oleh T. Austin-Sparks
Kami akan meneruskan meditasi kami di bawah judul umum “Pelayanan Ini”. Dan pada malam ini kami akan mempertimbangkan “Pelayanan Ini” dalam terang satu fragmen yang terjadi berkali-kali di seluruh Kitab Suci, yang di mana beberapa dari mereka akan kami amati sekarang.
Yang pertama, kemudian, di dalam Injil Matius pasal 16, hal ini datang dalam bagian itu dari ayat 13 sampai ayat 20, dan kata-kata kami ditemukan di dalam jawaban Petrus terhadap pertanyaan Tuhan mengenai apa yang mereka (murid-murid-Nya) akan katakan bahwa siapakah Dia, “Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”
Kami melewatkan sampai ke surat kepada jemaat di Roma pasal 9, ayat 25: “Seperti yang difirmankan-Nya juga dalam kitab nabi Hosea: “Yang bukan umat-Ku akan Kusebut umat-Ku dan yang bukan kekasih: kekasih.” Dan di tempat, di mana akan dikatakan kepada mereka: “Kamu ini bukanlah umat-Ku,” di sana akan dikatakan kepada mereka: “Anak-anak Allah yang hidup.”
Surat kedua kepada jemaat di Korintus, pasal 3, ayat 5: “Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan. Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh!”
Pada ayat 12: “Karena kami mempunyai pengharapan yang demikian, maka kami bertindak dengan penuh keberanian, tidak seperti Musa, yang menyelubungi mukanya, supaya mata orang-orang Israel jangan melihat hilangnya cahaya yang sementara itu. Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya. Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.”
Di dalam surat pertama kepada jemaat di Tesalonika, surat pertama kepada jemaat di Tesalonika pasal 1, ayat 9: “Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar, dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga.”
Di dalam surat pertama kepada Timotius, pasal 3, ayat 14: “Semuanya itu kutuliskan kepadamu, walaupun kuharap segera dapat mengunjungi engkau. Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.”
Surat kepada orang Ibrani, pasal 12, ayat 22: “Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup.”
Dan kitab Wahyu, pasal 7, ayat 2: “Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, katanya: “Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!”
Jadi, saudara akan telah mengenal kata-kata dan gelar: -
Seperti yang telah saya katakan, ini adalah gelar Tuhan yang terjadi berkali-kali di seluruh Kitab Suci; memang, gelar ini ditemukan tidak kurang dari tujuh belas kitab-kitab di dalam Kitab Suci dari kitab Ulangan sampai ke kitab Wahyu. Ini adalah sebuah pelajaran untuk mencatat kejadian ungkapan itu dan koneksi-koneksi tertentu itu, karena ini adalah ungkapan yang digunakan, atau gelar Tuhan yang digunakan, selalu dengan beberapa objek khusus; biasanya, tentu saja, untuk melawan atau mengimbangi sesuatu yang bertentangan dengan apa yang direpresentasikan dengan gelar itu: Allah yang Hidup.
Ketika kami telah mengumpulkan semua referensi ini bersama-sama di mana kata-kata ini terjadi, kami dapat mengatur mereka semua terutama ke dalam empat koneksi-koneksi tertentu atau utama. Tentu saja, yang pertama berhadapan dengan paganisme dan kekafiran – allah-allah dari bangsa-bangsa lain – dan gelar “Allah yang Hidup” adalah apa yang membedakan antara allah-allah kafir dan bangsa-bangsa, dengan Tuhan. Dan cukup sering gelar ini digunakan dalam hubungan itu, tapi semakin kami berlanjut kami menemukan bahwa gelar ini digunakan dalam koneksi-koneksi lain yang bahkan lebih instruktif, sampai kami tiba pada penggunaan akhir dari gelar itu, yang adalah paling instruktif.
Di tempat kedua, tentu saja, gelar ini berhadapan dengan yang bersifat ritual belaka, dan upacara-upacara, dan yang menurut sakramen, dan hal-hal yang hanyalah peraturan agama yang formal dan lahiriah. Di hadapan itu, kata-kata ini digunakan: Allah yang Hidup. Allah yang Hidup adalah sesuatu yang lebih dari sekedar sistem, meskipun sistem itu mungkin berhubungan dengan-Nya, dengan Tuhan; sistem itu bisa hadir, sebagaimana telah cukup jelas dari koneksi-koneksi ini – seluruhnya dapat hadir dan terus berjalan, dan dilanjutkan dengan, dan tidak ada bukti akan Allah yang Hidup. Mungkin ada perbedaan yang cukup besar antara semua itu dan apa yang dimaksudkan dengan Allah yang Hidup. Dan di sanalah para nabi datang – tidak bertentangan dengan paganisme dan kekafiran di dalam bentuk telanjangnya di bangsa-bangsa, tetapi melawan yang hanyalah formal belaka di Israel, dan di sana para nabi datang bersama dengan kata-kata mereka: Allah yang Hidup …” sebagai sesuatu yang lebih dari semua yang hanyalah keagamaan bersifat formal belaka.
Tapi kemudian kita melangkah lebih jauh, dan kita dipimpin oleh gelar ini ke alam lain, kali ini pada Kekristenan itu sendiri, dan, sampai batas yang sangat besar, Kekristenan ortodoks – Kekristenan aliran bertradisional, aliran berinstitusi, aliran bersektarian, aliran bernominal. Saudara lihat ungkapan ini “Allah yang Hidup” dapat ditemukan di Perjanjian Baru kita. Ungkapan ini ditemukan sedang digunakan di antara mereka yang menyandang nama “Kristen”, dan namun, itu merupakan sebuah kontras, bahkan di antara orang-orang Kristen; bahwa dapat ada doktrin Kristen, dan praktek Kristen, dan peraturan Kristen, dan aktivitas Kristen, dan semua yang dimiliki Kekristenan, dan tetap Allah yang Hidup adalah sesuatu yang lebih dari semuanya. Kata-kata ini digunakan dalam koneksi itu, sekali lagi dengan cara yang kontras.
Jika saya hanya memilih satu fragmen lain sebagai tambahan untuk fragmen-fragmen yang telah saya kutip sebelumnya, sekali lagi dari surat kepada orang Ibrani, dan surat itu dituliskan kepada orang Kristen! – dan namun ada pernyataan ini: “Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang Hidup”. Sebuah peringatan bagi orang Kristen … dengan menggunakan sejarah Israel, seperti yang saudara ketahui, sebagai ilustrasi besar peringatan: “Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang Hidup …” sebuah kata kepada orang Kristen, Yah, itu adalah satu koneksi yang lain.
Tapi kemudian kita tiba pada yang keempat, yang terakhir. Dan di sini, Allah yang Hidup ada di rumah … di sini semuanya sesuai dengan gelar itu. Di sini tidak ada bentrokan dan tidak ada kontras sama sekali; di sini hal-hal hidup, karena mereka adalah rohani dan bukan hanya formalitas atau berbentuk ritual. Di sini hal-hal pada dasarnya nyata – mereka adalah nyata! Di sini adalah hal-hal sorgawi sendiri, di dalam perwalian dari Roh Kudus. Dan di sini gelar ini cocok: Allah yang Hidup, Allah yang Hidup!
Jadi demikianlah dengan Tesalonika, pengaturan pengungkapannya berhubungan dengan ungkapan itu sendiri: “Kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar, dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga.” Kita baik-baik saja sekarang, kita berada di dasar; ini adalah dasar yang berkenan bagi Allah yang Hidup.
Dan, teman-teman, itu adalah koneksi terakhir yang kita miliki di hadapan kita. Kami merasa bahwa ini adalah apa yang diwakili oleh itu, bahwa Tuhan telah menyajikan kepada kita sebagai tujuan dan objek dari keberadaan kita, dan ini adalah untuk ini, yang telah kita lihat dengan cara yang sedikit, bahwa kita berkomitmen. Inilah yang mendefinisikan “Pelayanan Ini”, ini adalah yang sesuai dengan gelar “Allah yang Hidup” ini, di dalam pengaturan yang pas untuk nama itu, dan semua yang ada di sini mengungkapkan Allah yang Hidup – ini adalah Allah yang Hidup yang berada di antara kita! Itu adalah apa yang kami rasa kami telah (seperti yang telah saya katakan) dapat sedikit melihat dan telah tertarik ke arah itu oleh kasih karunia Allah. Ini bukanlah yang pertama sebuah ajaran, ini yang pertama adalah Tuhan sendiri – Allah yang Hidup! Ini bukan yang pertama adalah sebuah sistem praktek dan prosedur, tetapi ini yang pertama adalah yang hidup, atau Hidup. Ini bukanlah yang pertama “surat”, tapi ini adalah yang pertama “Roh”. Ini adalah dunia di mana inisiatif dan kontrol yang tetap bukanlah dengan manusia, tapi dengan Tuhan, dengan Allah yang Hidup! Satu sifat tertinggi dari apa yang dimaksudkan dengan ini adalah kenyataan.
Jika ungkapan ini berarti apa-apa “Allah yang Hidup ..” ini berarti bahwa kenyataan ada di setiap arah dan di setiap koneksi. Ini adalah kenyataan Tuhan sendiri di antara umat-Nya. Ini adalah kenyataan dari kebenaran yang diyakini, yang diajarkan, yang diterima – kenyataan! Ini adalah kenyataan Hidup – hidup itu nyata!
Sekarang, ada tiga hubungan utama dari kenyataan itu. Saya percaya bahwa saudara mengenali apa yang sedang kami ingin katakan pada saat ini. Ini adalah apa yang kami percaya yang Tuhan benar-benar inginkan untuk miliki, dan saya pikir kita dapat mengatakan bahwa hati kita menetap pada itu. Dan kita tidak pernah bisa puas dengan apa pun yang lain atau apa pun yang kurang dari apa yang Tuhan seharusnya miliki. Tapi, jika hal itu demikian, jika memang demikian, dan kita sungguh-sungguh menetap pada hal itu, dan kita berkata bahwa kenyataan-lah yang kita inginkan … jika itu benar, maka kita berkomitmen pada Roh Kudus untuk membuat hal-hal sangat nyata dan menjaga hal-hal tetap nyata, dan untuk menangani segala sesuatu yang tidak nyata, yang buatan, yang tidak benar, yang tidak nyata.
Jadi, Roh Kudus berkepentingan dengan kenyataan, dan Roh Kudus selalu memulai pekerjaan-Nya untuk membuat hal-hal menjadi nyata dengan memperkenalkan Salib dengan cara yang sangat nyata ke dalam hal-hal. Dan koneksi utama pertama kenyataan rohani ini adalah: -
Tidak hanya sebagai sebuah obyek; bukan sebagai sesuatu yang lahiriah dari diri kita sendiri; bukan sebagai sebuah hal, tapi Salib sebagai kekuatan dan hukum yang hadir, hidup dan ampuh, yang mengatur segalanya. Ya, Salib sebagai kekuatan yang bekerja di tangan Roh Kudus adalah dasar dari kenyataan.
Jika saudara dan saya, teman-teman, benar-benar menetap pada apa yang Tuhan ingin miliki – hal penting pada apa hati-Nya telah menetap, hal yang nyata – kita akan menemukan bahwa kita dibawa ke hadirat pekerjaan Salib di tangan Roh Kudus. Salib, sungguh di satu sisi, adalah untuk kebaikan dan berkat kita, dan Salib bekerja untuk kita; ada berkat tak terbatas di Salib untuk umat Allah. Ini adalah sesuatu yang dapat dimuliakan, seperti rasul katakan ia lakukan. Ya, Salib adalah kekuatan besar yang bekerja untuk kita, tapi Salib juga akan bekerja melawan kita. Salib sama ampuhnya melawan kita. Saudara lihat, kita tidak bisa, kita tidak bisa dapat masuk ke dunia Allah tanpa menemukan betapa tidak cocoknya kita untuk dunia itu, dan bahwa sesuatu harus dilakukan untuk menangani semua ini yang begitu tidak cocok dengan Tuhan.
Dan apa yang saya katakan kepada saudara, teman-teman, adalah ini: tidak untuk memberikan saudara ajaran lebih lanjut mengenai Salib, tetapi hanya untuk menunjukkan bahwa jika saudara dan saya benar-benar bersama Tuhan untuk itu yang paling dekat dengan hati-Nya, hidup kita akan dijaga tetap sangat dekat dengan Salib, dan Salib akan dijaga tetap sangat dekat dengan hidup kita. Kita akan menemukan bahwa sementara kita datang ke dalam yang baik dan berkat yang disediakan Salib, kita juga datang ke dalam penanganan yang sangat kuat dan tepat dengan semua yang bertentangan dengan Tuhan, dengan kekuatan Salib itu – ini adalah hal yang bekerja.
Dr. Mabie, beberapa tahun yang lalu, jauh sebelum zaman atom dibuka, menggunakan ungkapan ini: “salib ber-radioaktif” – saudara tidak dapat menyentuhnya tanpa bertemu dengan sesuatu yang membakar saudara, yang menyengat saudara – itu “ber-radioaktif”. Nah, itu adalah ungkapan yang sangat baik; hal itu seperti itu! Salib bukan hanya sebuah doktrin; salib tentunya bukanlah sebuah benda kayu untuk dikenakan di leher. Salib adalah kekuatan dan hukum yang hadir dan berkelanjutan di dalam hidup di mana Allah akan memiliki hal-hal sesuai dengan pikiran-Nya.
Salib adalah bagi kita, tetapi Salib juga melawan kita. Itu adalah dasar penting kenyataan: hal ini adalah mulia di satu sisi, tetapi di sisi lain mengerikan. Saudara tidak bisa tetap di dalam kehadirannya tanpa menjadi nyata dengan Allah.
Kita akan menemukan bahwa hal ini bukan hanya hal yang formal, dari ajaran, kebenaran dan sistem. Di sini kita bertemu dengan sesuatu … ah … kita bertemu dengan Allah yang Hidup dalam kaitannya dengan Salib Anak-Nya. Saudara lihat, Roh Kudus melakukan semua pekerjaan-Nya, semua pekerjaan-Nya atas dasar Salib. Dia memulai pekerjaan-Nya atas dasar Salib, dan Dia melanjutkan pekerjaan-Nya atas dasar Salib, dan Dia akan menyelesaikan pekerjaan-Nya atas dasar Salib. Allah yang Hidup berarti bahwa Salib Tuhan Yesus bukanlah sesuatu yang ada di dalam sejarah bertahun-tahun yang lalu, Salib Tuhan Yesus adalah sesuatu yang hadir di sini dan sekarang sebagai dasar penghakiman, pengujian, mencari tahu. Ini adalah hal yang hebat. Itu adalah koneksi pertama kenyataan.
Sekarang saya kira, sementara semua itu terdengar agak berat dan keras, saudara dan saya lebih suka jika hal itu demikian. Kita tidak ingin berada di dalam agama yang tidak bekerja. Kita tidak ingin berada di dalam Kekristenan yang hanyalah formalitas dan kosong, melanjutkan sesuatu, pergi ke pertemuan dan sebagainya – kita ingin kenyataan. Kita ingin kenyataan, kita ingin hal-hal untuk bekerja. Kita ingin Allah yang Hidup! Jika demikian, maka kenyataan itu pertama-tama akan diwujudkan dalam hal Salib. Salib adalah alat pertama dari kenyataan ilahi. Di sanalah di mana kita pertama-tama bertemu dengan Allah yang Hidup.
Koneksi kedua kenyataan adalah: -
Allah yang Hidup mengungkapkan diri-Nya kepada kita berhubungan dengan kebangkitan. Kebangkitan adalah kenyataan yang mengendali akan Allah yang Hidup dan rencana-Nya. Seluruh rencana Allah; dengarkan ini: seluruh rencana Allah akan berhasil, terpenuhi, dan menjadi nyata atas dasar kebangkitan.
Sekali lagi, sementara Salib Tuhan Yesus bukan hanya sebuah tindakan di sejarah waktu lalu, dan jauh … sesuatu yang diberlakukan di sana di tempat tertentu pada waktu tertentu di dunia ini, tetapi terus hidup; hal ini sama benar dengan kebangkitan! Kebangkitan bukanlah sesuatu yang hanya terjadi begitu saja, dan itu adalah awal dan akhir dari kebangkitan – di sana di taman itu, di negara itu, pada waktu itu. Tidak! Kebangkitan adalah dasar di mana Allah berlanjut ke penyataan dan pemenuhan semua rencana-Nya. Kebangkitan ini harus menjadi lebih dan lebih secara progresif, pengalaman umat-Nya. Dan Dia, saya ulangi, bekerja atas dasar itu.
Bagaimana saudara mengenal Allah yang Hidup? Bagaimana kita akan mengetahui kenyataan hal-hal? Dengan cara ini: bahwa kita lagi dan lagi dibawa ke tempat di mana, sekarang tetapi untuk Allah yang membangkitkan orang mati, semuanya telah selesai, itu adalah akhir! Berikut adalah kesempatan lain bagi Allah kebangkitan untuk datang dan menyelamatkan situasi, atau semuanya hilang. Itulah kenyataan! Itu menjaga hal-hal tetap nyata, bukankah demikian? Itu sungguh membawa kebangkitan sampai pada yang terbaru. Dan jika kita bisa membacanya (dan kita bisa untuk beberapa bagian besar) itu adalah sejarah dari segala sesuatu yang benar-benar dari Allah. Itu adalah sejarah jemaat yang sejati, sejarah kehidupan rohani sejati. Ini hanyalah terus menerus kebangkitan demi kebangkitan – itu adalah cara untuk menggambarkannya, mungkin lebih tepat lagi jika dikatakan: kebangkitan demi kebangkitan terus menerus mengalami kebangkitan. Kenyataan!
Nah, itu adalah kenyataan yang mengerikan, ada sesuatu tentang kenyataan itu yang, dengan satu cara, dalam arti, mengerikan, ketika saudara tiba ke tempat di mana Paulus tiba, ketika saudara berkata: “Sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami, beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat.” Itu adalah sesuatu yang mengerikan, tapi itu tidak berhenti di situ, “Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati. Kami telah menerima pelayanan ini …” kata rasul. “Melihat kami telah menerima pelayanan ini …” Pelayanan apa? Bukan pelayanan kebenaran mengenai kebangkitan yang terjadi berabad-abad yang lalu, melainkan kekuatan akan kebangkitan itu sungguh sampai yang terbaru! Kebangkitan, dalam arti kata, diulangi di dalam pengalaman kita, tidak sekali atau dua kali. Itulah pelayanan; yang lahir dari pengalaman itu. Saudara lihat, kebangkitan adalah, meterai Allah yang Hidup. Allah yang Hidup! Dia menempatkan meterai-Nya pada hal-hal melalui kebangkitan. Dia menempatkan meterai-Nya pada Anak-Nya sendiri, dan membuktikan-Nya: “Anak Allah oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati.” Dia menempatkan meterai-Nya atas segala sesuatu yang berhubungan dengan Anak-Nya, dengan cara yang sama – meterai-Nya adalah kebangkitan!
Kebangkitan menandakan awal dari segala sesuatu yang berasal dari Allah; Allah mulai dari sana. Allah mulai dari sana. Di dalam ciptaan materi, Allah mulai dengan kebangkitan: keluar dari kegelapan, dari kematian, dari kekacauan … kebangkitan dari antara orang mati. Berulang-ulang saudara memilikinya digambarkan untuk saudara, dan ketika saudara datang ke Perjanjian Baru, hal ini hanyalah bahwa segala sesuatu mengambil kebangkitannya, awalnya di dispensasi ini, dari kebangkitan Tuhan Yesus. Dan setiap fase baru, setiap fase baru – dan hal ini seharusnya mengajarkan kita dan mendorong kita – setiap fase baru menemukan kita di tempat di mana sekarang harus ada kebangkitan. Dan jika kebangkitan dibutuhkan, maka kita dapat menganggap bahwa ada fase baru yang mendekati … ada beberapa fase baru akan hal-hal dari Allah di dalam pandangan. Kita harus yakin pada Allah yang membangkitan orang mati. Dia mulai, Dia berlanjut atas dasar kebangkitan. Ini adalah hal yang konstan, terus-menerus dan berulang-ulang dalam gerakan melanjut ke depan Allah, tapi ini tidak hanya bahwa Allah mengulangi hal tersebut, setiap ekspresi segar kebangkitan melihat beberapa peningkatan, dan beberapa kemajuan dari pada apa yang ada sebelumnya. Kita dapat mengatakan bahwa kematian tampaknya lebih dalam, dan jika itu benar, maka kebangkitan harus semakin besar.
Saya sedang mencoba untuk mendefinisikan kepada saudara, teman-teman, pengalaman rohani sejati dan karakter sebenarnya dari apa yang Allah ingin miliki: inilah yang merupakan kesaksian Allah yang Hidup. Apa yang benar tentang awal Allah, selalu dalam kebangkitan dan kelanjutan-Nya, kemajuan-Nya, akan menjadi kenyataan, seperti yang kita ketahui dari Firman, akan menjadi kenyataan saat penyempurnaan segala sesuatu. Hal terakhir yang akan menetapkan mahkota di atas seluruh pekerjaan Allah adalah kebangkitan! Kebangkitan akhir: rohani dan fisik. Dan mengenai ciptaan lagi, dibangkitkan sebagai dari kebinasaan yang mematikan ini. Kemunculan yang perkasa dan mulia! Intinya adalah, bahwa semua ini, adalah cara di mana Allah menunjukkan bahwa Dia adalah Allah yang Hidup. Ini adalah hal yang sangat nyata untuk mengenal Allah yang Hidup – ini sangatlah nyata.
Dan kemudian, dalam koneksi ketiga dan terakhir, kenyataan ditemukan di dalam:
Di dalam Salib, di dalam kebangkitan, di dalam jemaat rohani sejati. Saya sekarang tidak sedang berbicara tentang sesuatu yang disebut “jemaat”, tapi itu yang merupakan jemaat dari Allah yang Hidup – jemaat dari Allah yang Hidup. Di sinilah … apa yang dimaksud dengan kata itu, nama itu, sebutan itu, definisi “jemaat” itu: “jemaat yang adalah tubuh-Nya” di dalam itu, jika itu adalah jemaat yang sejati, bahwa Allah yang Hidup akan berdiam dan akan dapat ditemukan di sana. Jika Tuhan memiliki di dunia ini di mana saja, sebuah representasi jemaat yang sesungguhnya, hal yang akan menandai jemaat itu adalah kehadiran Tuhan.
Kedengarannya sangat sederhana … mungkin hal ini tidak terdengar sangat indah bagi saudara. Tapi saudara tahu, setelah semuanya, itu adalah hal yang menentukan dan menyelesaikan segalanya, tidakkah demikian, di mana jemaat bersangkutan? Jika memang benar bahwa jemaat adalah jemaat Allah yang Hidup, tempat berdiam-Nya, maka di mana pun jemaat itu diwakili, hal yang harus lebih dominan dan nyata dari apa pun adalah, “Tuhan hadir” – Tuhan hadir di sana! Apapun yang saudara katakan tentang orang-orang, dan tentang hal ini atau itu, saudara harus berkata: “Tuhan hadir di sana! Saudara menemukan Tuhan di sana; saudara bertemu dengan Tuhan di sana.” Hal ini menentukan apakah itu adalah jemaat dari Allah yang Hidup atau tidak. Bukan, di tempat pertama, sekali lagi, ajaran atau praktek, tetapi kehadiran Tuhan. Tempat di mana Ia merupakan penduduk! Ini adalah tempat di mana Ia memimpin, bukan hanya sebagai tamu, tetapi sebagai Tuan Rumah; bukan sebagai anggota, tetapi sebagai Kepala: Tuhan sendiri yang berkuasa, Tuhan atas segala sesuatu. Artinya, menurut Firman, jemaat sejati dari Allah yang Hidup: di mana Tuhan berkuasa.
Ini adalah pernyataan, tunggu beberapa saat dan kami akan mencoba untuk menjelaskannya: ini adalah tempat kecemburuan Tuhan. Menurut Firman, Tuhan cemburu untuk Rumah-Nya. Dia cemburu pada tempat di mana Nama-Nya berada. Dia cemburu akan tempat berdiam-Nya. Dia cemburu dengan kecemburuan yang besar dan murka yang besar, ketika Dia memiliki sesuatu yang adalah jemaat dari Allah yang Hidup. Di sana kita bertemu dengan kecemburuan Allah.
Sekarang, teman-teman, pernyataan terakhir itu berisi dengan sungguh banyak hal yang saudara dan saya harus terus mencoba untuk mengingat. Saya sedang berbicara tentang kenyataan. Kenyataan bekerja di dalam dua cara; sekarang mengenai jemaat sebagai Rumah Allah. Jika, jika hal ini sesuai dengan dan menjawab kepada gelar ini, “jemaat dari Allah yang Hidup”, maka untuk berada di dalamnya, menjadi bagian darinya, di satu sisi, disertai dengan banyak berkat, keuntungan yang besar dan unik, hal-hal yang adalah untuk kita; kita akan menemukan nilai-nilai unik di dalam Rumah Allah: nilai-nilai unik persekutuan, keterkaitan, Tuhan yang datang kepada kita atas dasar itu, atas dasar jemaat-Nya itu. Ini akan menjadi Rumah Roti; ini akan menjadi Rumah penuh kekayaan, kekayaan rohani. Ini akan menjadi Rumah yang meliputi dan kenyamanan – banyak nilai-nilai dan banyak keuntungan, jika ini adalah jemaat dari Allah yang Hidup.
Kita mungkin jatuh jauh pendek dari yang ideal, dan kebenaran ini, tapi ini adalah hal yang selalu kami miliki di hadapan kami; bahwa hal ini harus seperti ini. Dan di sisi lain, ini melibatkan kita ke dalam tanggung jawab. Dan hal-hal bekerja di sini – hal-hal bekerja di sini. Kita bisa mengatakan banyak mengenai sejarah dari pengalaman kita sendiri sebagai seumat manusia selama tiga puluh atau lebih tahun terakhir, seperti kita lihat prinsip-prinsip Rumah Allah sedihnya dilanggar secara serius, dengan konsekuensi yang paling mengerikan. Ya, hal ini telah terjadi, tidak hanya sekali, atau dua kali, pengetahuan tentang kebenaran Rumah Allah hampir dengan sengaja dilanggar, dengan akibat yang tragis dalam kehidupan. Ini adalah berita besar yang mengerikan di sisi itu, tetapi di sisi lain, betapa diberkatinya, betapa penyuburan yang ada, betapa baiknya! Intinya adalah bahwa Rumah Allah bukanlah suatu tempat – ini bukan sebuah ide, kebenaran, suatu hal – Rumah Allah adalah kenyataan yang mengerikan dan namun begitu mulia – kenyataan yang mulia! Apakah kita rela memiliki yang sebaliknya?
Sekarang, sekali lagi kita ditantang dengan hal ini: apakah kita hanya ingin pergi ke pertemuan dan pulang ke rumah, dan terus melakukan hal semacam itu dari tahun ke tahun dan melanjutkan sesuatu, hampir seperti kinerja, atau apakah kita ingin hal ini untuk bekerja? Apakah kita ingin hal ini menjadi kenyataan yang mulia, namun, jika perlu, sangat nyata mengerikan? Sangat nyata mengerikan. Apakah kita ingin bahwa dengan Allah yang Hidup-lah kita berurusan? Jika demikian, hal ini akan demikian. Kita harus datang sejalan dengan pikiran Allah mengenai Rumah-Nya, dan jika kita berlaku demikian, kita akan tiba ke dalam nilai-nilai dan berkat-berkat besar dari jemaat dari Allah yang Hidup.
Jika … jika kita melanggar prinsip-prinsip Rumah Allah, kita akan bertemu dengan sesuatu. Saudara lihat, Paulus menempatkan jarinya di atas hal itu di Korintus: “Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal!” Begitulah: hal itu nyata, hal itu nyata! Ini adalah jemaat Allah yang Hidup. Ada tanggung jawab yang beristirahat di atas kita di Rumah Allah, yakni jemaat dari Allah yang Hidup. Ada berkat-berkat besar untuk dinyatakan dan dinikmati di dalam jemaat dari Allah yang Hidup.
Nah, itu adalah kenyataan, saudara lihat; kenyataan di dalam segala hal – kehidupan, sesuatu yang bekerja. Dan teman-teman, kita harus terus berdoa bahwa kita akan diselamatkan dari sesuatu yang hanyalah dalam bentuk kosong, hanya melanjutkan tradisi; menetap pada sesuatu yang telah diterima dan ditetapkan. Tapi kita harus tetap terus menerus pada baris kenyataan di dalam segala hal – yang seharusnya menjadi doa terus-menerus di antara kita: “Tuhan, apa pun artinya, jadikanlah nyata. Apa pun biayanya, jadikanlah tetap nyata. Jangan biarkan kita menjadi seumat manusia formal, seumat manusia yang hanya diatur tetap pada satu cara, tapi jagalah hal-hal tetap hidup, jagalah hal-hal tetap nyata, jagalah hal-hal tetap bekerja sepanjang waktu … jika dibutuhkan, terhadap apa yang salah, apa yang palsu, apa yang jahat; ungkapkan segala sesuatu, bahwa, sementara tersembunyi, hanya menanggung Tuhan di atas, bahwa Dia tidak bisa berjalan terus bersama kita … jika harus, ungkapkanlah semuanya. Mari kita biarkan segalanya berada di dalam terang. Tuhan, jadilah setia; jadilah sejati; jadilah benar.”
Sekarang, jika saudara membaca lagi pasal-pasal awal kitab Wahyu, saudara akan melihat bahwa semua yang saya telah katakan dapat ditemukan di sana. Dan, “Aku adalah Yang Hidup … Aku adalah Yang Hidup … Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci …” simbol kekuasaan. Dan sekarang, untuk jemaat-jemaat … ini adalah Allah yang Hidup yang membawa segalanya ke dalam penghakiman, untuk memberkati di mana Ia bisa memberkati, di mana hal-hal sesuai dengan pikiran-Nya; untuk menghakimi dengan penghakiman yang mengerikan di mana hal-hal sebaliknya. Hal ini begitu saja. Tapi Ia ada di sana, mengajukan banding perkasa-Nya kepada jemaat-jemaat untuk masuk sejalan dengan diri-Nya sendiri sebagai Yang Satu yang hidup! Saudara lihat, ini adalah hidup yang mengatur segalanya, ke-hidup-an Tuhan. Oh, kau jemaat-jemaat, kau tidak bisa hanya berjalan seolah-olah Tuhan berada di tempat yang sangat jauh dan di luar sentuhan dan di luar hubungan, dan ini semua hanyalah sebuah sistem akan hal-hal. Tidak! Dia adalah Allah yang Hidup, di sini tepat di tempat ini, menyajikan diri-Nya sendiri, dan segala sesuatu harus menjadi sangat nyata di hadapan Allah yang Hidup.
Nah, saya berharap bahwa dalam membunyikan nada serius (karena ini adalah masalah yang serius dan ini adalah hal yang membawa kita ke dalam dunia yang sangat penuh dengan kenyataan) Saya berharap bahwa sisi serius itu dapat dimaklumkan dengan mengingatkan saudara bahwa jika hal-hal terukur mencapai arti dari gelar Tuhan yang satu ini, “Allah yang Hidup”, di tengah-tengah – jika hal-hal datang sejalan dengan itu, itu adalah tempat di mana berkat yang sangat besar berada, penyuburan yang sangat besar. Allah yang Hidup bagi kita bukanlah hal yang kecil. Untuk memiliki kecemburuan-Nya bagi kita bukanlah hal yang kecil. Untuk memiliki Dia di antara kita bukanlah hal yang kecil.
Jadi kita telah menerima “Pelayanan Ini”, pelayanan pengungkapan, mewujudkan kenyataan Allah yang Hidup. Lihat kembali pada surat itu, seluruh surat itu dari mana kata-kata “pelayanan ini” diambil dan saudara melihat bagaimana semuanya hidup, tidak-kah demikian? Segalanya begitu nyata, begitu nyata. Semoga Tuhan membuatnya menjadi demikian dengan kita!
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.