamasi sesuatu, tetapi perwujudan dan ekspresi hidup akan pikiran Allah di antara umat-Nya. Perkataan Tuhan kepada alat seperti itu setiap saat adalah: “entah mereka akan mendengar atau entah mereka akan menahan diri.” Ini adalah hal yang sangat mudah, dari waktu ke waktu, untuk dilepaskan, untuk melorot karena pesan saudara tidak diinginkan dan karena saudara tidak melihat ada tempat untuk hal itu, tidak ada ruang untuk hal itu, atau karena saudara melihat pertentangan yang hampir universal terhadap hal itu; menyimpulkan, atau untuk mengambil sikap seolah-olah saudara telah menyimpulkan, bahwa ini bukanlah pesan untuk saat ini, orang-orang tidak siap untuk menerima pesan seperti ini, mereka tidak terbuka untuk pesan ini, mereka tidak akan menerimanya. Entah mereka akan mendengar atau entah mereka akan menahan diri, adalah perkataan Tuhan kepada instrumen yang Dia bangkitkan untuk tujuan apapun. Yaitu, meskipun saudara mungkin sedang berbicara di padang gurun, saudara harus tetap meneruskannya; meskipun tidak ada yang akan mendengarkan saudara, saudara harus tetap berjalan; meskipun saudara tidak melihat ada respon, tetapi hanya antagonisme universal, saudara harus tetap melanjutkan pekerjaan saudara, “entah mereka akan mendengar atau entah mereka akan menahan diri.”
Untuk kepenuhan pikiran Allah, alat harus dibentuk secara sesuai, dan jika kepenuhan pikiran Allah adalah keperanak-an sebagai sarana kekuasaan universal yang surat ini katakan, kekuasaan universal Kristus, maka pelatihan kita adalah sepanjang garis keperanak-an, karena kita dipanggil ke dalam pelayanan itu.
Saya tergoda untuk menetap dengan kata dalam kurungan lain, untuk mengingatkan saudara tentang kebesaran yang sangat dari panggilan kita, bukan sesuatu dalam waktu tetapi sesuatu yang datang dalam kekekalan; bukan sesuatu yang hanya milik bumi ini, tapi yang berada di luar bumi ini. Ini bukanlah kuasa yang hanya ada di bumi berpenduduk yang akan datang; hal ini benar tapi hal ini melebihi itu. Jemaat tidak hanya akan berada di bumi di saat yang akan datang, bahkan untuk memiliki kuasa di bumi itu. Jemaat akan memiliki kuasa atas bumi, dan kuasanya akan melampaui bumi ke dalam dunia pemerintah dan penguasa. Mengingat kapasitas panggilan seperti ini, urusan Tuhan dengan kita terus berlanjut.
Apa dasar dari pelatihan anak-anak? Dasar ini adalah salib. Apa pola pelatihan anak-anak? Pola ini adalah Anak. Apa kalangan pelatihan anak-anak? Kalangan ini ada dalam roh. Ini adalah tiga hal untuk pertimbangan kita saat ini.
Dalam pemikiran Allah, dalam pikiran Allah, salib Tuhan Yesus adalah akhir dari satu bangsa dan jenis manusia. Dari sudut pandang Allah, kematian Tuhan Yesus di kayu salib mengakhiri, menutup dan menyisihkan satu jenis kehidupan yang disebut manusia. Kalvari (Tengkorak) tidak hanya mengartikan urusan dengan dosa dalam diri manusia seakan-akan Allah oleh salib mencabut dosa dari dalam manusia dan menangani-nya dalam penghakiman dan kebinasaan dan meninggalkan manusia. Allah mengambil manusia bersama-sama dengan dosa, dan manusia itu disingkirkan, sejauh mana Allah bersangkutan, dengan dosa; manusia adalah dosa. “Aku telah disalibkan dengan Kristus”; “Kami telah disalibkan dengan Kristus.” Dalam kebangkitan Tuhan Yesus, jenis manusia baru dinyatakan. Dia, dalam kebangkitan, disebut sebagai yang sulung di antara banyak saudara. Keperanakkan sesuai dengan pikiran Allah dinyatakan dalam kebangkitan Tuhan Yesus: “Dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita.” “Allah membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Ku Engkau! Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini.” Saudara lihat, ini adalah jenis manusia yang baru: dalam pikiran Allah, manusia yang diperanakkan dinyatakan dalam kebangkitan Tuhan Yesus. Hal ini tidak ada hubungannya, tentu saja, dengan kekekalan pribadi-Nya sebagai Anak Allah, tetapi di sini, dalam representasi. Saudara dapat melihatnya, jika saudara berkenan, dalam bentuk penuhnya, dan berkata, di sini terdapatkan seorang manusia, bangsa yang komprehensif dan korporat, sesuai dengan rangka tertentu, dari jenis tertentu, dan manusia itu, manusia korporat, inklusif dan kolektif itu telah disalibkan, telah dihukum mati dan dikuburkan, dan itu adalah akhir. Dan kemudian, setelah waktu berlalu, Allah bertindak dan membawa keluar dari makam itu seorang manusia dari rangka yang berbeda, sama tetapi lain, jenis yang sama sekali berbeda, jenis manusia yang lain, dan Dia yang tidak pernah bisa mengatakan kepada dia yang telah meninggal itu, Anak! Tetapi Dia mengatakan kepada yang satu ini, “Anak-Ku Engkau.” Bagaimana semua yang dinyatakan, terkumpulkan dan termasukkan di dalam representasi pribadi Tuhan Yesus, sehingga keperanakkan dibawa menjadi nyata atas dasar kebangkitan, dan Allah dalam kebangkitan Kristus memiliki suatu rangka manusia baru dalam pandangan, suatu jenis baru di hadapan-Nya, dan jenis itu ditunjuk sebagai, Anak! Bahwa di dalam Kristus adalah keperanakkan, tetapi di dalam Kristus, yang adalah wakil, saudara memiliki keperanakkan tercapai, genap, terwujudkan. Di dalam Kristus kita telah menerima Roh Anak Allah, dan telah diperintahkan untuk menjadi anak-anak sebagai yang serupa dengan gambaran Anak-Nya, dan sebagai Anak-Nya yang terbentuk sepenuhnya di dalam diri kita. Kemudian, atas dasar kebangkitan-Nya, dan oleh kuasa kebangkitan-Nya, dan dalam kebajikan hidup-Nya yang bangkit, ada keperanakkan yang sedang bekerja dalam diri kita di bawah tangan Allah: yaitu, sejauh mana proses bersangkutan, proses yang digenapi dalam satu tindakan di satu wakil itu, Anak Sulung, sekarang harus dikerjakan dalam diri kita secara progresif.
Sejauh proses itu bersangkutan, ada dua sisi sebagai berikut, dua sisi dari salib, kematian dan kebangkitan. Proses salib harus mengikuti tindakan salib.
Sekarang, saya tidak ingin membingungkan saudara, tetapi saya akan mencoba untuk menjelaskan apa yang saya maksud dengan hal itu. Harus ada krisis salib, dan atas dasar krisis salib, harus ada proses salib. Krisis itu terjadi pada waktu di mana kita melihat dengan mata hati kita yang terbuka bahwa ketika Kristus mati kita mati, dan bahwa “kita” atau “aku” bukanlah sebagian dari kita, sesuatu dalam diri kita, sesuatu tentang kita, tapi adalah diri kita sendiri. Ketika kita melihat itu, itu adalah krisis. Jika kita dapat memahami dan mengerti apa arti itu, itu adalah krisis yang luar biasa.
Siapakah saya? Saya adalah makhluk berpikir, saya adalah makhluk bernalar, saya adalah makhluk berperasaan, saya adalah makhluk bersedia, saya adalah makhluk yang memilih dan memutuskan, saya adalah makhluk yang menilai, saya adalah makhluk yang berbicara. Saya adalah semua itu, dan lebih lagi, dan saya telah mati, dan ketika saya mati, pemikiran saya berhenti, penalaran saya berhenti, perdebatan saya berhenti, dan penghakiman saya berhenti, dan perasaan saya berhenti. Semuanya berhenti ketika saya mati. Dalam jumlah total fungsi dan aktivitas alami kita dalam kematian Kristus, Allah melihat akhir dari kita. Dalam kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, Allah hanya melihat pemikiran Kristus, penalaran Kristus, penghakiman Kristus, perasaan Kristus, pilihan Kristus, perkataan Kristus, dan bukan lagi aku melainkan Kristus karena aku telah disalibkan dengan Kristus. Saya tidak dapat lagi berbicara: jika saya berbicara, sejauh mana tujuan kekal Allah bersangkutan, perkataan saya tidak terhitung untuk apa pun. Hanya apa yang Roh Anak Allah dalam diri saya katakan melalui saya, yang dapat menyentuh tujuan kekal Allah. Saya mungkin adalah seorang pengkhotbah terkenal, dan hal itu dianggap nihil dalam kaitannya dengan tujuan kekal Allah kecuali Roh Kudus-lah yang melakukan khotbah itu. Dan hal ini berlaku sejauh mana pemikiran saya bersangkutan. Saya mungkin bernalar, dan berdebat, dan berusaha mengerjakannya, dan menerapkan pikiran saya, otak saya terhadap hal-hal Allah. Semua ini tidak mempengaruhi satu fragmen pun kecuali pemikiran itu adalah yang diilhami oleh Roh Kudus, kecuali khotbah itu adalah wahyu oleh Roh Kudus di luar kekuatan saya untuk memahami hal-hal ilahi.
Soal penerapan salib ini adalah hal yang komprehensif, menyisihkan sepenuhnya, secara terus-menerus, apa yang adalah dari diri kita sendiri dalam pikiran dan hati, dan kehendak, dalam roh, jiwa dan tubuh, dan membesarkan Anak Allah dalam segala sesuatu; sehingga semuanya menjadi Kristus.
Di sanalah di mana tujuan kekal Allah berada, dan hanya dalam ukuran di mana semuanya tetap demikian, baru bisa ada pelayanan yang berhubungan dengan tujuan kekal Allah; sehingga mereka yang akan melayani Allah dalam kaitannya dengan pikiran terpenuh-Nya harus menjadi umat yang paling disalibkan di alam semesta Allah. Semua ambisi alami untuk melakukan sesuatu, untuk menjadi sesuatu, untuk mengatakan sesuatu harus telah dihancurkan, dan hanya dengan Roh, dan oleh Roh saja, barulah semua yang dikatakan atau dilakukan dapat terhitung. Ketika pekerjaan ini telah dilakukan ke tingkat kedalaman apa pun, semua yang bersangkutan akan memiliki kerinduan untuk tidak melakukan apa pun dan tidak berbicara apa pun kecuali Tuhan sendiri melakukan-nya dan mengatakan-nya. Saudara tahu bahwa hanya dalam Roh semuanya berharga. Salib, sesuai dengan apa yang tersimpulkan dengan Allah di Kalvari (Tengkorak), harus diterapkan. Dan jika Allah dalam kesabaran-Nya, masih membiarkan hal-hal yang tidak disalibkan dan tidak disingkirkan keluar, yaitu, jika mereka diizinkan untuk tetap untuk sementara waktu dan mereka masuk ke dalam pekerjaan Tuhan – dan kita dapat melihat betapa banyaknya dalam pekerjaan Tuhan yang bukan dari Roh, bukan Kristus – mari kita jangan pernah menyimpulkan sejenak pun bahwa Allah telah mengesampingkan Kalvari (Tengkorak) dan telah menerima hal itu. Cepat atau lambat, jika yang satu itu terus berjalan dengan Allah, mereka akan terpukul pinggul dan paha akan soal kedagingan. Ini hanyalah jika mereka masih terus berjalan dalam Roh. Allah tidak pernah sejak hari itu terjadi, bergeser sehelai rambut pun dari Kalvari (Tengkorak), yang adalah finalitas berkaitan dengan jenis manusia yang diwakili ketika Dia dibuat menjadi dosa, menggantikan kita. Jadi salib adalah dasar pelatihan anak-anak, pelatihan keperanakkan.
Pola pelatihan anak-anak adalah Anak. Serupa dengan gambaran Anak-Nya! Kristus terbentuk sepenuhnya di dalam engkau! Ditahbiskan dari semula untuk diterima menjadi anak! Dan penerimaan ada pada akhir bukan pada awal; penerimaan masih menunggu; hari kita diterima menjadi anak belum tiba. Saudara tahu ajaran Perjanjian Baru mengenai hal ini sama sekali berbeda dari praktek bahasa Inggris moderen; dan sehingga, meskipun Paulus tidak menggunakan kata itu yang sebenarnya dalam hubungan itu, ia menyatakan kebenaran yang sama dengan kata-kata lain ketika ia berkata, “Menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.” Pernyataan anak-anak hanyalah cara lain untuk mengatakan hari penerimaan: yaitu, ketika anak-anak dibawa ke hadapan dan disajikan sebagai anak-anak, bukan lagi anak-anak tapi matang, sekarang untuk mengambil tanggung jawab.
Apa yang sedang Allah lakukan dengan kita? Pekerjaan-Nya dengan kita adalah untuk mereproduksi dalam diri kita konstituen keperanakkan seperti yang diwakili oleh Tuhan Yesus. Pertempuran yang mengamuk dan bangkit di antara pikiran kita dan pikiran Tuhan, di antara kehendak kita dan kehendak Tuhan, di antara jalan kita dan jalan Tuhan, di antara keinginan kita dan keinginan Tuhan, memiliki satu masalah ini yang dipertaruhkan, apakah sesuatu dari Anak-Nya akan semakin menjadi bagian dari konstitusi diri kita sendiri, atau apakah kita akan menempatkan semua itu kembali dan hanya tetap sama sebagai ciptaan lama. Ada hal yang besar yang tergantung pada pertempuran itu. Dalam meditasi kami yang sebelumnya, kami berbicara tentang penyesuaian. Apa yang harus kita sesuaikan? Hal ini hanyalah menempatkan Kristus di tempat yang kita sendiri sedikit banyak telah tempati, memberikan tempat kepada Tuhan. Inilah Kristus yang terbentuk sepenuhnya. Dia ada di dalam kita, tetapi Dia harus terbentuk sepenuhnya di dalam kita.
Saya prihatin karena penterjemah telah meninggalkan nilai dari Yunani di bagian itu. Kata-kata Yunani benar-benar jelas: “Sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu.” Dia ada di sana, tapi ada pembentukan, dan pembentukan ini adalah melalui konflik, dan Paulus berkata bahwa ia sedang mengalami penderitaan: “Karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu.” Ada sesuatu yang sedang terjadi yang sangat berharga. Hal ini ditandai dengan proses yang menyakitkan.
Saya ingin datang ke lingkungan pelatihan anak-anak, roh; tentu saja, sekarang, bukan Roh Kudus, tetapi roh kita: “Bapa dari roh kita.” Saudara lihat kata “Bapa” dalam pasal dua belas ini tersirat, disarankan oleh anak; “bapa dari daging kita” – “Bapa dari roh kita.” Sehingga dalam dunia roh kita, semua ini terjadi. Allah berkonsentrasi pada roh kita, dan saya ingin menetapkan itu. Ajaran Firman Allah tentang roh bukan hanya apa yang kita maksudkan ketika kita berkata, Dia memiliki roh yang bagus! Yang berarti bahwa apa yang saudara sedang temui adalah sesuatu yang sangat menyenangkan, semacam pengaruh yang ramah untuk saudara. Atau dapat kita katakan, Dia memiliki roh jahat! Yang berarti dia adalah orang yang bantah. Itu bukan arti dari Bapa dari roh kita. Roh kita direpresentasikan dalam Firman Allah sebagai manusia penting: yaitu, bagian terdalam dari keberadaan kita, dan jika saudara ingin duduk dengan konkordansi dan menyelusuri semua hal mengenai roh, saudara akan terkejut.
Saya terkesan dengan beberapa hal yang dikatakan tentang roh. Saya akan memberi saudara dua atau tiga referensi.
Ambil 1 Korintus 2:11, “Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.” Roh ini bukan hanya napas, roh ini merupakan organ yang cerdas, dan ini jelas adalah sesuatu yang lebih dalam daripada akal sehat. Hal ini tidak berarti bahwa saya bertemu dengan seorang manusia tertentu, dan saya melihat dia dari atas sampai bawah; saya melihat ukuran hidungnya, dan bentuk dagunya, dan bagaimana kepalanya dibentuk, dan berbagai hal lain, dan saya tiba pada kesimpulan bahwa ia adalah jenis manusia tertentu; jenis manusia seperti dia akan berperilaku dengan cara tertentu. Saya tahu apa yang dapat saya harapkan dengan mengambil ukuran manusia itu, dan jadi saya tahu orang itu. Tidak, bukan begitu. Bagian ini lebih dalam dari apa yang dapat kita alaskan dengan akal sehat, apa yang dapat kita pikirkan, apa yang dapat kita ukur, hal ini adalah pengetahuan intuitif, dan ini adalah pengetahuan rohani. Pengetahuan rohani adalah pengetahuan intuitif, dan roh adalah organ intuitif. Inilah cara bagaimana malaikat bergerak; mereka adalah roh. Allah dan para malaikat tidak pernah perlu beralasan dengan akal sehat mengenai apa pun. Mereka tidak pernah harus memperhitungkan apa pun. Malaikat tidak bergerak atas perintah Tuhan dengan diberitahu dalam kata-kata dan diberi penjelasan. Mereka bergerak secara intuitif. Ini adalah pengetahuan intuitif akan Tuhan. Jika seorang saudara dan saya adalah satu dalam roh, kami secara intuitif tahu apa yang akan kami lakukan, dan apa yang kami ingin satu sama lain untuk lakukan. Kami tidak harus diberitahu, kami tidak harus berdebat satu sama lain, kami tahu secara intuitif dan kami dapat mengantisipasi keinginan satu sama lain secara intuitif. Ini adalah organ pengetahuan.
Atau ambil bagian lain dalam surat yang sama, 1 Korintus 5:3: “Sebab aku, sekalipun secara badani tidak hadir, tetapi secara rohani hadir, aku – sama seperti aku hadir – telah menjatuhkan hukuman atas dia, yang telah melakukan hal yang semacam itu”; “ … secara badani tidak hadir … secara rohani hadir, telah menjatuhkan hukuman.” Secara rohani menjatuhkan hukuman. Aku telah mempertimbangkan hal ini dalam roh, roh-ku telah tiba pada kesimpulan bahwa inilah yang telah terjadi; roh-ku telah memutuskan hal ini. Roh adalah organ yang cerdas.
Atau berlanjut ke 1 Korintus 14:14-15: “Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.” Di sana saudara memiliki roh dan jiwa. Hati akal budi adalah jiwa yang cerdas, yang rasional, tapi itu bukanlah intinya. Rasul Paulus sedang mengatakan bahwa hal ini adalah hal yang memungkinkan bagi roh untuk berdoa. Roh adalah organ yang dapat berdoa dan bernyanyi. Saudara dapat bernyanyi dalam roh, dan saudara dapat berdoa dalam roh. Jika hal ini menjadi soal bahasa yang tidak diketahui, ini merupakan persoalan lain, dan ini bukanlah inti kita. Kami memisahkan hal ini dari hal bahasa roh untuk saat ini. Di sini terdapatkan sebuah organ yang dikatakan dapat berdoa dan bernyanyi. Saya kira saudara tahu sesuatu tentang nyanyian di dalam; akal budi saudara tidak bekerja, tapi nyanyian tetap berlangsung. Saya tahu apa artinya. Saya ingat sebuah pengalaman yang saya alami sendiri, dan saya hanya menceritakan hal ini untuk menyampaikan kepada saudara apa yang saya maksudkan dengan ini. Ketika sedang menjalani operasi yang agak serius, saya mengalami hal ini ketika saya sedang kembali ke kesadaran. Tidak tahu apa-apa atau siapa pun, ketika sedang mati sama sekali sejauh mana aktivitas jiwa bersangkutan – yaitu, akal sehat, dan perasaan, dan yang lainnya – ada pujian yang sedang terjadi di dalam diriku sepanjang jalan. Saya mungkin sedang berada di dunia lain; pujian itu berlangsung sepanjang waktu:
Lagunya terus berlanjut, dan syairnya terus berlanjut. Hal ini terjadi di dalam roh, dan salah satu dari banyak contoh dalam pengalaman orang lain yang kita ketahui, adalah bahwa bagaimana roh berfungsi terpisah sama sekali dari akal sehat.
Sekarang saya tahu apa yang psikologi katakan tentang pikiran bawah sadar dan semua yang berhubungan dengan itu, tapi itu hanyalah psikologi materialistik belaka, dan saya sedang berurusan dengan Firman Allah yang merupakan kontradiksi langsung dari psikologi yang sekarang berlaku secara umum, dan yang asal usulnya adalah penyembah berhala. Di sini Paulus mengatakan bahwa ada organ yang berfungsi, dan organ ini disebut roh.
Saudara ambil Roma 1:9: “Karena Allah, yang kulayani dengan segenap rohku dalam pemberitaan Injil Anak-Nya …” Paulus berkata, “ … yang kulayani dengan segenap rohku …” Dan kita bisa menambahkan ke sini ayat-ayat lain dan menemukan banyak bukti bahwa roh adalah sesuatu yang lebih daripada udara, angin, napas, atau apa yang kita maksud dengan hidup ketika kita mengatakan kita menyerahkan hidup kita. Roh adalah organ yang cerdas, organ yang berfungsi.
Sekarang, roh itu adalah di mana ciptaan baru kita dimulai. Di sanalah kelahiran baru memiliki tempat dan artinya: “Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.” Saudara tidak dapat memiliki sesuatu yang lebih pasti dari itu. Sekarang kelahiran ada di sana, dan itulah kelahiran. Roh manusia lahir dari atas, diperbaharui dengan hidup ilahi, dan didiami oleh Roh Anak Allah; dan sejak saat itu, semua kepentingan Allah berpusat di sana. Oh ya, mereka pasti akan mempengaruhi jiwa kita, mereka akan mempengaruhi tubuh kita, tapi mereka mulai di dalam roh kita, dan melalui roh kita, segala sesuatu yang lain yang Allah lakukan tercapai.
Hal pertama yang Allah perhatikan adalah untuk melihat bahwa roh kita memiliki tempat yang sebenarnya, dan tempat yang sebenarnya adalah kuasa. Kuasa dimulai dalam roh, dan kuasa berakhir dalam roh, dan roh didiami oleh Roh Anak Allah. Ini adalah keperanakkan, oleh karena itu, dalam roh di mana kuasa dimulai, dan semua pelatihan untuk kuasa berlangsung, dan kuasa terwujudkan.
Saya semakin terkesan dan yakin dengan kepentingan masalah ini. Ini adalah pekerjaan hidup saya, besar kecilnya, untuk membantu orang lain, untuk melihat ke kesejahteraan pertumbuhan rohani mereka, perkembangan dan kedewasaan, dan, tentu saja, kami bertemu dengan sejumlah besar orang. Hal ini menjadi lebih paten dari sebelumnya kepada saya bahwa petunjuk untuk segala sesuatu terletak pada diskriminasi antara jiwa dan roh. Jika umat Tuhan benar-benar bisa mendapatkan dengan cara hidup perbedaan ini dan memahaminya, mereka akan diselamatkan dari begitu banyak hal. Mereka akan dapat cepat membuat begitu banyak kemajuan, dan jemaat Allah akan terbebaskan dari segala macam ikatan dan kebingungan dan kontradiksi. Semuanya terletak di sini, dalam penglihatan dengan mata rohani perbedaan antara roh dan jiwa. Jiwa yang tidak berada di bawah pemerintahan roh baru, yang didiami oleh Roh Allah, akan mendirikan sebuah kerajaan palsu Allah, yang adalah kerajaan psikis Allah. Hal ini akan memalsukan pertobatan dan hanyalah sebuah psikologis atau psikis murni. Saudara dapat memiliki segala sesuatu yang ada di Perjanjian Baru dipalsukan di dunia jiwa, psikis. Orang-orang yang tinggal di dunia jiwa mereka menjadi kontradiksi lengkap terhadap hidup sejati dalam roh, dan, oh, malapetaka apa yang telah Iblis buat; kebingungan, kekacauan dan penghinaan apa terhadap Tuhan yang ada di sepanjang garis itu! Perhatian pertama Allah adalah untuk melihat bahwa jiwa itu dibawa ke bawah kuasa roh: bahwa roh yang didiami oleh Roh Anak-Nya berkuasa atas jiwa.
Jiwa adalah jumlah total emosi manusia. Saudara dapat pergi ke mana pun dalam dunia emosi manusia, tetapi semua ini adalah palsu sejauh mana hal-hal rohani bersangkutan. Saudara bisa mendapatkan segalanya di dunia akal sehat. Medan peperangan beberapa orang adalah di dunia emosi dan perasaan mereka sendiri, mereka tinggal di sana; mereka memiliki emosi yang berbeda, untuk beberapa kegembiraan, membawa mereka pergi dengan cara seperti itu; yang lainnya emosi depresi, mengerikan; sering kali berayun di antara kedua ini, sehingga saudara tidak pernah tahu persis bagaimana saudara akan menemukan mereka. Saudara mengatakan sesuatu kepada mereka, yang tidak sangat ceria dan cerah dan mereka turun sampai ke kedalaman; mereka tidak bisa berdiri di hadapan jenis perkataan setia apa pun, dan saudara takut untuk berbicara dengan beberapa orang secara setia: mereka menjadi pecah berkeping-keping jika saudara melakukan itu. Itu bukanlah hidup dalam roh; itu adalah hidup dalam jiwa. Dalam kasus lain, medan peperangan adalah dunia akal sehat, kepala, akal budi selalu berada di tengah jalan, dan semuanya harus dianalisi di sana, segala sesuatu harus dibedah di sana, segala sesuatu harus benar diartikulasikan dan dibangun di sana; dan di sanalah mereka tinggal. Nilai rohani mereka secara praktis sama sekali nihil. Mereka hidup di dalam jiwa mereka, di sisi intelektual. Dengan orang lain, semuanya merupakan tindakan, semuanya merupakan perilaku; mereka harus selalu berkegiatan, dan seluruh dunia mereka seakan diambil dari mereka jika mereka harus duduk diam selama satu jam; jika Allah harus menempatkan mereka ke samping sehingga mereka tidak dapat melakukan apa pun, mereka seakan telah kehilangan segalanya.
Itulah sebabnya, dalam rangka mengembangkan keperanakkan, untuk melatih di dalam keperanakkan, Allah harus membawa kita berhadapan dengan keputusasaan atas segala sesuatu dalam dunia ini, menghancurkan, menghancurkan kebiasaan analisa mental ini, investigasi, penyelidikan dan semua yang terjadi di dalam emosi kita; mungkin membawa kita ke kehancuran, mengesampingkan kita sehingga kita tidak bisa berbuat apa-apa. Allah menginginkan roh kita, dan ingin membawa roh itu ke bawah kuasa, sehingga Dia dapat berbicara kepada kita melalui roh kita dan kita dapat memiliki pemahaman rohani.
Saudara berkata, di mana tempat untuk jiwa? Sebagai alat roh. Saya percaya bahwa hal ini terpegang baik untuk saat ini. Bagaimana kita mengetahui hal-hal ini? Bukan dengan pelajaran tetapi melalui wahyu dalam roh kita. Bagaimana saya dapat menerangkannya kepada saudara sehingga setidaknya dalam beberapa ukuran kecil, saudara dapat menanggapinya dengan akal sehat saudara? Maksud saya, bagaimana saya dapat membuat hal ini bahkan dalam ukuran kecil menjadi sesuatu yang dapat dimengerti oleh saudara? Melalui pekerjaan jiwa saya, akal sehat saya, tapi saya tidak mendapatkannya dengan cara itu. Saya tidak pernah mendapatkannya dengan duduk mempelajari buku-buku. Semuanya datang melalui roh. Oh ya, jiwa memiliki tempatnya, tapi harus sebagai alat; dan jiwa saya tidak boleh menjadi hal yang kuasa di bidang apa pun. Saya harus tahu tidak hanya dalam jiwa saya tapi dalam roh saya; saya harus merasa pertama-tama, bukan dalam jiwa saya tapi dalam roh saya. Paulus berkata bahwa ia pergi terikat dalam roh. Tuhan akan mengatur hidup kita dalam segala hal, mengetahui, merasakan dan melakukan melalui roh, dan semua ini dengan roh Anak-Nya, sehingga apa yang dinyatakan adalah Kristus, bukan diri kita sendiri.
Saya pikir kita sudah berkata cukup banyak untuk menunjukkan bahwa pelatihan untuk kuasa ini dimulai di sana. Inilah wilayah sekolah kami, dan kehancuran akan menjadi kemanusiaan peraturan rohani, bukan roh tanpa tubuh mengambang di luar angkasa, tetapi kemanusiaan yang diatur roh dan terdiri dari peraturan rohani. Apakah saudara melihat Kristus dalam kebangkitan? Di sana saudara dapatkan Kemanusiaan. “Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulang-nya …” Apa yang mereka maksudkan dengan roh adalah sesuatu yang tidak jelas, namun Kemanusiaan itu tidak terbelenggu sama sekali oleh keterbatasan dan hambatan biasa kehidupan ini. Dia bisa berada di sana dalam sekejap, dan dapat berada jauh ber-mil-mil pada waktu yang sama. Waktu tidak memperoleh di sana. Apa yang materi tidak memiliki kuasa di sana; Dia dapat datang melalui pintu tertutup. Itulah Kristus dalam kebangkitan. Itulah jemaat ketika apa yang dapat binasa mengenakan apa yang tidak dapat binasa, ketika Tubuh ini dibuat menjadi seperti Tubuh-Nya yang mulia. Akan ada kemanusiaan, tetapi kemanusiaan rohani; tetapi itulah penyempurnaan. Ini dimulai sekarang dalam roh kita, dan kita belajar sifatnya, konstitusi-nya, peraturan Kerajaan baru, Kerajaan yang bukan dari dunia ini atau ciptaan ini, Kerajaan lain yang sama sekali berbeda dari Kerajaan ini, namun kita belajar sedikit di sini apa hukum Kerajaan itu, apa fakultas Kerajaan itu, dan jadi kita menerima Kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan, karena apa yang dapat tergoncangkan, kata Rasul, adalah hal-hal yang dibuat, tapi ini bukanlah sesuatu yang dibuat, ini dihasilkan oleh Roh Allah.
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.