oleh T. Austin-Sparks
Ketika saya meninggalkan New York untuk datang ke sini, saya memiliki perasaan yang sangat kuat bahwa suatu saat ketika saya berada di sini, Tuhan akan meminta saya untuk berbicara tentang suatu hal tertentu. Sejauh ini, dan sampai sekarang, Ia belum menggarisbawahi hal itu, tetapi dalam menantikan-Nya tampaknya Ia telah mengungkitkannya lagi. Jadi, saya hanya akan mempercayakan diri saya kepada-Nya kepada apa yang Ia ingin kita pahami pada saat ini. Mari kita berdoa.
Tuhan, Engkau adalah Tuan, kami adalah hamba-hamba dan ini adalah tugas kami untuk menerima perintah dari-Mu dan mematuhinya dan tidak melakukan kehendak kami sendiri atau mengucapkan kata-kata kami sendiri. Dan dengan demikian kami akan memilikinya sekarang, sehingga kami hanya akan memberikan pada saat ini apa yang Engkau berikan kepada kami, sehingga ini akan menjadi penerimaan dari Tuhan dan bukan dari manusia. Oleh Roh Kudus jadikanlah seperti itu kami berdoa, dalam nama Tuhan Yesus, amin.
Dalam kitab pertama Samuel, pasal delapan, pada ayat empat: “Sebab itu berkumpullah semua tua-tua Israel; mereka datang kepada Samuel di Rama dan berkata kepadanya: “Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau; maka angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain.” Waktu mereka berkata: “Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami,” perkataan itu mengesalkan Samuel, maka berdoalah Samuel kepada Tuhan. Tuhan berfirman kepada Samuel: “Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka. Tepat seperti yang dilakukan mereka kepada-Ku sejak hari Aku menuntun mereka keluar dari Mesir sampai hari ini, yakni meninggalkan Daku dan beribadah kepada allah lain, demikianlah juga dilakukan mereka kepadamu. Oleh sebab itu dengarkanlah permintaan mereka, hanya peringatkanlah mereka dengan sungguh-sungguh dan beritahukanlah kepada mereka apa yang menjadi hak raja yang akan memerintah mereka.”
Ayat 19: “Tetapi bangsa itu menolak mendengarkan perkataan Samuel dan mereka berkata: “Tidak, harus ada raja atas kami; maka kami pun akan sama seperti segala bangsa-bangsa lain; raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang.” Samuel mendengar segala perkataan bangsa itu, dan menyampaikannya kepada Tuhan. Tuhan berfirman kepada Samuel: “Dengarkanlah permintaan mereka dan angkatlah seorang raja bagi mereka.” Kemudian berkatalah Samuel kepada orang-orang Israel itu: “Pergilah, masing-masing ke kotanya.”
Dalam nubuat Hosea, pasal tiga belas, ayat sepuluh: “Di mana gerangan rajamu, supaya diselamatkannya engkau, dan semua pemukamu, supaya diberinya engkau keadilan, hai, engkau yang berkata: “Berilah kepadaku seorang raja dan pemuka-pemuka!” Aku memberikan engkau seorang raja dalam murka-Ku dan mengambilnya dalam gemas-Ku.”
Dalam kitab Kisah Para Rasul pasal tiga belas, pada ayat dua puluh satu: “Kemudian mereka meminta seorang raja dan Allah memberikan kepada mereka Saul bin Kish dari suku Benyamin, empat puluh tahun lamanya. Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud …”.
Episode ini dalam sejarah Israel, episode Saul sang raja, sementara episode ini memiliki beberapa unsur yang mungkin membingungkan dan sulit untuk dipahami, episode ini mengandung beberapa hal yang sangat instruktif bagi umat Allah di setiap saat, sebab ini bukan hanya sedikit sejarah Perjanjian Lama. Apa yang ada di sini dalam prinsip telah muncul berulang kali di dalam sejarah umat Allah dan menjadi, seperti dalam kasus ini, titik di mana ada pengembaliannya, sangat seringnya pengembalian kepada tragedi.
Apa yang ada di sini di jantung kejadian atau episode ini, adalah alternatif manusia terhadap yang terbaik dari Allah. Dan dengan menyatakan itu, saudara akan segera menyadari bahwa itu adalah masalah yang terus-menerus muncul. Masalah ini muncul dalam hidup kita, sebagaimana masalah ini telah muncul dalam sejarah jemaat selama berabad-abad ini: masalah alternatif manusia terhadap yang terbaik dari Allah.
Hal yang mengatur segalanya dalam hal ini adalah kehadiran Tuhan yang berkelanjutan dalam hidup dan kuasa tepat sampai akhir. Saudara akan perhatikan bahwa itulah masalah yang Hosea tunjukkan dengan begitu tegas: “Engkau meminta seorang raja dan engkau mendapatkan apa yang engkau bersikeras minta; di manakah gerangan pada hari ini? Apa gunanya dia pada hari ini? Dengan bersikeras seperti itu, engkau kehilangan Tuhan! Engkau memilih alternatif dari kehadiran dan pemerintahan langsung Tuhan dan alternatif-mu telah mengecewakan-mu. Di manakah engkau pada hari ini? Tanpa alternatif-mu dan tanpa Tuhan.”
Jadi kami ulangi: pertanyaan yang mengatur-segalanya adalah tentang kehadiran Tuhan yang terus menerus dalam kuasa bersama umat-Nya, bukan untuk sementara waktu, tetapi terus sampai akhir. Tuhan telah mampu untuk menetap, untuk tinggal, untuk tetap dan berjalan terus sampai akhir; tidak ada waktu di mana dapat dikatakan bahwa Tuhan tidak lagi ada di antara kita. Itu adalah masalah yang besar bukan? Memang masalah yang sangat besar. Dan saya telah mengatakan bahwa episode ini bukan hanya sedikit sejarah Perjanjian Lama, ini diatur dalam konteks yang sangat besar dalam sejarah orang Kristen dan oleh karena itu, episode ini harus diperiksa dan dianalisis dengan cermat untuk menemukan penyebab, di satu sisi dari bencananya, tragedi kehilangan Tuhan, dan di sisi lain dasar di mana Tuhan akan menetap bersama umat-Nya sampai akhir. Oleh karena itu kita harus meneliti episode ini untuk mengangkat prinsip-prinsip yang mengatur seluruh pertanyaan ini.
Keputusan Tuhan tertulis dengan jelas: “Mereka tidak menolak engkau,” Ia berkata kepada Samuel, “mereka telah menolak Aku.” Itulah yang Tuhan pikirkan tentang hal itu. Mereka tidak akan menerimanya jika hal itu telah diberikan kepada mereka dengan begitu terang-terangan seperti itu, “Hari ini kamu mengusir Tuhan, menyangkal Tuhan!” mereka pastinya akan sangat marah. Namun demikian Tuhan berkata bahwa itulah yang mereka lakukan apakah mereka mau menerimanya atau tidak. Itu bisa dilakukan, saudara lihat, sementara kita bahkan memprotes bahwa bukan itu yang kita artikan atau maksudkan; kita bisa saja melakukannya.
Sekarang, tepat di jantung kisah ini, satu bagian dari dua kata saja, adalah petunjuk pada seluruh kesalahan besar itu. Seluruh kalimatnya adalah: “Berikan kami raja seperti pada bangsa-bangsa lain.” Dan bagiannya adalah: “seperti pada”, seperti pada. Kapan pun umat Allah jatuh dari pemerintahan Roh Kudus yang langsung dan segera, mereka selalu meniru dan mereproduksi sesuatu yang telah mereka lihat secara objektif – bukan melalui wahyu, bukan secara rohani, melainkan sesuatu yang telah mereka lihat – dan “Kami akan memilikinya seperti itu, kami akan membuatnya seperti itu, kami akan mereproduksi itu, kami akan menduplikasi itu.” Sangat sering ini turun sampai pada ini: “Kami akan memiliki tatanan Perjanjian Baru …” sesuatu yang dipelajari, sesuatu yang secara objektif dipahami, tetapi itu adalah tiruan. Ini adalah upaya untuk mereproduksi sesuatu yang sudah ada dalam beberapa bentuk; beberapa bentuk dan tatanan yang mapan. Dan biarlah dikatakan sekaligus, teman-teman yang kekasih, bahwa sama seperti dalam kasus ini dalam Samuel, yang merupakan kelanjutan dari kitab Hakim-Hakim, demikianlah dalam setiap kasus lainnya ketika hal ini terjadi, ini selalu merupakan tanda kemerosotan rohani ketika saudara melakukan itu, ini bukanlah tanda kedewasaan rohani untuk melakukan itu, tanda kemajuan rohani, ini adalah saat kemerosotan rohani ketika saudara harus meniru sesuatu.
Ada prinsip yang sangat besar yang terlibat dalam hal ini. Imitasi, duplikasi, reproduksi, dengan membuat: “jadikanlah bagi kita”, dengan menjadikan. Semua ini adalah kebiasaan manusia alami yang tidak dapat diperbaiki. Kebiasaan manusia alami yang tidak dapat diperbaiki: untuk menjadikan sesuatu seperti sesuatu. Itulah kecenderungan yang mengerikan dan kecenderungan yang tragis dari jemaat di Korintus, untuk membuat jemaat menurut hikmat dunia ini, menurut prinsip-prinsip dunia ini. Dan Paulus berkata “Kamu duniawi; bukankah kamu duniawi?” Hikmat … hikmat dunia ini, bukan, bukan itu. Tetapi untuk membentuk jemaat berdasarkan prinsip-prinsip dunia ini seperti yang telah mereka lihat di dunia – membawanya ke dalam jemaat – itu adalah suatu bencana bagi Korintus, itu adalah bahaya besar yang mengancam jemaat-jemaat di Galatia yang menarik rasul Paulus keluar dalam amarah yang begitu hebat seperti yang tidak saudara temukan di tempat lain di dalam semua tulisan-tulisannya, berulang kali ia menggunakan kata: laknat. Laknat! Dan apa kecenderungannya? Oh, seluruh tatanan agama Yahudi yang telah diturunkan oleh kaum Yahudi untuk dipaksakan sebagai sistem tradisional yang tetap, menetap, bersejarah pada sesuatu yang rohani, menciptakan krisis yang mengerikan ini: sehingga orang-orang percaya di Galatia dipengaruhi sampai pada titik berpaling dari apa yang telah datang melalui Roh. Seperti yang Paulus katakan, “kamu telah mulai dengan Roh …” berpaling dari pemerintahan langsung dari Roh itu kepada sesuatu dan menirunya; seluruh sistem agama Yahudi.
Jadi kita bisa mengikuti hal ini melalui sejarah, tapi hal ini muncul berulang kali, dan ini dia dalam kisah ini sebagai contoh besar dari tragedi itu. Mari kita melihat pada implikasi nyata dari kisah ini. Apa yang sedang mereka lakukan? Apa yang sedang terjadi? Dan dalam mencatat hal-hal ini kita memiliki pelajaran kita, kita memiliki peringatan kita dan kita memiliki instruksi kita. Catatlah, itu adalah pemisahan dengan posisi yang benar mereka; posisi yang merupakan posisi mereka yang benar di hadapan Allah. Apa posisi mereka yang benar, posisi yang benar umat Allah? Itu adalah pemisahan mutlak dari bangsa-bangsa lain. Itu dimulai dengan Abraham bukan? Lihatlah cara Allah berurusan dengan Abraham; mengangkatnya bersih keluar, memisahkannya, menjaganya terpisah, membiarkannya tahu bahwa jika ia mengganggu pemisahan itu, seperti yang ia lakukan pada satu atau dua kesempatan, itu datang kembali, itu bereaksi padanya dalam keadaan kehilangan persekutuan dengan Allah yang sedemikian rupanya sehingga ia harus mendirikan mezbahnya lagi dan memulihkannya. Tapi secara keseluruhan, hidupnya adalah sebuah hidup di mana ia benar-benar terpisah dari bangsa-bangsa lain, dari dunia dan keturunannya Israel adalah bangsa pilihan yang diambil keluar dari bangsa-bangsa lain. Empat puluh tahun mereka di padang gurun terutamanya memiliki tujuan ini: untuk menunjukkan kepada mereka betapa menyeluruhnya, menyeluruhnya, mereka adalah orang-orang yang bukan duniawi. Atau di sisi lain, begitu menyeluruhnya umat sorgawi, untuk memiliki segalanya dari sorga: pemerintahan mereka, penyediaan mereka dan rezeki mereka, bimbingan mereka, kekuatan mereka, kelangsungan hidup mereka, langsung dari sorga sebab padang gurun tidak dapat memberi saudara dengan banyak hal-hal untuk kehidupan alami di sini. Terpisah, kepada Allah. Kita akan melihat mengapa dalam beberapa saat, tetapi ini adalah posisi mereka yang benar. Di sepanjang sejarah mereka, itu hanyalah pertempuran atas hal ini, mempertahankan posisi ini.
Mereka disebut orang kudus, disucikan. Apa itu kekudusan; apa itu penyucian? Akan lebih baik jika saudara menyelesaikan masalah ini, banyak ide-ide tentang kekudusan dan penyucian. Ingatlah teman-teman yang kekasih, bahwa seluruh dunia ini, seluruh dunia ini berada di bawah kuasa si jahat. Itu adalah firman Allah. Dunia ini berada di bawah kutukan. Dan jika ini adalah kesempatannya dan saya mempunyai waktu, dan saya telahbenar-benar dipukuli sekarang karena masalah ini sebelum saya mulai, saya dapat menunjukkan kepada saudara dan saudara akan melihat dengan sangat jelas bagaimana kita hidup di bagian dispensasi yang menunjukkan tanpa keraguan atau pertanyaan bahwa ciptaan ini berada di bawah kutukan, bahwa segala sesuatu yang dianggap manusia sebagai kemajuan dan perkembangan, membawanya ke dalam lebih banyak masalah. Dan, dan semua usahanya untuk kekuasaan, untuk kekuatan, hanya membawa kepadanya lebih banyak ketakutan dan ketakutan menjadi hal yang universal di seluruh alam ini. Takut, takut, takut! Pencapaian terbesar manusia adalah pembelahan atom atau pembuatan bom atom. Dan apa yang telah dilakukannya? Membawa lebih banyak ketakutan ke dalam penciptanya daripada sebelumnya di dunia ini, dan ke seluruh dunia. Apakah ada kutukan atas segala pekerjaan manusia? Itu hanyalah sebuah petunjuk, itu hanya sebuah petunjuk, tapi memang seperti itu!
Setiap penemuan dan ciptaan baru menciptakan masalah baru; beberapa masalah baru, dan kita beralih dari masalah ke masalah dan mereka menjadi semakin besar sampai orang-orang hari ini benar-benar bingung tentang bagaimana menghadapi kekuatan alam semesta ini. Yah, saya tidak bermaksud mengatakan itu, hanya untuk menekankan bahwa tidak ada keraguan tentang itu, apa yang diajarkan Alkitab di awal dan seterusnya adalah bahwa dunia ini berada di bawah kutukan. Dan penguasanya adalah penguasa terkutuk! Sentuhlah, sentuhlah itu secara rohani, menjadi terhubung dengannya dengan cara rohani apa pun, dan saudara menyentuh maut karena saudara telah menyentuh sesuatu yang jahat, sesuatu yang tidak suci. Bahkan orang-orang yang tidak rohani dan belum bertobat dapat menilai sesuatu seperti ini. Churchill yang agung, saudara tahu, (bukan seorang yang telah diselamatkan, seorang laki-laki yang memiliki kehidupan dengan Allah, tetapi, tetapi sangat cerdas dalam persepsi dan penilaiannya) berbicara tentang Hitler “orang jahat itu, yang jahat itu” – sampai pada jantung hal itu.
Ada kejahatan di seluruh sistem dunia ini dan Allah mengambil umat-Nya keluar dari sana. Untuk segala asosiasi dan koneksi rohani, saudara harus hidup di dalamnya tetapi tidak menjadi bagian darinya, tidak dengan cara apa pun terkait secara rohani dengannya. Kesucian, pengudusan (hal yang sama) hanyalah pemisahan kepada Allah dari rezim jahat itu yang mengatur dunia ini. Ah, perjuangan, kata Paulus, adalah melawan penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab mereka telah dibawa keluar dan posisi mereka yang benar di hadapan Allah adalah itu! Dan ketika mereka mempertahankan posisi itu, sorga ada di pihak mereka, sorga ada di pihak mereka, apa pun mereka itu di dalam diri mereka sendiri. Tapi di sini: “seperti pada bangsa-bangsa lain …” sungguh suatu kejatuhan. Sungguh suatu keruntuhan. Sungguh suatu pemisahan dari posisi yang benar mereka.
Saya tidak bisa mengambil lebih banyak waktu dengan itu, tetapi Alkitab berbicara tentang hal semacam itu sebagai percabulan rohani. Percabulan rohani: persetubuhan dengan keadaan jahat yang ada di dunia ini. Sentuh itu dan saudara akan kehilangan Allah, Ia mundur kebelakang. Baiklah, tinggalkan itu sejenak; perhatikan bahwa pertempuran selalu adalah tentang itu bagi umat Allah, selalu tentang masalah itu, jika saja kekuatan jahat dalam beberapa cara dapat membawa semacam hubungan antara umat Allah dan diri mereka sendiri dan sistem mereka, itu adalah malapetaka bagi umat Allah. Pembicaraan tentang keduniawian ini, orang-orang Kristen duniawi, dan jemaat duniawi, dan keduniawian di dalam jemaat jauh lebih dalam dari sekedar bagaimana saudara berpakaian dan bagaimana saudara bangun dan apa yang saudara lakukan dan ke mana saudara pergi; itu jauh lebih dalam daripada itu. Ini menyentuh kejahatan rohani dan ini berartikan kematian rohani. Itu adalah pemisahan, kemudian, dari posisi mereka yang benar, itu adalah pelanggaran panggilan, pelanggaran panggilan.
Mengapa mereka dipilih keluar dari bangsa-bangsa lain? Mengapa jemaat dipilih keluar dari bangsa-bangsa lain? Mari kita bawa ke sini: mengapa saudara dan saya telah dipanggil keluar dari bangsa-bangsa lain? Sebab Allah ingin mengambil dari bangsa-bangsa lain suatu umat bagi nama-Nya. Dan kita termasuk umat itu, jika kita berada di dalam Kristus, tetapi mengapa? Mengapa? Hanya untuk diselamatkan dan masuk ke sorga? Terpujilah Tuhan untuk semua itu, tetapi umat ini, dan dan kita, dipilih, dipisahkan ke dalam Kristus untuk suatu tujuan, untuk suatu panggilan. Dan panggilan jemaat, sama seperti panggilan Israel, dan panggilan saudara dan saya, teman-teman yang kekasih, adalah panggilan yang sangat agung, panggilan yang terutama, tidak ada yang lebih dari itu. Ini tiga kali lipat: kita harus berada di sini di antara bangsa-bangsa lain meskipun terpisah dari mereka, sebagai kesaksian akan supremasi mutlak Tuhan. Supremasi mutlak Tuhan! Sekarang saudara hanya perlu mengingat Perjanjian Lama saudara untuk mengatakan bahwa itulah masalahnya: “Akulah Tuhan, selain Aku tidak ada yang lain.” Seluruh keberadaan mereka bersandar pada hal itu, bahwa mereka harus memenuhi panggilan keberadaan mereka di sini ini, untuk memberitahukan kepada kekuatan yang terlihat dan tidak terlihat, manusia dan iblis, bumi dan neraka, bahwa Tuhan adalah Tuhan yang tertinggi. Dan itu adalah hal yang sangat praktikal, itu bermuara pada banyak hal.
“Aku lebih suka hidup empat puluh tahun di padang gurun …” nah, ini dia, di manakah saudara akan memiliki roti di padang gurun? Di manakah saudara akan memiliki air di padang gurun? Bagaimana saudara akan hidup di padang gurun selama empat puluh tahun? Hanya ketika sorga datang untuk menyelamatkan saudara. Hanya jika Allah yang Mahakuasa campur tangan atas nama saudara. Ini adalah ilustrasi yang bagus tentang ini, tetapi bacalah seluruh Perjanjian Lama saudara dan saudara akan menemukan bahwa inilah masalahnya: orang-orang ini melakukan ini, atau mereka gagal melakukan ini – mempertahankan sebuah kesaksian di dalam kehidupan dan keberadaan mereka itu sendiri, sejarah dan pengalaman, tentang supremasi mutlak Tuhan tanpa kelebihan apa pun, tanpa Tuhan membutuhkan bantuan apa pun dari dunia, tanpa saudara harus berbelok ke arah lain untuk memastikan saudara dapat melaluinya, untuk dukungan saudara, untuk pemeliharan saudara, untuk kemajuan saudara. Tuhan saja dan Tuhan cukup. Itulah sebabnya mereka dipilih. Itu adalah pelanggaran terhadap panggilan mereka ketika mereka berkata: “Seperti pada bangsa-bangsa lain …”; tidak hanya supremasi Tuhan, tetapi untuk menjaga di hadapan dunia kodrat Tuhan, kodrat Tuhan. Tuhan macam apa Dia ini? Allah macam apa Allah itu? Tuhan, Tuhan penyayang dan pengasih, berlimpah kasih setia, penuh sabar. Itu adalah lagu mereka dalam pernyataan. Allah yang suci, Allah yang suci. Tanpa memperbesar itu, panggilan mereka adalah untuk menjaga tetap hidup di bumi ini di antara bangsa-bangsa suatu kesaksian tentang Tuhan macam apa Tuhan itu. Menyatakan itu, kami meninggalkannya.
Dan kemudian panggilan mereka adalah untuk mendemonstrasikan ke seluruh penjuru kecukupan lengkap Tuhan. Tuhan tidak memilih saudara karena saudara lebih besar dari pada orang lain, karena saudara lebih mampu dan efisien dan saudara lebih baik. Lebih baik? Tidak sedikit pun. Kita tahu pada hari ini bahwa umat itu tidak lebih baik dari pada orang-orang lain di dunia, sesungguhnya Musa memang berkata, “Jika kamu meninggalkan Tuhan, kamu akan berbau busuk di lubang hidung semua bangsa-bangsa lain.” Betapa benarnya hal itu. Bukan karena mereka lebih baik, tidak, mereka membutuhkan kasih karunia Allah mungkin lebih banyak dari pada bangsa-bangsa lainnya. Mereka membutuhkan, karena kelemahan mereka, kuasa Allah lebih dari bangsa-bangsa lain di sekitarnya. Oh, mereka hanya membutuhkan Tuhan! Itu saja, dan Tuhan memilih mereka, memilih mereka. Paulus berkata kepada jemaat di Korintus, “Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kami dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang, tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah, apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah, apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah …” Itu sangat menghibur kita, tetapi tandailah, itu bisa jadi hanya penghiburan negatif. Untuk apa? “Untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, untuk memalukan apa yang kuat, untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah, tetapi barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan …” kecukupkan mutlak Tuhan! Dan itu adalah panggilan mereka, itu adalah panggilan saudara, itu adalah panggilan saya dan itu harus dipertahankan utuh dalam kelemahan, oh ya, kelemahan …
Jika Roh Kudus melakukan satu hal dengan mereka yang benar-benar Ia pegang, Ia membawa mereka ke dalam kelemahan. Ia hanya melemahkan semua swasembada mereka, kepentingan diri mereka, kemampuan diri mereka. Saudara bertemu dengan seorang laki-laki atau perempuan yang benar-benar dirasuki Roh Kudus dan saudara bertemu dengan seseorang yang tidak memiliki kekuatan di dalam diri mereka sendiri, tidak ada percaya diri dalam diri mereka sendiri – bodoh. Bodoh! Mengapa, saudara ditakdirkan, saudara ditakdirkan di bawah tangan Roh Kudus untuk datang ke tempat kebingungan total atas segala sesuatu jika Allah tidak menyelesaikan masalah saudara dan memastikan saudara melaluinya, saudara terpukul sepenuhnya karena kekurangan penjelasan dan pengertian. Tidak apa-apa, itu hanyalah jalan Tuhan! Kekosongan, kehampaan, ya, itulah jalan Roh, jalan Roh.
Saudara tahu jalan sungai, jalan sungai selalu merupakan saluran terendah; selalu mencari tempat terendah, sungai demikian. Roh, yang merupakan Sungai Allah, selalu mencari tempat terendah: kekosongan. Dan ini adalah jalan kemuliaan Ilahi, tetapi ini adalah pemisahan, pemisahan dengan panggilan: “berikanlah kepada kami seorang raja seperti pada segala bangsa-bangsa lain …”.
Sekarang, saat saya menutup, itu adalah penolakan terhadap prinsip keberadaan mereka itu sendiri. Apa itu? Saudara lihat, teman-teman yang kekasih, ada kedalaman hikmat Ilahi yang belum kita pahami atau pegang. Oleh umat-Nya dan di dalam umat-Nya, Allah sedang merusak seluruh pekerjaan yang iblis lakukan pada umat manusia di awalnya itu. Dan prinsip abdi Allah, hamba Allah, umat Allah, adalah ketergantungan mutlak dan menyeluruh kepada Tuhan. Ketergantungan kepada Tuhan! Lihatlah pada Musa, lihatlah pada Abraham, lihatlah pada mereka semuanya: Musa, seorang laki-laki yang terpelajar dalam semua hikmat orang Mesir, ternyata seorang laki-laki yang sangat bijaksana, intelektual, terlatih dan sangat efisien ketika ia berada di Mesir, keluar dan setelah empat puluh tahun di bawah tangan Allah ketika Allah memanggilnya untuk pergi, ia berkata, “ Aku berat mulut; aku berat lidah; aku berat. Oh, jika Engkau akan mengutus, utuslah siapa pun yang Engkau kehendaki, tetapi jangan utus aku … Aku bukanlah utusan-Mu.” Ia hanyalah satu contoh, bukan, Yeremia: “Aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda, sebab aku ini masih anak kecil.” Inilah ketergantungan total kepada Allah.
Saulus dari Tarsus, seorang laki-laki besar di wilayahnya sendiri, ya, segalanya, segalanya, tetapi jika ada satu orang dalam sejarah yang mengetahui ketergantungannya kepada Tuhan, itu adalah rasul Paulus. Ketergantungan sepenuhnya kepada Tuhan, “Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati. Di situlah aku berada, seorang yang mati yang perlu dibangkitkan.” Orang yang mati tidak bisa berbuat banyak bukan? Tidak ada gunanya, seorang yang mati, yang perlu dibangkitkan. Prinsip ketergantungan mutlak kepada Tuhan yang merupakan prinsip kehidupan Kristus sendiri: “Sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya …”, “Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri …”, “Apa yang Aku kerjakan, tidak Aku kerjakan dari diri-Ku sendiri …” ketergantungan, ketergantungan. Dan di sini: “berikanlah kami seorang raja seperti pada bangsa-bangsa lain …” penolakan terhadap prinsip ini sendiri; perubahan dari yang rohani ke yang alami. Saul, Saul … pilihan mereka, Saul, laki-laki yang diberikan Allah kepada mereka, adalah segala sesuatu yang menyenangkan yang alami. Lihatlah dia, ia lebih tinggi dari semua laki-laki lain di Israel. Ia lebih tampan, spesimen kemanusiaan yang lebih baik daripada yang lain yang ada di sana. Seorang rekan yang luar biasa, dinilai secara alami. Ya, baiklah, kamu memintanya, kamu mendapatkannya; apa yang kamu minta. Yang alami? Allah akan memberikan yang alami.
Tapi kami tutup. Apa yang Tuhan lakukan tentang hal itu? Apa yang Tuhan lakukan? Yah, Ia melakukan dua hal. Ia membantu mereka kepada kesimpulan mereka sendiri. Ini adalah pemikiran yang sangat mengerikan. Diberikan-Nya kepada mereka apa yang mereka minta, dan didatangkan-Nya penyakit paru-paru di antara mereka. Saudara tahu, teman-teman yang kekasih, kemakmuran dan berkat yang nyata tidak selalu merupakan pertanda baik, saudara berpikir bahwa kita memiliki berkat yang besar dan segala sesuatunya berjalan seperti yang kita inginkan, tetapi mungkin ada jerat di dalamnya. Itu tergantung pada motif yang ada di balik semuanya itu: kepuasan dan kesenangan alami saudara … sesuatu untuk bermegah … ‘Saul’ saudara yang luar biasa, apa pun dia itu: sistem saudara, organisasi saudara, hal saudara … Saul yang luar biasa, lebih besar daripada yang lain, sesuatu untuk diperhatikan dan ditunjukkan dan “Lihat! Lihat!” Ada jerat yang mengerikan di dalam itu. Tuhan mungkin tidak ada di dalamnya.
Tuhan membantu mereka sampai kepada kesimpulan mereka sendiri, Ia memberi mereka seorang raja, memerintahkan Samuel untuk mengurapinya, “Ayo, ikuti garis mereka, mereka bertekad, berikan kepada mereka apa yang mereka bersikeras untuk miliki, kita akan membantu mereka mencapai kesimpulan mereka sendiri.” Dan jadi Ia melakukannya dan saudara tahu apa kesimpulannya. Dengan bantuan Ilahi, mereka datang kepada tragedi.
Tetapi Tuhan sedang melakukan hal-hal lain dan ini lebih baik; sementara semua ini sedang terjadi, Ia diam-diam mempersiapkan sesuatu yang berkenan di hati-Nya sendiri. Tidak dikenali untuk sementara waktu, tidak diperhatikan, tidak diperhitungkan untuk sementara waktu, sementara orang-orang ini melanjutkan dengan Saul mereka, Tuhan sedang bekerja di luar. Daud kecil itu, yang dipilih dan diurapi secara rahasia, dipisahkan bagi Allah, melalui sejarah yang mendalam dengan Allah, sejarah yang dalam, untuk waktu yang lama, selama empat puluh tahun pemerintahan Saul ini. Betapa mengerikan waktu yang dialami Daud di luar sana di gua Adulamnya, tetapi Allah sedang melakukan sesuatu di dalam dirinya. Diam-diam melakukan pekerjaan yang mendalam di dalam Daud, mempersiapkan dia untuk hari krisis. Dan ada orang-orang yang sedang kecewa, yang merembes keluar, berkata, “Bukan ini! Bukan ini, kami telah membuat kesalahan. Kami berada di jalur yang salah, ini tidak memenuhi kebutuhan kami yang sebenarnya, ini semuanya mengecewakan” dan beberapa seperti itu perkumpulan yang berkembang dan kekecewaan mereka dan kekosongan hati mereka – kekecewaan dengan semua ini – pindah keluar kepada Daud dan Allah membentuk sesuatu secara diam-diam dan tersembunyi yang benar-benar berkenan di hati-Nya sendiri.
Oh, ada banyak sejarah di dalamnya. Saya tidak suka bersikap kritis sama sekali, tetapi saya menunjukkan ini, teman-teman yang kekasih, bahwa ada banyak gagasan Saul di dalam Kekristenan: hal yang besar, hal yang indah, hal kedagingan alami yang menarik bagi manusia dan dunia, sesautu yang seperti pada bangsa-bangsa lain … seperti itu, ada banyak. Tetapi bukankah benar bahwa bahkan di hari seperti itu, ada banyak hati yang lapar dan kosong yang tidak menemukan itu sebagai jawabannya? Mereka sedang mencari sesuatu yang lebih dan Allah sedang melakukan pekerjaan rahasia di zaman kita, jangan salah tentang itu, saudara dapat pergi ke seluruh dunia ini dan di sana sini ada, satu, dua, beberapa yang hatinya kecewa dan yang hatinya menjangkau hal yang sejati dari Allah. Dan Allah sedang melakukannya secara diam-diam; tidak akan melakukan hal semacam Saul tentang ini, tidak ada kebesaran umum yang mewah, tetapi tidak, diam-diam dan tersembunyi Ia melakukan pekerjaan-Nya yang dalam dan mereka ini akan menjadi alatnya ketika hari itu tiba ketika semua hal lainnya ini akan hancur berkeping-keping. Ini akan menjadi orang-orang yang mengenal Tuhan, dengan siapa Tuhan akan berjalan terus melalui sampai akhir.
Saya harus melompati banyak dan meninggalkan cukup banyak pada pagi hari ini, saya sudah jauh melampaui waktu yang diberikan, tetapi saya memiliki nada yang menghibur untuk mengambil semua waktu yang saya butuhkan. Saya belum melakukan itu, tetapi teman-teman yang kekasih, saya percaya saudara mengerti maksudnya. Inilah masalahnya: apakah saudara sedang berada dengan sesuatu yang “seperti pada bangsa-bangsa lain” atau apakah saudara mengejar hal yang berkenan di hati Allah, “Aku telah memilih Seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.” “Kehendak-Ku …” Tuhan berilah kami pengertian …
Berilah kami wawasan, persepsi, pemahaman, penilaian ini dalam hal-hal yang berbeda, bahkan dalam hal-hal Kristen, hal-hal yang berbeda, dan pimpinlah kami di jalan di mana Engkau sendiri dapat mempercayakan diri-Mu sendiri tanpa syarat … di mana Engkau dapat tinggal selamanya demi nama-Mu sendiri, amin.
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.