oleh
T. Austin-Sparks
Ditranskripsikan dari pesan yang diberikan pada bulan Januari 1965. Judul asli: "The Lamb's Book of Life". (Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)
Saya ingin menyatukan sejumlah bagian-bagian dari Firman Allah: yang satu di Perjanjian Lama dan yang lainnya di Perjanjian Baru.
Dari Perjanjian Lama, dalam kitab Keluaran, pasal 32, dan ayat 31 dan 32: “Lalu kembalilah Musa menghadap Tuhan dan berkata: “Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar … tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu – dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kau tulis.”
Ke Perjanjian Baru, kepada surat Paulus kepada jemaat di Filipi, pasal 4, ayat 3: “Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.”
Surat kepada orang Ibrani, pasal 12 ayat 23: “Kamu sudah datang kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga.”
Kitab Wahyu, pasal 13, ayat 8: “Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.”
Pasal 17, ayat 8: “Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran.”
Pasal 20, ayat 12: “Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.” Ayat 15: “Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.”
Pasal 21 dan ayat 27: “Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.”
Saudara akan lihat bahwa dengan bagian terakhir itu, kita mendekati akhir dari keseluruhan kisah tentang zaman dunia ini, dan segala sesuatu sedang dikumpulkan untuk akhirnya. Segalanya sedang dipersatukan dan disajikan ke dalam pernyataan-pernyataan yang sangat tepat dan ringkas. Ini adalah segalanya yang sangat hebat dan komprehensif, sebab di sini, dalam kata-kata yang begitu mendekati akhir ini, kita memiliki dua kata yang merupakan kunci tidak hanya untuk seluruh Alkitab, tetapi untuk seluruh sejarah hubungan Allah dengan dunia ini. Kedua kata itu adalah Anak Domba dan Kehidupan. Anak Domba. Kehidupan. “Kitab Kehidupan Anak Domba” adalah ayat keseluruhannya. Alkitab segalanya adalah tentang Anak Domba dan Kehidupan. Kita akan mulai di mana bagian ini berakhir.
Sebab itulah kata yang luar biasa. Itulah hal yang mencakupi segalanya. Kehidupan. Itulah masalahnya dari awal hingga akhir. Alkitab adalah sebuah catatan, hampir dari permulaannya sampai yang paling akhirnya, dari sebuah konflik yang luar biasa. Ini adalah sebuah kitab tentang konflik. Kekuatan yang bertentangan satu sama lain ditemukan selalu aktif, tanpa hentinya aktif di sepanjang seluruh jilid ini dan di sepanjang seluruh sejarah yang dicakupinya. Dan jika kita bertanya ‘Tentang apakah semuanya ini, apakah semua pertengkaran ini, apakah arti dari semuanya ini?’ Jawabannya ditemukan dalam satu kata itu – itulah masalahnya yang sedang diperdebatkan – adalah apa yang disebut dan dimaksudkan oleh Alkitab dengan Kehidupan. Kehidupan. Sebab makna Alkitab untuk Kehidupan, seperti yang disebutkan dalam bagian-bagian yang telah kita baca itu – Kitab Kehidupan, Kitab Kehidupan Anak Domba – makna Alkitab untuk Kehidupan sangat berbeda dari apa yang kita sebut kehidupan, apa yang manusia sebut kehidupan, apa yang dunia sebut kehidupan.
Kata Alkitab ini adalah kata yang sangat membedakan. Kata ini membagi seluruh bangsa, setiap saat dalam sejarah bangsa. Kata itu terbagi menjadi dua kategori: kategori mereka yang memiliki Kehidupan itu dan kategori mereka yang tidak memiliki Kehidupan itu. Satu faktor pembedaan terbesar dalam sejarah manusia, dalam bangsa umat manusia adalah Kehidupan atau kebalikannya, maut.
Dan sekali lagi, apa yang Alkitab maksudkan dengan maut bukanlah apa yang manusia anggap sebagai maut. Sama seperti Kehidupan ini jauh lebih besar daripada yang diartikan oleh dunia dan dipahami oleh kata itu, demikian pula kata Alkitab untuk maut, seperti yang akan kita lihat sebelum kita selesai, adalah kata yang sangat, sangat jauh lebih besar daripada sekedar tubuh yang sekarat dan masuk ke dalam kuburan. Ngomong-ngomong. Kata ini adalah kata yang sangat membedakan. Kata ini memutuskan antara manusia dan manusia, kelas ini dan kelas itu.
Ada satu titik, seperti yang ditunjukkan Alkitab, di mana perpecahan besar ini dimulai. Pasal-pasal pembukaan Alkitab memperlihatkan peristiwa bersejarah itu dengan sangat jelas. Allah telah menciptakan manusia, dan kita memahami dari lebih banyak Alkitab, bahwa manusia tidak lengkap ketika ia datang dari tangan Allah. Masih ada sesuatu yang harus ditambahkan untuk membuatnya lengkap. Ia lengkap sejauh mana ia pergi, tetapi itu tidak cukup jauh untuk memuaskan Allah. Dan dalam presentasi simbolisme dari kebenaran rohani Ilahi yang agung, Allah meletakkan sesuatu itu yang diperlukan untuk membuatnya lengkap, dalam posisi di mana manusia dapat, dengan syarat tertentu, atas dasar tertentu, memilikinya dan menjadi lengkap. Tetapi ini adalah mungkin bagi manusia itu untuk tidak datang kepada dasar itu, melainkan untuk mengabaikannya atau melanggarnya, dan gagal mencapai persyaratan kepemilikannya. Jadi ia menjalani masa percobaan, diuji tentang hal ini, sesuatu ini yang adalah untuk kelengkapannya.
Kita tahu kisahnya: ia gagal, ia tidak taat. Dan kemudian apa yang merupakan simbol dari faktor yang tertinggi ini, yang superlatif ini, yang sempurna ini untuk kelengkapannya disingkirkan, di luar jangkauannya, dan ia dipisahkan darinya sehingga ia tidak dapat memilikinya dalam ketidak-taatannya. Perpecahan terbesar terjadi. Ada ini, yang Allah maksudkan untuk dia miliki, tetapi sekarang ada di dalam pagar dan ia tidak bisa memilikinya dalam keadaan jatuh itu. Dan di sinilah dia, di luar di dunia, tidak lengkap. Kita memiliki kata-kata yang kita gunakan untuk mengungkapkan dan mendefinisikan itu. Kita berkata bahwa manusia di dalam hatinya sendiri bukanlah makhluk yang puas; ia adalah makluk yang tidak puas, makluk yang tidak senang. Ia selalu menginginkan sesuatu yang ia rasa adalah miliknya dan yang seharusnya ia miliki, dan ia tidak bisa mendapatkannya. Ia melakukan pekerjaan-pekerjaan aneh dan melakukan segalanya untuk mencoba dan mendapatkan sesuatu itu, tetapi hal itu selalu menghindarinya, dan ia tahu bahwa sampai ia memilikinya, ia belum lengkap. Ada sesuatu yang kurang dalam dirinya sendiri yang membuatnya menetap dalam kondisi yang tidak sempurna ini.
Alkitab menyebut kondisi itu: kesia-siaan. Sekarang, kata bahasa Inggris kita menyampaikan gagasan yang berbeda dari apa yang dimaksudkan Alkitab dengan kesia-siaan. Kesia-siaan dengan kita mungkin adalah kepentingan diri sendiri, kesadaran diri, membangun diri kita sendiri dengan cara untuk membuat suatu kesan, dan sebagainya. Kita menyebutnya kesombongan orang dan kita akan mengatakan bahwa mereka sangat centil. Tetapi Alkitab tidak bermaksudkan itu dengan kata ini. Alkitab mengartikannya sesuatu yang tidak dapat dimasukkan ke dalam satu kata. Ini berarti bahwa saudara selalu mendambakan dan bekerja dan berjuang untuk sesuatu yang menghindari saudara, dan saudara tidak pernah mendapatkannya, tidak akan pernah bisa meletakkan tangan saudara padanya. Saudara terus menjalani hidup seperti itu dan banyak yang mati dan mereka mati dengan ini: “Entah bagaimana, aku telah kehilangan jalannya, aku telah kehilangan apa yang dimaksudkan untuk-ku dan untuk apa aku dimaksudkan.” Ini adalah kesia-siaan; semuanya sia-sia. Dan ‘sesuatu’ itu adalah Kehidupan yang dibicarakan oleh Alkitab ini – hal yang aneh, khusus, dan unik itu yang Allah maksudkan untuk dimiliki manusia.
Sekarang, teman-teman yang terkasihi, ini bukanlah maksud saya, bukanlah keinginan saya sejenak pun untuk menikmati teori dan filosofi kehidupan, untuk keluar ke dunia konsep mental itu. Saya ingin dan harus menguji hal ini, di sepanjang jalan, selangkah demi selangkah. Dan kita harus memiliki tanda dan bukti dari apa yang kita lihat. Dan di aula kecil ini pada malam ini, dengan sekelompok orang yang relatifnya kecil ini, mayoritasnya jika diminta untuk melakukannya, akan berdiri dan dengan wajah berseri-seri berkata, “Aku tahu ini benar bahwa sejak aku menerima hadiah itu, hati-ku telah dipuaskan. Aku telah menemukan apa yang didambakan oleh kodrat-ku, apa yang hidup-ku ingin terbuka pada; itulah jalan kepuasan.” Ini dapat diuji kapan saja. Jika saudara tidak tahu, saudara dapat mengujinya pada saat ini juga dan mengetahuinya.
Dan, omong-omong, perpecahan besar ini terjadi pada waktu tertentu dalam sejarah bangsa melalui ketidak-taatan manusia, faktor pelengkap yang besar ini ditahan darinya. Hidupnya menjadi ditandai oleh kesia-siaan ini – di dalam hatinya, di dalam kerja kerasnya, di dalam semua pencariannya – itu adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa ia dapatkan, menghindarinya di sepanjang jalan.
Ini, ini adalah faktornya, kenyataan transenden yang agung ini, yang menjadi kriteria final dan terakhir dari segalanya. Itulah sebabnya mengapa Alkitab mengakhiri pada nada ini hanya sebagai sebuah samping, tanda kurung. Jika saudara belum melakukannya, saudara orang Kristen atau siapa pun lainnya, ambillah kitab Wahyu saudara dan garis bawahi kata kehidupan atau hidup. Lihatlah seperti apa kitab saudara kelihatannya setelah saudara selesai. Itu adalah masalah besarnya. Dan karena ini adalah kitab terakhir dari Alkitab dan karena, seperti yang telah kami katakan, kita bergerak di sini kepada akhir segala sesuatu dalam sejarah dunia sekarang ini, perkara tentang Kehidupan ini muncul seperti ini dalam kelegaan yang jelas dan kuat, dan menjadi masalahnya – itulah masalahnya! Itu adalah satu-satunya hal di mana segala sesuatu telah bergerak, tentang apa segala hal lainnya telah berbicara, kepada apa hal-hal telah menunjuk. Ini dia! Semua Alkitab dan semua sejarah telah berpusat pada satu masalah yang luar biasa ini. Ini adalah kriteria tertingginya!
Pasal yang kita baca malam ini dari kitab ini menunjukkan, dan bagian-bagian yang kita baca menunjukkan, bahwa perpecahan besar dalam penilaian besar pada akhirnya, terungkapkan. Di satu sisi, ada orang banyak yang pergi ke dalam penghakiman – penghakiman mereka yang tidak memiliki Kehidupan ini. Nama mereka tidak ditemukan tertulis dalam Kitab Kehidupan Anak Domba. Di sisi lain, sejumlah besar – suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya – mereka berada di hadapan Takhta Allah dan Anak Domba. Inilah mereka yang namanya ditemukan dalam Kitab Kehidupan Anak Domba. Mereka memiliki Kehidupan ini. Ini dimulai tepat di belakang sana, perpecahan itu. Itu telah menjadi kriteria zaman, dan akhirnya itu menjadi kriteria takdir yang kekal: pertanyaan ini, perkara tentang Kehidupan ini.
Ini, teman-teman yang terkasihi, adalah penjelasan yang lengkap dan sempurna tentang inkarnasi Anak Allah. Itulah penjelasan total tentang mengapa Anak Allah, yang kita kenal sebagai Yesus Kristus, datang ke dalam dunia ini dalam wujud manusia. Ia berdiri tepat di tengah sejarah, Dia yang dari Sorga ini, Ia berdiri dengan satu tangan terulur, menjangkau kembali kepada seluruh masa lalu ke tragedi itu di awal, tragedi yang mengerikan itu. Ia menggapai dengan satu tangan tepat ke belakang sana dan dengan tangan lainnya, Ia menggapai sampai kepada akhir, kepada penyempurnaan. Dan berdiri di tengah-tengah zaman, merangkul seluruh sejarah dan umat manusia, Ia berseru, Ia berseru, “Aku datang, supaya mereka mempunyai Hidup!” Implikasi yang jelasnya adalah: mereka tidak mempunyainya, “Aku tidak perlu datang dari Sorga jika mereka telah memilikinya. Mereka tidak mempunyainya. Penjelasan tentang kedatangan-Ku semuanya diringkas dalam satu kata ini: Hidup. Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup.” Itu adalah makna penuh dari inkarnasi Anak Allah.
Sekarang, tentu saja, saya bisa saja melanjutkan selama seminggu atau bertahun-tahun untuk berbicara tentang Hidup ini: apakah itu, karakternya, dan seterusnya. Saya tidak akan mengatakan lebih banyak tentang itu untuk saat ini daripada hanya membawa saudara kepada fakta ini: bahwa ini memecah belah manusia. Saudara memiliki Hidup khusus ini atau saudara tidak memilikinya, dan saudara tidak mendapatkannya secara alami melalui kelahiran alami saudara. Saudara memiliki jenis kehidupan yang lain yang dibicarakan oleh Alkitab, dan bahasa asli Alkitab membuatnya sangat jelas dengan berbagai kata yang digunakannya untuk “kehidupan.”
Ada kata yang hanya berarti kehidupan semua manusia secara alami, kata yang dari mana kita mendapatkan kata kita, kata ilmiah kita, biologi – kata Yunaninya bios, kehidupan hewan, hanya kehidupan manusia biasa. Itu adalah satu hal. Semua orang memiliki itu melalui kelahiran alami, tetapi itu bukanlah katanya dan itu bukanlah apa yang dibicarakan di sini, “Kitab Kehidupan Anak Domba.” Itu adalah kata yang sama sekali lain, sebab itu adalah hal yang sama sekali lain, yang tidak dimiliki oleh siapa pun secara alami. Mereka tidak mempunyainya. Mereka mungkin memiliki kelahiran tertinggi, kelahiran terbaik secara alami, berasal dari keluarga terbaik, tetapi alam meneriakkan satu hal ini: bahwa saudara tidak dapat mewarisi kehidupan ini dari ibu atau ayah saudara. Itulah masalah dan kebingungan keturunan, bukankah demikian? Orang tua yang kudus, kakek-nenek yang kudus, dan mungkin generasi-generasi orang kudus, dan namun generasi ini: kambing hitam. Tidak ada kekudusan sama sekali. Oh, tidak, saudara tidak mewarisi ini bahkan dari orang tua yang saleh. Mereka mungkin mengetahui Kehidupan ini, mereka mungkin memilikinya, itu mungkin telah melakukan bagi mereka hal besar yang dilakukannya, dan saudara dilahirkan dari mereka dan saudara tidak mempunyainya. Saudara tidak bisa, saudara tidak bisa hanya mengandalkan apa yang orang tua saudara miliki. Saudara mungkin dibesarkan dalam lingkungan yang saleh, Kekristusan, tetapi itu tidak berarti bahwa saudara mewarisi Kehidupan ini. Ini adalah sesuatu yang saudara sendiri, sendiri dengan Allah harus tepatnya menerima sebagai sebuah hadiah dari-Nya.
Nah, itulah masalah besarnya yang mengikat begitu banyak waktu dan begitu banyak kekekalan. Saya mengambil kata tengah dari ketiganya – Kitab Kehidupan Anak Allah.
Saudara akan memperhatikan dari bagian yang telah kita baca – dan mereka hanyalah pilihan yang sangat kecil – bahwa ini adalah ide Alkitab, ide kitab ini. Ini mungkin simbolis. Saya tidak menetap untuk direpotkan dengan apakah itu harfiah atau simbolis. Ada sesuatu di sini yang memiliki arti yang sangat nyata.
Apa artinya? Nah, apa yang saya maksud dengan apa yang baru saja saya katakan adalah ini: bahwa tidak ada satu pun dari kita yang berpikir bahwa Allah harus menyimpan sebuah kitab agar dapat ingat, secara harfiah menyimpan sebuah kitab agar dapat ingat. Allah tahu segalanya dan mengingat segalanya yang ingin Ia ingat. Kita terkadang terkesan dengan ingatan luar biasa dari beberapa orang: nama-nama yang mereka ingat, wajah-wajah yang mereka ingat, kejadian-kejadian yang mereka ingat. Wah, kita hanya – beberapa dari kita, terutama ketika kita memudar dalam masalah ini, sangat terkesan dengan ingatan yang dimiliki beberapa orang, apa yang telah mereka simpan di sana, yang dapat mereka ingat kembali kapan saja. Tapi pikirkan Allah! Jika ini benar tentang manusia yang terbatas, seberapa jauh tak terbatas lebih benarnya hal ini tentang Allah? Ia tidak lupa, hanya apa yang ingin Ia lupakan. Puji Allah, ada apa yang ingin Ia lupakan – Ia ingin melupakan dan Ia sungguh melupakan – kitab suci memberi tahu kita bahwa Ia tidak akan mengingat lagi pelanggaran umat-Nya. Tidak lagi! Ia akan menempatkan mereka di belakang-Nya, dapat dikatakan, Ia akan melemparkan mereka ke dalam kedalaman lautan. Ia akan mengeluarkannya dari ingatan. Ia bisa melakukan itu.
Kita berharap kita bisa melupakan banyak hal-hal. Allah dapat melupakan apa yang ingin Ia lupakan, tetapi apa yang tidak ingin Ia lupakan, Ia memiliki orang-orang benar, katanya, dalam ingatan yang kekal. Cara yang sangat deskriptif untuk mengatakan hal-hal ini di dalam Alkitab. “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku.”
Kitab itu, apakah itu simbolis atau harfiah, kita tidak perlu berdebat. Ini pastinya merupakan suatu cara, suatu cara untuk memasukkan ke dalam ilustrasi yang jelas dari kebenaran besar akan ingatan Allah ini, Allah miliki dalam ingatan, dan apa itu yang Ia ingat ketika berhubungan dengan kitab ini – Kitab Kehidupan Anak Allah?
Ada banyak kitab-kitab. Kita membaca tentang mereka. Kitab-kitab dibuka – kitab-kitab dibuka. Tetapi kitab lain dibuka. Kitab-kitab itu – ah, mereka adalah kitab-kitab tragedi dan kitab-kitab malapetaka, penghakiman. Tetapi kitab lain, yaitu Kitab Kehidupan. Berikut adalah sesuatu yang selalu diingat oleh Allah, sesuatu yang Ia ketahui, sesuatu yang Ia identifikasi. Ketika kita ingin mengkonfirmasi, menegaskan, memastikan tentang orang-orang, kita pergi ke pembukuan, ke catatan. Kita pergi, di negara kita di sini, ke Somerset House di mana semua akta kelahiran berada. Kita ingin mengidentifikasi: berikut adalah orang-orang yang menyandang nama tertentu, apakah si Ini dan itu? Baiklah, ayo pergi dan lihat, lihat pembukuannya. Kita mengidentifikasi orang berdasarkan pembukuan; buku itu adalah buku identifikasi.
Kitab Kehidupan Anak Domba ini adalah kitab (berbicara sekali lagi secara simbolis) tentang mereka yang diidentifikasikan oleh Allah sebagai milik kategori tertentu ini, dari jenis tertentu ini, dari golongan khusus ini, sebagai yang berbeda dari yang lainnya, sebagai yang ditandai; umat yang tunggal. Allah mengenal mereka. Allah mengenal mereka, Allah memiliki mereka, dapat dikatakan, dalam catatan. Saudara perhatikan semua kata-kata yang kita baca tentang ini. Paulus, berbicara tentang rekan sekerja ini, rekan-rekan kuk ini dan mereka yang telah membantunya, ia berbicara tentang mereka yang namanya tertulis di Sorga, yang namanya ada di dalam Kitab Kehidupan. Kitab Wahyu ini hanyalah itu.
Sekarang, pekerjaan identifikasi sedang berlangsung. Apakah saudara dapat diidentifikasikan oleh Kitab, apakah Kitab itu mengidentifikasi saudara? Apakah saudara termasuk salah satu dari mereka yang untuk Hidup kekal dan kemuliaan kekal dikenang oleh Allah – disimpan dalam ingatan yang kekal? Oh, ini adalah hal yang besar, saudara tahu, untuk tidak dilupakan oleh Tuhan.
Di dalam Perjanjian Lama ada ilustrasi tentang hal ini dalam dua kambing: yang satu dibawa masuk dan dipersembahkan sebagai korban kepada Tuhan, dan yang lainnya dengan dosa umat yang dipindahkan kepadanya oleh tangan imam, diusir ke padang gurun, ke dalam negeri kelupaan. Dilupakan … kambing yang malang, di luar sana mengembara jauh dari tempat tinggal manusia, dalam kesedihan total tanpa seorang teman, jika bisa berbicara dapat saja terdengar berkata, “Aku dilupakan. Dilupakan semua manusia dan dilupakan Allah.” Ini sungguh hal yang menyedihkan untuk dilupakan seperti itu. Pantas saja pencuri yang sekarat di kayu salib, dengan kejelasan rasa kenyataan yang menimpa jiwanya, berseru kepada Yesus di sampingnya, “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja. Ingatlah akan aku …”. Ini adalah sesuatu untuk diingat di dalam Kerajaan Allah. Ini adalah hal yang besar untuk diingat; ini adalah hal yang mengerikan untuk dilupakan.
Saudara tahu, ketika Tuhan Yesus di kayu salib menggenapi secara harfiah jenis dan simbol dari kambing yang diusir itu, dosa, dosa dunia yang ditimpakan ke atas-Nya, Ia secara rohani berada dalam kehancuran jiwa-Nya diusir, dan untuk saat yang mengerikan itu, dilupakan oleh Allah. “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Itu adalah suatu hal yang sangat buruk.
Syukurlah bahwa itu tidak perlu bagi siapa pun, sebab Tuhan Yesus telah menghilangkan kebutuhan itu dan menjadikan mungkin bagi saudara dan saya untuk terdaftar di Sorga, untuk memiliki nama kita di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba. Tetapi ini tidak hanya didaftarkan sebagai mereka yang memiliki Kehidupan. Ini lebih dari itu. Saudara perhatikan, rujukan terakhir kepada Kitab Kehidupan Anak Domba ini terhubung dengan Kota Kudus, Yerusalem Sorgawi, tipe agung dari rombongan yang ditebus itu pada akhirnya. Penulis surat kepada orang Ibrani, seperti yang kita baca, berkata, “Kita sudah datang kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di Sorga.” Hubungan terakhir dari kalimat ini sendiri adalah dengan apa yang secara simbolis disebut Kota Kudus, Yerusalem baru yang turun dari Allah dari Sorga. Dengan kata lain, kumpulan yang ditebus itu. Dan ini bukan hanya bahwa saudara akan masuk ke dalamnya karena saudara memiliki Kehidupan, saudara akan mendapatkan hak waralaba yang diberikan kepada saudara.
Saudara ingat Mazmur kedelapan puluh tujuh yang indah itu, “Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangunkan-Nya. Tuhan lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion daripada segala tempat kediaman Yakub. Aku akan berbicara tentang Mesir, Filistea, Tirus dan Etiopia, seorang demi seorang dilahirkan di dalamnya.” Apa yang sedang dibicarakan oleh pemazmur? “Oh,” laki-laki ini membual, “Aku dilahirkan di Mesir yang agung. Engkau tahu, Mesir adalah salah satu peradaban tertua dan peradaban yang paling indah dalam sejarah. Aku dilahirkan di sana.” Seorang yang lain berkata, “Oh ya, tidak apa-apa. Aku dilahirkan di Filistea, dan engkau tahu Filistea memiliki sejarah yang hebat. Engkau tahu engkau bertemu Filistea sangat awal di dalam Alkitab. Dan engkau berhadapan dengan sesuatu yang sangat, sangat penting. Dan aku dilahirkan di sana.” Kemudian seorang yang lain lagi berbicara tentang Tirus, kota Tirus, kota Tirus yang besar, bacalah tentangnya di dalam Alkitab. Dan laki-laki ini berkata, “Oh, engkau yang dilahirkan di Mesir dan di Filitsea, engkau tidak tahu apa-apa! Aku dilahirkan di Tirus!” Dan seorang lagi datang dan ia berkata, “Kamu sekalian membual tentang tempat kelahiranmu? Aku dilahirkan di Etiopia. Kamu ingat Ratu negeri Syeba? Di sanalah aku dilahirkan!” Dan mereka semuanya menyombongkan diri, tetapi kemudian pemazmur berkata, “Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, Sion, ya kota Allah. Seorang demi seorang dilahirkan di dalamnya!” – apa yang Yesus maksudkan dengan dilahirkan dari atas, dilahirkan kembali.
Waralaba Yerusalem Baru, waralaba kota metropolis dari pemerintahan Ilahi itu sendiri dianugerahkan kepada saudara – ini adalah kebebasan dunia, kebebasan kota. Saudara tahu apa artinya itu bagi rasul Paulus ketika suatu kali ditawan, dan perwira Roma akan segera memukulnya. Ia berkata, “Kamu tahu apa yang kamu lakukan? Apakah kamu mempunyai hak untuk memukul warganegara Rum? Ini bertentangan dengan hukum warganegara Rum, apakah kamu berhak memukul warganegara Rum yang belum diadili?” Perwira itu mengira ia akan mengatasinya dengan berkata, “Ya, tapi tahukah kamu, bahwa ada warganegara Rum dan warganegara Rum. Aku mungkin hanya seorang warganegara Rum biasa, tetapi aku adalah orang bebas!” Ia bertanya kepada Paulus lebih banyak lagi dan kemudian Paulus berkata … dan di sini perwira harus berkata, “Kebebasan itu kubeli dengan harga yang mahal!” Paulus berkata, “Tapi aku bisa lebih baik darimu: Aku dilahirkan bebas, dilahirkan bebas!” Laki-laki itu harus menyerah pada hal itu, hanya harus melepaskannya. Dilahirkan bebas – ia memegang hak waralaba orang bebas dari pemerintahan atau kerajaan Rum.
Ya, kita, teman-teman yang terkasihi, ketika kita terdaftar di Sorga, di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba, telah dianugerahkan kepada kita segala hak dan kebebasan! Kita bisa memikirkan banyak tentang kebebasan Sorga itu, waralaba Kota sorgawi – dilahirkan dari atas berarti sesuatu yang lebih dari segala kemuliaan kelahiran duniawi, betapapun hebatnya mereka. Tuhan Yesus berbicara tentang ini, mengacu pada ini, ketika Ia berkata, “Bebaslah rakyatnya”, bebaslah anak-anaknya!
Nah, kita harus segera melewati sampai akhir, Kitab Kehidupan Anak Domba. Kehidupan, Kitab, Kitab Kehidupan Anak Domba. Dari mana ide itu berasal?
Oh ya, Alkitab memiliki banyak yang dapat dikatakan tentang ini. Sangat awal di dalam Alkitab, saudara datang kepada anak domba korban, datang ke ide ini sejak Habel, dari keluarga pertama, dari bangsa yang dimaksudkan itu. Sejak saat itu, saudara tahu bagaimana seluruh isi Alkitab, Anak Domba ada dalam pandangan. Anak Domba ada dalam pandangan. Saudara tidak bisa menjauh dari Anak Domba ini di mana pun.
Dari masa asalnya ini? Ini lahir dalam pikiran dan hati Allah sebelum dunia ada. Kita membacanya malam ini: “Anak Domba yang disembelih sejak dunia dijadikan.” Ini adalah sesuatu – dan ini adalah satu-satunya poin saya untuk saat ini – ini adalah sesuatu yang diperluas untuk merangkul sepanjang waktu. Allah tahu ketika Ia menciptakan manusia dan dunia ini, apa yang akan terjadi. Ia tahu apa yang akan terjadi, Ia harus tahu, tidak bisa tidak tahu, tetapi Ia sengaja melakukannya. Rahasia dalam rahasia jalan-jalan-Nya, mengetahui apa yang akan terjadi, bagaimana manusia akan tidak taat, akan berdosa, akan memberontak, dan apa akibatnya bagi umat manusia – sejarah yang panjang dari pemberontakan yang penuh dosa itu. Ia tahu itu sebelum Ia mulai, tetapi ketika Ia meramalkan, Ia juga di dalam hati-Nya dan pikiran-Nya memilih untuk memenuhi segalanya dalam apa yang disebut “Anak Domba yang disembelih sejak dunia dijadikan.”
Itu adalah pikiran yang kekal. Itu adalah pemikiran tanpa batas waktu. Itu menutupi dan merangkul semuanya yang telah datang dalam waktu. Anak Domba, anak domba – ya, kecil dalam dirinya sendiri, tetapi betapa besarnya keterlibatan dalam anak domba kecil ini. Tidak ada yang bisa datang ke dalam waktu – dosa, oh, dosa, samudra dosa, gunung dosa – tetapi mereka tunduk di hadapan Anak Domba. Anak Domba cukup besar untuk semuanya. Anak Domba yang disembelih sejak dunia dijadikan. Penyediaan Allah yang unik dan mencukupi-segalanya bagi manusia, bagi dosa manusia.
Lihatlah ketika Yohanes Pembaptis melihat Yesus berjalan dan berseru, “Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” Kepada Anak Domba dalam pikiran Allah itulah yang ia maksudkan. Anak Domba Allah, bukan semua anak domba di mezbah orang Yahudi yang disembelih, tetapi yang satu itu yang mereka cirikan: Anak Domba Allah. “Lihatlah Anak Domba Allah! Datang dari masa lalu yang kekal, di sinilah Ia berada dalam waktu, berjalan di hadapanmu, hadir di sini. Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” Diidentifikasikan oleh Yohanes Pembaptis – Anak Domba Allah sendiri yang berharga, Anak Domba Allah sendiri yang berharga, berharga bagi Allah bukan hanya karena Ia adalah Anak-Nya, tetapi karena Allah menemukan penebusan atas seluruh ciptaan-Nya di dalam darah Anak Domba itu, melihat penghapusan segala sesuatu yang telah masuk untuk menantang hak-Nya dalam ciptaan. Oh, Ia melihat semua yang hati-Nya selama-lamanya telah tetapkan pada, dimungkinkan dan diamankan oleh Anak Domba. Kita bisa menetap pada Anak Domba selamanya, dan kita akan melakukannya, tetapi Anak Domba ini sangatlah berharga, sangatlah berharga.
Ada sebuah kisah, sebuah kisah yang sangat mengerikan di dalam Perjanjian Lama, yang memunculkan nilai yang luar biasa, dan pentingnya, seekor anak domba. Ini adalah salah satu kisah yang sangat mengerikan dari Perjanjian Lama, dan saya tidak akan memberikan saudara namanya dalam kebaikan, terutama kepada satu orang tertentu. Tetapi ada seorang raja, seorang raja yang memiliki sangat banyak. Ia memiliki banyak sekali kawanan dan ternak, ia memiliki isteri-isterinya, anak-anaknya, ia memiliki segalanya yang bisa dimiliki oleh seorang raja yang kaya. Suatu hari ia melihat seorang perempuan yang ia inginkan untuk dirinya sendiri, tetapi ia sudah nikah dan suaminya masih hidup. Dan ia di atas rumah merenungkan hal ini dan mengambil keputusan yang mengerikan: ‘Aku akan menyingkirkan suaminya dan kemudian aku akan memilikinya.’ Jadi ia merencanakan dan merancang hal yang mengerikan dan mengeluarkan suaminya ke dalam pertempuran, untuk memastikan bahwa ia ditempatkan di barisan depan, dan kemudian yang lainnya dari pangkat itu diberitahu pada waktu tertentu, pada titik tertentu, untuk mundur dan tinggalkan dia sendirian, dan ia akan terbunuh. Dan hal itu terjadi. Dan ia mengambil perempuran itu untuk menjadi isterinya. Tetapi mata Allah telah melihat.
Dan Allah berbicara kepada salah satu hamba-Nya, seorang nabi, dan berkata, “Pergilah ke raja.” Dan ia pergi dan ia membungkus segalanya ke dalam sebuah kisah, ke dalam sebuah perumpamaan. Ia berkata, “Ada seorang yang kaya yang mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi dan segala sesuatu yang diinginkan hatinya. Ia tidak kekurangan apa pun – tidak kekurangan apa pun juga. Pada suatu waktu orang kaya itu mendapat tamu yang kepadanya ia harus menyediakan makanan. Dan daripada mengambil dari banyak dombanya, ia pergi dan mengambil seekor domba kecil ini, seekor anak domba betina yang kecil, dari seorang yang miskin di sana yang hanya memiliki yang satu itu, dan ia mengasihinya – anak domba betina itu datang masuk, makan bersamanya, menjadi salah satu anggota keluarganya – ia menyayanginya, memberinya makan, merawatnya, dan ia mengasihinya. Itu adalah satu-satunya anak domba betinanya. Dan laki-laki ini di sini yang memiliki ribuan, pergi dan mengambil satu anak domba betina ini dan membunuhnya dan memberikannya kepada temannya.” Dan ketika nabi sampai pada titik kisah itu, raja sangat marah, ia meledak dalam murka, dalam kemarahan, ia berkata, “Demi Tuhan yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati!” Nabi itu berkata, “Engkaulah orang itu. Engkaulah orang itu.” Dan kemudian nabi berkata, “Demikianlah firman Tuhan, oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, sebab kamu telah melakukan hal ini. Dari kaum keluargamu sendiri akan datang musuhmu.” Saudara tahu apa yang terjadi dengan Absalom, bukan? Itu benar.
Nah, sekarang saya meninggalkan kisah ini, tetapi apa poin-nya? Oh, ada di dalam kisah Perjanjian Lama itu, kisah yang jauh lebih besar, kisah yang jauh lebih besar. Tahukah saudara, teman-teman yang terkasihi, bahwa selama dua ribu tahun ada sebuah umat di bumi ini, yang rumahnya tidak pernah lepas dari pedang? Oh, tragedi Israel. Oh, kengerian masalahnya. Oh, kisah-kisah yang bahkan baru-baru ini telah dituliskan di koran-koran kita, tetapi itu hanyalah sebagian dari dua ribu tahun dari pedang yang tidak pernah menyingkir dari rumahnya. Mengapa? Mereka membunuh satu Anak Domba Allah. Allah telah memberkati umat itu, dengan kekayaan dan kelimpahan, mereka memiliki segalanya yang Ia bisa berikan kepada mereka, dan mereka mengambil satu Anak Domba-Nya dan membunuh-Nya. Dan pedang itu tidak pernah menyingkir.
Maksud saya adalah ini: Anak Domba Allah ini sangatlah berharga bagi Allah. Atas sikap kita terhadap Anak Domba ini, takdir kekal kita tergantung – Hidup atau maut, pembenaran atau penghakiman, sorga atau neraka, berada dalam keseimbangan bagaimana kita memperlakukan Anak Domba Allah ini.
Saya pikir saya sudah mengatakan cukup banyak untuk membawa masalah luar biasa tentang Kehidupan dan maut ini, tentang kekekalan ke dalam kata ini – Kitab Kehidupan Anak Domba. Saya hanya bisa mengajukan banding kepada saudara. Puji Allah, jawabannya, jawabannya akan dan bisa menjadi dari begitu banyak hati di sini pada malam ini. Tapi bagaimana dengan yang lainnya? Ia melalui hanya satu per satu, satu per satu, seperti yang dilakukan oleh Roh Allah, datang dan berdiri di hadapan masing-masing: “Apakah namamu ada di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba?” Apakah ada? Himne anak-anak lama, “Apakah namaku tertulis di sana, di halaman-halamannya yang putih dan cerah.” Apakah nama saudara terdaftar di Sorga? Apakah saudara tahu bahwa itu demikian? Bagaimana saudara tahu? Bagaimana saudara tahu atau bagaimanakah saudara tahu bahwa saudara berada di mana saudara berada, duduk di tempat saudara sebagai seorang yang aktif, dapat mendengar apa yang sedang saya katakan, melihat apa yang bisa dilihat? Dan saudara mengatakan bahwa saudara hidup. Bagaimana saudara bisa tahu? Dan saudara berkata, “Mengapa, tentu saja, aku dilahirkan. Bukankah aku dilahirkan ke dalam dunia ini?” Bagaimana saudara tahu apakah saudara memiliki Kehidupan yang lain ini? Apakah saudara memiliki pengalamannya, pengetahuan tentang dilahirkan kembali dari atas?
Oh, sebagian dari kita tahu bahwa itu benar. Ini mungkin tidak mungkin untuk hanya meletakkan jari kita pada saat atau hari yang tepatnya ketika hal itu terjadi, seperti sambaran petir dari langit biru, langsung dari Sorga. Itu mungkin sebuah perjalanan, sebuah proses, sesuatu yang berlangsung untuk sementara waktu tetapi muncul dalam ini, “Aku tahu bahwa aku telah diselamatkan, aku tahu pada hari ini bahwa aku memiliki Hidup yang kekal.” Entah itu pada saat yang tiba-tiba atau entah itu pada suatu jalur lain, saudara harus mampu berdiri dalam kategori ini dan berkata, “Aku tahu bahwa aku telah berpindah dari maut ke Kehidupan, aku tahu bahwa aku telah dilahirkan dari atas, aku tahu bahwa aku memiliki Hidup yang kekal. Aku telah menerima Anak Domba Allah dan semua yang telah Ia lakukan untuk penebusan dan penebusan-ku sebagai penanggung dosa-ku, aku telah merangkul Anak Domba itu, membawa-Nya ke dalam hidup-ku. Aku tahu.”
Jika saudara belum menjelaskannya seperti ini, saudara tahu apa artinya ini, “Nama-ku ada di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba.” Apakah saudara bisa mengatakan itu? Puji Allah, banyak dari kita yang bisa mengatakannya. Oh, semoga itu benar bagi semua orang di sini. Dan jika saudara memiliki keraguan atau pertanyaan tentang itu, teman-teman yang terkasihi, jangan biarkan hari ini ditutup dan berlalu tanpa saudara berdua dengan-Nya, dan berkata, “Tuhan, semua yang dimaksudkan di Sorga dengan kata Anak domba itu, Anak Domba Penebusan kita, Anak Domba yang disembelih bagi orang-orang berdosa, dengan iman aku terima ke dalam hati-ku. Aku meminta kepada-Mu, daftarkan nama-ku di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba.” Lakukanlah itu jika saudara belum melakukannya, dan untuk yang lainnya, marilah kita bersukacita bahwa kita termasuk dalam kelompok mereka yang memiliki Kehidupan kekal dan akan bergabung dalam paduan suara di akhir, “Anak domba yang disembelih itu layak.”
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.