oleh T. Austin-Sparks
Bab 11 – Seluruh Perlengkapan Senjata Allah (lanjutan)
Kami percaya bahwa kami telah menetap pada satu tema, satu tujuan besar dari Tuhan untuk saat ini: pengamanan kumpulan pemenang-Nya untuk menerobos dengan-Nya di akhir. Dan kami telah sejak itu sibuk dengan jalan menuju takhta sang pemenang.
Sekarang, hanya satu langkah bergegas kembali untuk mencoba mendapatkan saudara ke dalam garis praktikal mengenai hal ini sebelum kita mengambil langkah berikutnya. Kita memiliki Efesus di hadapan kita dan kita telah datang untuk melihat bahwa posisi orang percaya dalam Kristus, menurut pikiran Allah, adalah di sorga: sesungguhnya sejauh mana Tuhan Yesus bersangkutan, secara rohani hal ini demikian, mengenai pikiran Tuhan bagi kita, tetapi ini tidak selalu secara eksperimental demikian, di mana kita bersangkutan. Dan ini adalah dengan maksud menyadari tempat kita di sorga dan memenuhi pelayanan dan panggilan rohani kita, dan menyelesaikan peperangan rohani kita di sana, bahwa kita berada di sini pada saat ini di jam-jam perenungan ini.
Kami telah, pada saat-saat awal dari hari-hari ini, di mana hal ini tidak mungkin bagi sebagian besar dari saudara untuk hadir, kami telah berbicara banyak tentang pekerjaan salib di dalam kita, yang diperlukan, agar kita bisa menyadari posisi itu dan secara efektif berfungsi di sana; perlunya salib untuk memotong dari kita dan memotong kita dari setiap unsur-unsur kompromi, segala sesuatu yang akan membahayakan posisi kita dan membuat kegagalan dan memberikan musuh dasar untuk membuat semua peperangan kita menjadi tidak efektif, gagal, dan bahkan untuk membuat pengajaran kita tentang sorga menjadi hal yang sia-sia dan kosong. Sehingga sementara kita memiliki ajarannya dan berbicara tentang posisi itu dan mencoba untuk melatih diri kita di sepanjang garis-garis ini, tidak ada yang dicapai. Hal ini tidak berhasil karena kemungkinan besar ada sesuatu yang meng-kompromi-kan kita, dengan apa salib masih belum diizinkan untuk menangani, pada apa salib belum ditanggungkan.
Untuk mencapai tempat peperangan dan kerja yang efektif, terutama melalui doa, harus ada penanggalan dan penyisihan melalui salib dari semua unsur kehidupan alami kita, semua unsur dari apa yang adalah diri kita sendiri secara alami, yang kita mungkin berusaha untuk memanfaatkan dalam hal-hal rohani, tetapi yang tidak akan pernah bisa melayani tujuan rohani. Ini berarti penanggalan semua unsur sistem dunia ini sebagai cara dan metode dan sebagainya, seperti itu, mencoba untuk menyelesaikan pekerjaan Allah; motif dan ambisi yang adalah duniawi pada intinya dan pada sifatnya. Ini semua harus disisihkan oleh salib dan kita harus datang ke tempat transparansi mutlak secara rohani, di mana itu semuanya adalah Tuhan dan tidak ada yang adalah diri kita sendiri. Bahkan kekuatan kemauan dan tekad diri kita sendiri, kekuatan hidup-diri kita sendiri dan sebagainya yang seperti itu secara alami, harus disisihkan atau semuanya akan dirusak-kan, dan dalam penghancuran, kesaksian kita akan pecah. Begitu sering kesaksian kita sendiri itu, pengakuan posisi sorgawi kita sendiri itu pecah berkeping-keping dengan kita yang sedang dihancurkan; kedua hal ini pergi bersama-sama. Mereka berdua hancur bersama-sama jika kita mencoba untuk mempertahankan atau memenuhi kesaksian itu dengan kekuatan jiwa atau sumber daya jiwa. Kekuatan tekad alami dan mengepakan tinju tidak ada baiknya di sini dan harus pergi dan begitu sering itu adalah dasar kebingungan dan dibuat malu kita sehingga semua klaim kita terbukti tidak bernilai karena mereka ada di dunia yang salah. Kita mencoba untuk menjaga mereka, tidak dalam roh, tapi dengan cara lain yang adalah alami dalam sumbernya, prinsipnya dan konstitusinya.
Sekarang, yang terkasih, jika saudara dan saya masih hidup pada saat pengangkatan dan belum meninggalkan dunia; jika kita hidup pada saat itu kita akan diangkat, tetapi saat kita diangkat kita akan berubah. Dan perubahan itu akan dalam sifat penanggalan, itu akan menjadi hampir seperti kita melewati sebuah saringan, dan saringan itu akan menanggalkan dari kita semua yang fana, segala sesuatu dari penciptaan lama yang masih tetap dan hanya roh yang diperbaharui kita yang akan melewati saringan itu, dan dipakaikan dengan tubuh baru kita; semua yang lainnya hanya akan ditanggalkan. Sekarang, saya mengatakan itu dengan cara ilustrasi, sebab ada terjemahan rohani yang mendahului hal itu. Ada kedatangan ini sekarang ke posisi sorgawi kita dan hal yang sama terjadi secara rohani sebagaimana akan terjadi secara harfiah. Artinya, kita tidak bisa melewati ke posisi sorgawi tanpa melalui saringan yang sangat halus, di mana segala sesuatu yang adalah dari diri kita sendiri dan dari dunia ini ditanggalkan. Sejauh mana kita berhasil membawa apa pun yang seperti itu, kita sesungguhnya belum mencapai posisi sorgawi, meskipun kita berpikir bahwa kita telah mencapai posisi itu; itu hanyalah sekedar mental dan tidak rohani. Hal ini mungkin bagi kita untuk hidup dalam sorga mental, yang tidak berhasil secara rohani.
Ini adalah hal yang diberkati untuk berpikir bahwa tidak satu sisa-an dari tubuh lama yang fana ini dapat sampai ke atas sana, kita ingin Tuhan untuk membuat saringan sehalus-halusnya mungkin yang Ia bisa! Sekarang, di dalam kita, ada penerapan hal ini secara rohani. Tidak satu keping kehidupan alami ini yang dapat melalui sampai ke takhta. Saudara mungkin dapat melewati secara teori, tapi tidak secara rohani. Sejauh mana salib diterapkan dan dalam iman ditempatkan di atas, melawan setiap-tiap dari kehidupan alami itu, kita memiliki pemahaman dengan Tuhan bahwa Ia membuatnya efektif di dalam kita. Sejauh mana hal itu benar, kita datang ke ketinggian rohani, tempat kekuasaan, sorga yang sesungguhnya di dalam Kristus di mana hal-hal berhasil bekerja. Itulah sebabnya begitu sering ketika kita mengatasi situasi-situasi rohani dan tidak dapat melewati, Tuhan membalik-kan kita kembali untuk berurusan dengan beberapa unsur-unsur yang tidaklah pada dasarnya dari diri-Nya, sesuatu yang adalah dari diri kita sendiri di suatu tempat, sesuatu yang adalah dari dunia dalam roh di suatu tempat. Ia membalik-kan kita kembali untuk menangani hal itu sebelum pernah kita bisa berlanjut dengan sukses dan penuh kemenangan dengan masalah ini yang sedang dipertaruhkan. Kita tidak dapat melalui sedikit pun ke takhta, ini hanya sejauh mana kita hidup, berjalan, bergerak, berperang dan segala sesuatu yang lain, di dalam Roh, bukan di dalam daging, melainkan di dalam Roh.
Sekarang kita telah berurusan dengan itu, tidak persisnya dengan kata-kata atau cara pengaturan keluarnya yang sama, tetapi pada prinsipnya kami telah banyak ada pada garis itu di pesan-pesan sebelumnya. Dalam bab sebelumnya, kami berbicara tentang perlengkapan peperangan di sorga seperti dalam pasal 6 dari surat Efesus – seluruh perlengkapan senjata Allah – dan kami secara singkat berurusan dengan tiga bagian pertama dari perlengkapan senjata itu: ikat pinggang kebenaran, baju ziarah keadilan, dan kasut kaki kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera. Kami akan segera melanjutkan untuk mengatakan hanya sedikit tentang tiga bagian yang tersisa dari perlengkapan senjata itu. Tapi sebelum melakukan itu, saya ingin mengatakan hanya beberapa kata-kata lagi tentang posisi di mana kita di sini dipandang sedang berada.
Saudara perhatikan bahwa apa yang dikatakan tentang posisi kita adalah bahwa posisi itu harus diambil, didatangi. Kita terlihat di sini tidak sedang mencoba untuk mendapatkan sampai ke posisi, tidak bertujuan pada suatu posisi, tetapi berada di posisi. Bagian-bagian awal dari surat ini telah membawa masuk salib demi membuat hal itu menjadi mungkin. Hal itu telah dibahas dalam pasal dua. Kita telah, melalui kematian, penguburan, dan kebangkitan dengan Tuhan Yesus, memiliki posisi ini dibuat menjadi mungkin dan nyata jika kebenaran-kebenaran itu telah benar-benar diungkapkan dan diambil dengan iman. Sehingga ketika kita sampai ke Efesus 6, kita berada dalam posisi, atau kita seharusnya berada di dalamnya, dan kita terlihat di sini sebagai yang ada dalam posisi.
Sekarang, semua tipu muslihat Iblis ini yang disebutkan di sini (sebab semua penyediaan yang dibuat dalam baju ziarah Allah adalah untuk melawan tipu muslihat Iblis) tidak dimaksudkan untuk menjaga kita dari posisi kita, tapi untuk membawa kita turun keluar dari posisi itu, untuk menarik kita ke bawah, untuk melemparkan kita turun dari posisi kita. Mengapa kami berkata demikian? Karena kepentingan yang luar biasa, yang terletak dalam kita yang mengetahui lebih banyak tentang kebajikan posisi itu saja. Ada kebajikan luar biasa yang adalah kuasa hanya dengan berada di posisi. Apa yang saya maksud adalah ini. Ada terlalu banyak waktu yang diambil dengan mencoba untuk mendapatkan sampai di atas musuh, dan kita menggunakan banyak kekuatan kita dalam mencoba untuk mencapai ke atas dan naik di atas dan melalui, dan kita berpikir bahwa kita benar-benar sedang memenuhi peperangan ini dan bahwa seluruh soal kemenangan adalah soal datang mencapai sampai ke posisi kita. Tidak seperti itu. Seluruh soal kemenangan adalah untuk berada di posisi dan menetap di sana. Hanya berada di posisi adalah suatu hal yang sangat saleh, kuat. Saya ingin saudara mendapatkan itu. Saudara lihat, saran bahwa musuh berada di atas itu sendiri, gagasan itu sendiri, bahwa musuh berada di kekuasaan mungkin berasal dari dia dan mungkin saja akan menjadi penghancuran kita, kelemahan kita. Sebelum saudara mulai menemui musuh dalam peperangan, saudara harus berada di posisi saudara, dan kenyataan ini bahwa saudara berada dalam posisi saudara adalah andalan saudara.
Sekarang, ketika saudara datang ke bisnis ini, saudara menemukan orang-orang menghabiskan lima puluh lima menit dari setiap enam puluh menit, meminta untuk dibawa ke dalam posisi, atau berusaha untuk mendapatkan sampai ke posisi, atau, seperti yang mereka katakan, “mengambil posisi.” Tapi ketika saudara datang ke peperangan di Efesus, saudara sudah berada dalam posisi. Saudara tidak mengakui untuk sesaat pun bahwa musuh ada dalam posisi; jika saudara demikian, saudara langsung berada di posisi yang kurang menguntungkan. Bisnis kita tidak sekarang untuk mendapatkan di atas musuh, tapi untuk mencegah dia dari membawa kita keluar dari posisi kita. Itulah yang ada di sini. Mengapa semua persenjataan defensif lengkap Allah ini? Dan saya menggunakan kata itu meskipun ada pedang Roh. Namun, walaupun mungkin ada unsur ofensif di pedang, pedang ini, seperti yang ada di sini, terutama adalah hal yang defensif. Mengapa semuanya begitu defensif, begitu melindungi? Salah satu senjata utama tentara Roma, yang Paulus pastinya telah melihat, yang tidak pernah disebutkan: tombak, tombak panjang – tidak pernah disebutkan. Ia pasti telah melihat itu, itu adalah bagian penting dari pakaian prajurit Romawi, tapi ia tidak menyebutkannya. Itu pada dasarnya adalah sesuatu untuk pergi keluar ke medan peperangan; yaitu, hal yang agresif. Itu tidak ada di sini. Pakaian ini adalah defensif, pelindung secara keseluruhan-nya.
Sekarang, semua tipu muslihat Iblis dimaksudkan untuk membawa kita keluar dari posisi kita, dan kita akan melihat hal ini semakin kita berurusan dengan hal-hal lainnya, semakin kita berlanjut. Apa penekanan utama di bagian pasal ini yang berurusan dengan peperangan di langit? Berdiri. Mungkin ini adalah bertahan, tapi ini adalah berdiri. Ini merupakan posisi. Ini adalah posisi yang saudara harus datang kepada dan saudara berdiri dan saudara bertahan dan ketika saudara telah melakukan semuanya, saudara berdiri, saudara tetap. Saudara berada di sana sebelum saudara mulai, saudara adalah pemenang di lapangan, dan saudara harus tetap di lapangan dengan berdiri dan bertahan. Saudara tidak berjuang untuk mendapatkan, saudara berjuang dalam dan di sekitar itu. Semua ini berkeliling di sekitar fakta itu. Semua hal tentang baju ziarah ini ada kaitannya dengan berdiri dan berada di posisi saudara. Dan jika untuk satu saat kita dapat dibawa ke keadaan pikiran di mana kita mengakui bahwa musuh memegang posisi kekuasaan itu, hal-hal telah semuanya menjadi salah. Saudara lihat semua ini diarahkan oleh fakta yang membangkitkan Tuhan Yesus dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang.
Ia telah membuat kita untuk duduk jauh lebih tinggi – itu bukanlah berjuang untuk sampai ke sana, itu adalah di mana saudara berada, itu adalah posisi saudara. Ada kebajikan luar biasa dalam mengenali posisi saudara dan mengambil posisi itu dan menetap di sana. Oh ya, saya tahu (dan itulah di mana baju ziarah datang masuk) musuh akan membuat saudara percaya yang sebaliknya, bahwa ia-lah yang berada dalam kekuasaan tersebut. Saudara datang melihat baju ziarah itu tidak diberikan kepada saudara demi membantu saudara untuk mendapatkan sampai ke posisi kemenangan; baju ziarah itu diberikan untuk membantu saudara untuk berdiri tetap dalam posisi dan bukan untuk sampai ke sana. Menyadari bahwa itulah apa yang disajikan, saudara dapat berjalan terus dengan baju ziarah saudara.
“Lagi pula dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman.” Sekarang, terjemahan ini sedikit disayangkan dan lemah, dan itu akan jauh lebih baik jika dikatakan, “Sekarang, di atas segalanya, ambil-lah perisai iman” sebab kata Yunaninya di sini untuk “perisai” bukanlah kata Yunani yang berbicara tentang perisai bulat kecil yang saudara begitu sering lihat di tangan prajurit Romawi, tetapi perisai besar. Jadi di sini adalah perisai besar, ini adalah perisai yang dapat menutupi seluruh tubuh manusia, di baliknya manusia bisa mendekam, di balik mana, saat ia memegang-nya, hampir seluruh sosoknya tersembunyi. Atas segalanya ambil-lah perisai iman, itulah makna-nya di sini, perisai besar dari iman dengan apa semua panah api dari si jahat dihadapi. Panah api itu ditujukan untuk membuat kita menyerahkan posisi kita, dan panah api itu dilemparkan terhadap diri kita dengan tujuan untuk memasukkan ke dalam kita sesuatu yang adalah kebalikan dari iman. Melihat bahwa itu adalah perisai iman, perisai itu dimaksudkan untuk menghadapi kebalikan dari iman, dan kebalikan dari iman adalah keraguan, ketakutan, dan ketidakpastian. Ini adalah seluruh pasukan pertanyaan untuk membawa saudara keluar dari posisi. Dapatkan keraguan bersarang di dalam dan saudara akan temukan saudara segera kehilangan kapasitas dan kemampuan bertempur. Sebuah keraguan, sedikit ketidakpercayaan, ketakutan bersarang di dalam, bukankah itu sebuah anak panah berapi-api?
Paulus tahu, jelas-jelasnya, sesuatu tentang peperangan di hari-hari itu, dan ia tahu bahwa sangat sering musuh kemudian mencelupkan anak-anak panah mereka ke dalam beberapa cairan dan kemudian membakarnya sehingga mereka akan membakar pakaian dari lawan mereka dan membakar mereka; panah berapi-api. Dan yang terkasih, tidakkah sedikit keraguan bekerja seperti itu? Tidak-kah sedikit ketakutan bekerja seperti itu? Saudara mendapatkan sedikit rasa takut bersarang di dalam saudara dan saudara menemukan itu menjadi sebuah tipu muslihat Iblis yang sangat sukses. Oh, sungguh hal yang mengerikan ketakutan itu. Bagaimana itu dapat menghancurkan seluruh semangat, menarik saudara turun, mengejar saudara sehingga saudara tidak bisa bangkit, berperang, berdiri – semua perlawanan saudara diambil dari saudara ketika sekali saja sedikit rasa takut bersarang di dalam hati saudara; sedikit ketidakpastian, pertanyaan, atau setengah lusin pertanyaan. Dan saat ini ada banyak anak-anak Tuhan dikeluarkan dari pertarungan karena mereka memiliki banyak pertanyaan tentang diri mereka sendiri, tentang Tuhan, tentang segala hal yang menempatkan mereka dalam ketidakpastian. Oleh karena itu, pergunakanlah perisai besar dari iman, saudara perlu setiap bagian diliputi oleh itu; saudara membutuhkannya untuk kaki saudara sebanyak saudara membutuhkannya untuk kepala saudara. Jika saudara akan berjalan dalam ketidakpastian saudara tidak akan berjalan terlalu jauh dalam kekuatan. Jika saudara akan memiliki ketidakpastian apa pun dengan keraguan, saudara akan dihancurkan; saudara perlu perisai besar iman untuk mendapatkan seluruh diri saudara di belakang itu.
Dalam sesi tanya jawab bebas kami, ada sebuah pertanyaan yang ditanyakan tentang pemikiran tak sadar. Ketika saudara tidak sedang dengan pasti berpikir, tidak berpikir secara positif, berpikir kepada arah lain, pikiran-pikiran didorong masuk ke dalam pikiran saudara meskipun saudara telah melakukan segalanya; saudara tidak dapat mencegahnya. Pikiran-pikiran itu, yang saudara tidak inginkan datang bergegas masuk dan memegang saudara. Dan kami menunjukkan bahwa untuk itu, ketopong keselamatan mungkin menjadi salah satu penyediaan Allah.
Tapi intinya adalah, kami perhatikan bahwa nama Yunani dari hal ini yang disebut sebagai “ketopong” – mengelilingi kepala – tempatkan keselamatan di sekeliling kepala saudara. Kami mengatakan sehubungan dengan masalah, sebutkan sebagai pikiran tak sadar, imajinasi dan semua hal-hal seperti itu, dari apa kita membutuhkan perlindungan, saya ingin berkonsentrasi pada satu yang terutama dari mereka sekarang dan hanya untuk menyebutkannya semakin kita berlanjut.
Di sini, ketopong keselamatan dimaksudkan untuk melindungi kepala terhadap pukulan, lebih dari tusuk-kan. Panah api adalah tusuk-kan, tapi kepala adalah tempat di mana saudara mendapatkan pukulan, bukan tusukan. Sebagai satu aturan, dalam perang seorang laki-laki dengan tombaknya, pedang-nya, atau panah-nya tidak bertujuan kepala, tapi ia bertujuan kepala dengan kapak pertempuran-nya – saudara mendapatkan pukulan, bukan tusuk-kan, untuk menjatuhkan saudara, dan sehingga di tempat lain, rasul berbicara tentang “berketopongkan pengharapan keselamatan.” Di sini ia berkata berketopongkan keselamatan. Sekarang, keraguan dan ketakutan dan hal-hal seperti itu adalah anak panah, tusuk-kan, yang menyengat, membakar, menusuk, meluka-kan; tapi kesedihan, keputus-asaan, kekecewaan, depresi merupakan pukulan yang menebangkan; sesuatu yang lebih dari anak panah yang membakar dan menyengat, yang bekerja secara perlahan-lahan dan tidak mencapai pekerjaan yang mematikannya secara sekaligus, tapi pukulan keputus-asaan menarik saudara turun seperti Elia dari Karmel ke pohon arar. Satu pukulan keputus-asaan, tidak ada harapan, menarik saudara turun rendah dengan sangat cepat dan dengan begitu pengharapan keselamatan harus dikenakan di sekitar kepala saudara sebagai lawan dari putus asa, depresi, dan kekecewaan.
Kekecewaan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membawa kita turun dari posisi. Mengapa, saudara mungkin pada saat ini tepat berada di langit tertinggi, dan seseorang mengatakan sesuatu kepada saudara, mungkin tentang pesan yang saudara telah berikan, sesuatu yang tidak baik tentang pekerjaan baik pada apa saudara telah memberikan diri saudara, dan dalam sekejap roh saudara bersedih. Dan dari ketinggian tertinggi peninggian saudara, saudara datang ke kedalaman terendah kekecewaan dengan hanya satu pukulan dari kata kritik. Ini adalah pengharapan keselamatan sebagai sebuah ketopong. Apa pengharapan dari keselamatan? Hal ini dapat dinyatakan dalam banyak kata-kata yang berbeda dalam Kitab Suci. “Karena aku tahu kepada siapa aku percaya” – tidak di dalam siapa – “Karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.” Ayat lain-nya adalah: “Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.” Itu adalah pengharapan keselamatan. Kumpulkan hal-hal itu yang mengekspresikan pengharapan keselamatan. “dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.” Itu adalah pengharapan keselamatan. Kenakan itu di sekeliling kepala saudara ketika kekecewaan, putus asa, atau depresi menyerang saudara. Praktikal, bukankah demikian?
Nah, sekarang kita akan beralih ke kata terakhir dan “Terimalah pedang Roh, yaitu Firman Allah.” Ini juga dimaksudkan untuk membantu kita dalam mempertahankan posisi kita; tidak untuk mendapatkan posisi itu. Ketika Tuhan Yesus bertemu dengan Iblis di padang gurun, Iblis melemparkan panah berapi-api dan mengincarkan pukulan dan menggunakan banyak tipu muslihat-nya, tapi Tuhan tidak mencoba untuk mendapatkan posisi-Nya di atas Iblis dengan menggunakan Firman Allah; Ia mempertahankan posisi-Nya dengan menggunakan Firman Allah. Itulah sebabnya saya berkata pedang di sini adalah defensif, tetapi pedang itu memiliki aspek positif-nya. Ini adalah pengembalian sesuatu yang positif terhadap lemparan-lemparan musuh. Saudara tidak hanya sekedar berdiri dalam pertempuran defensif dan menerima semua yang datang, tapi dari posisi saudara, saudara mengembalikan sesuatu. Hal ini tidak diperlukan bahwa saudara pergi bergegas keluar untuk menemui musuh, saudara mengembalikan sesuatu dan saudara mengembalikan kepadanya Firman Allah. Ini adalah, jika saudara berkenan, pertahanan ofensif; saudara harus memiliki sisi positif dari hal-hal. Ini tidak hanya sekedar berdiri dan menerima semua yang ia suka letak-kan di atas, tetapi ini adalah secara positif menemui itu dengan sesuatu yang lain, dan itu adalah dengan Firman Allah.
Tuhan Yesus di padang gurun mungkin telah mengadopsikan sikap ini dengan Iblis dan ketika Iblis mengatakan hal ini atau itu, apa pun godaan-nya mungkin, Ia bisa mengatakan, “Baiklah, engkau mengatakan itu, katakanlah jika engkau suka, Aku tidak keberatan. Engkau bisa berlanjut mengatakan hal-hal seperti itu jika engkau suka …” tapi Ia tidak berkata demikian. Musuh tidak hanya harus diizinkan untuk merasa bahwa semuanya ada di sisinya, Tuhan mengembalikan sesuatu kepadanya yang merusak serangannya. Itu tidak selalu bahwa Tuhan harus pergi keluar mengejarnya dan menemuinya dan bertarung dengannya, tetapi Ia merusak serangannya dengan apa yang dikembalikan-Nya: Firman Allah. Saudara lihat intinya? Itu bukanlah menerima segalanya dan tidak memberikan apa-apa. Kita sudah mendapatkan sesuatu dan memiliki sesuatu untuk diberikan dan kita harus siap dengan hal itu, yang dapat secara efektif menjawab serangan itu.
Kami menyebutkan Luther dan jawabannya terhadap tuduhan-tuduhan musuh, ia memiliki sesuatu yang cocok untuk situasi itu dan ia mengembalikannya. Sungguh diperlukannya itu, secara positif, bagi abdi Allah, untuk secara menyeluruh dilengkapi dengan Firman Allah. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk ini, bahwa abdi Allah “senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.” Kita harus tahu nilai dari Firman Allah, bagaimana cara menggunakannya, dan memilikinya untuk diberikan, sebab ini adalah defensif yang sangat melindungi, hal yang menyelamatkan. Bagi mereka yang setia dengan Firman Allah dan tidak mengabaikannya dan hanya pergi ke Firman Allah dalam keadaan darurat, tetapi menjaga Firman Allah tetap dekat dengan mereka dan membacanya, memakan-nya, seberapa seringnya, ketika ditekan oleh musuh, Tuhan memberikan mereka sesuatu yang menyelamatkan. Betapa bahagianya, ketika saudara sedang begitu sangat ditekan, saudara mengalami pukulan depresi dan putus asa yang dihujankan atas kepala saudara, dan dikelilingi panah api dari rasa takut dan ketidakpastian yang ditujukan kepada saudara satu demi satu, dan saudara berbalik, seperti kebiasaan saudara, kepada Firman Allah, dan Tuhan hanya menempatkan jari-Nya, “Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak!” Saudara naik dan saudara telah mendapatkan posisi saudara ditetapkan dan saudara mempunyai sesuatu untuk dapat berdiri di atas dan saudara melaluinya.
Kita ingin memiliki Firman Allah tidak hanya di dalam kitab, tetapi di dalam hati kita sehingga Roh Kudus dapat membawanya keluar dari dalam diri kita hal-hal untuk dapat dikembalikan pada saat-saat kesusahan. Ada nilai besar dalam memiliki Firman Tuhan yang disimpan di dalam hati kita, tidak hanya di dalam kepala kita. Kadang-kadang kita lupa akan semua itu, tetapi jika Firman itu ada di dalam hati kita, Tuhan dapat membawanya keluar; kita telah melupakannya, tapi Firman itu tetap ada di sana. Firman itu telah berada di sana untuk sekian lamanya, menghilang melampaui kesadaran kita untuk saat ini, tapi karena Firman itu ada di sana, kita telah setia dengan Firman, Roh Kudus membawanya keluar dan berkata-kata Firman di dalam hati kita dalam waktu kebutuhan dan Firman itu menyelamatkan kita, kita melaluinya. Apakah saudara tidak pernah memiliki suatu pengalaman lebih dari sekali ketika sesuatu yang Tuhan telah katakan kepada saudara dulu sekali dan saudara sudah lama lupa, dalam jam-jam kebutuhan mendalam yang mengerikan, saudara telah mengangkat hati saudara kepada Tuhan untuk sesuatu yang akan memperbaharui saudara, menyelamatkan saudara, di saat itu, Tuhan telah membawa kembali Firman itu yang adalah dari masa lalu dan Firman itu telah menjadi jalan pembebasan saudara. Intinya adalah untuk memilikinya di dalam sana untuk dapat dibawa keluar. Jadilah setia dengan Firman, berikan Tuhan sesuatu untuk dapat dikerjakan-Nya, sesuatu untuk dapat dibawa keluar. “Kami meminta, supaya Firman Allah menetap di dalam kamu dengan segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna.”
Sekarang, saya pikir itulah semua yang saya harus katakan pada saat ini. Saya berharap bahwa ini akan dibuktikan benar-benar menguntungkan. Kembalilah pada dasar ini lagi secara diam-diam, dari salib dan apa yang telah dikatakan tentang salib, sekali lagi, sampai tentang posisi dan sampai pada mempertahankan posisi, bagaimana posisi itu dipertahankan, sebab ada kemenangan luar biasa dalam hanya mendapatkan posisi. Hal ini seperti beberapa contoh Perjanjian Lama tersebut, “Kamu tidak harus berperang dalam peperangan ini, Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja,” tapi ada kebutuhan untuk mengambil posisi. Ketika hal itu telah diselesaikan, umat-umat harus mengambil posisi pujian, umat-umat harus berdiri di posisi mereka di hadapan Tuhan dan Tuhan akan melakukan sisanya.
Saudara ingat, “Ketika orang-orang mulai bernyanyi dan bersyukur dan berkata, “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya, “ Tuhan mengirimkan penyergapan.” Apa yang dikatakan tentang mereka yang mempersembahkan korban syukur? “Ia yang mempersembahkan korban syukur memuliakan Aku dan mempersiapkan jalan di mana Aku bisa menunjukkan kepadanya keselamatan Allah.” “Membuka jalan …” itulah posisinya. Kebajikan posisi. Tidak dikatakan “ia yang pergi memukuli musuh memuliakan Aku dan membuka jalan” dan lain-lain; dengan kata lain, ini adalah dia yang mengambil posisi dan menjaganya. Tapi itulah kesulitannya, kita keluar dari posisi berkali-kali dalam sehari karena satu alasan atau alasan yang lainnya. Tuhan menyanggupkan kita untuk senantiasa berjaga tetap dalam posisi.
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.