oleh
T. Austin-Sparks
Pertama kali diterbitkan di dalam majalah "A Witness and A Testimony" Maret-April 1967, Jilid 45-2. Judul asli: "That Extra Mile". (Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)
“Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.” (Matius 5:41).
Ide dalam nasihat ini telah menempuh perjalanan yang panjang. Ini berasal dari Persia, diambil alih oleh orang-orang Romawi, dan kemudian diterapkan oleh orang-orang Romawi kepada orang-orang Yahudi selama penjajahan mereka (orang-orang Romawi) di Palestina. Pada awalnya ini adalah hak istimewa seorang utusan Persia untuk memanggil siapa pun untuk membantu memikul beban utusan tersebut; dan ia bisa ‘memaksa’ orang tersebut untuk membantunya sejauh satu mil. Orang tersebut tidak memiliki pilihan lain. Orang Romawi menganggap ini sebagai ide yang bagus, dan jadi mereka menerapkannya kepada orang-orang Yahudi. Yesus kenal dengan praktek ini dan mengambil alih untuk pengajaran-Nya, tetapi menambahkan satu mil ke yang mil pertama. Tidak diragukan bahwa Yesus sedang memperluas arti dari yang harfiah ke yang rohani, dan memiliki lebih banyak lagi di dalam pikiran-Nya. Memang, nasihat ini mengandung esensi Kekristenan itu sendiri.
Mil yang kedua merupakan transisi yang sangat vital.
Mil pertama adalah aturan hukum, kewajiban, dari “Engkau harus,” “dari “Kamu harus”, dari tugas. Mil kedua adalah apa yang sukarela, spontan, gratis, ramah.
Yang pertama adalah: “Haruskah aku?” Yang kedua adalah: “Bolehkah aku?”
Yang pertama adalah: “Apakah aku wajib, dipaksa?” Yang kedua adalah: “Apakah aku tidak bisa berbuat lebih banyak?”
Lihatlah kedua pelancong itu! Yang legal berkata: ‘Ambil muatan itu dan pikullah untuk-ku sejauh satu mil berikutnya ini.’ Bahkan tidak ada kata ‘Tolong!’ Yang diperintahkan orang, taat dan mereka berjalan dengan diam, dengan cemberut, dan dengan enggan. Pada akhir mil itu – yang telah diukur dengan cermat oleh orang kedua – beban itu dijatuhkan dan ia tiba-tiba bergegas kembali dan tanpa sepatah kata pun.
Tetapi Yesus sedang memikirkan tentang orang kedua yang lain. Ia menerima perintah yang sama; ia memiliki kewajiban yang sama; tugasnya sama. Tapi ia menanganinya dengan roh yang berbeda. Ia melakukannya dengan watak yang berbeda. Ia ramah dalam sikapnya dan spontan dalam usahanya. Ketika ia telah mencapai batas tugas dan kebutuhannya, ia berkata: ‘Biarkan aku membantu-mu lebih jauh lagi.’ Orang pertama terkejut. Ia belum pernah bertemu orang seperti itu. Sesuatu memberi jalan dan mereka berbicara dengan bebas untuk mil yang kedua. Sesuatu telah terjadi yang, setidaknya, membuat orang pertama berpikir; mungkin ia mengajukan beberapa pertanyaan. Pintu yang cepat ditutup pada mil pertama sekarang terbuka lebar. Apa yang telah terjadi? Jawabannya adalah: Kasih karunia telah menang atas Hukum!
Jadi, dalam arti pertama dan terluasnya, kata Yesus tentang mil yang ekstra itu berartikan transisi besar dari Hukum kepada Kasih Karunia. Ini mungkin hanya selangkah dari ujung mil nomor satu ke awal mil nomor dua, tetapi itu menandai batas-batas dari dua dunia, dua dispensasi, dan dua disposisi.
Sungguh suatu kedahsyatan yang bertemu dan berpisah pada titik itu; dan sungguh suatu perubahan pada suasananya!
Kemudian, berapa banyak bidang kehidupan lain yang dipengaruhi oleh transisi melintasi jembatan ini! Perubahan ini akan membawa revolusi industri. Orang Kristen terlibat dalam hal ini. Industri, bisnis, pekerjaan sangat besarnya dicirikan oleh mil pertama, dari kewajiban. ‘Berapa banyak yang harus aku lakukan?’ ‘Seberapa cepat aku bisa pergi dan tinggalkan?’ Mata mengamati jam. Sesedikit mungkin pekerjaan dan sebanyak mungkin upahnya. Orang mil kedua, yang menetap sedikit lebih lama dan melakukan sedikit lebih banyak, dicurigai, tidak disukai dan dianiaya.
Tetapi dalam wacana dari mana ayat kita diambil, Yesus tidak mengatakan bahwa mereka yang melakukan apa yang Ia katakan akan memiliki semua waktu yang baik dan menjadi populer secara universal. Apa yang Ia katakan adalah bahwa ini adalah orang-orang yang akan mewarisi Kerajaan Sorga, dan bahwa mereka adalah “garam dunia”; yang berarti – di antara hal-hal lainnya – bahwa mereka akan mengimbangi korupsi yang baru saja kita sebutkan. Kerajaan yang akan datang akan menjadi milik orang-orang dari mil kedua dalam hal ini. Orang lain yang meminta untuk menjadi bagian dari Kerajaan Sorga akan telah tertarik kepada Kristus oleh mereka yang telah membayar harga mil ekstra dari kasih karunia ini. Jadi, bisnis adalah sebuah bidang, dan sebuah bidang yang sangat praktikal, untuk hukum mil kedua.
Bidang lain yang sering menantang hukum kasih karunia ini adalah dari kehidupan keluarga, atau kehidupan rumah tangga. Ini sangat mudah dalam kehidupan rumah tangga dan keluarga untuk hanya menjalankan tugas, bahkan jika itu. Seberapa banyak yang adalah kewajiban dan diwajibkan: yang paling sedikit yang bisa dilakukan, dan berapa banyak yang bisa didapat darinya. Pembagian-nya mungkin sangat tidak setara, beban begitu tidak seimbang. Jika, demi kesopanan, mil pertama ditempuh, ini tidak dengan roh yang baik, tidak dengan kecenderungan yang ceria, tidak ada kesukarelaan yang spontan. Ini adalah suatu keharusan, bukan sebuah kesenangan. Mungkin tidak ada tempat di mana kesaksian Kristen yang sejati lebih berarti daripada di dalam rumah tangga. Rumah tangga adalah objek dari kebencian Iblis dan aktivitas-aktivitas yang mengganggu jauh melebihi tempat lain mana pun. Jadi di sinilah bahwa kesaksian tentang kasih karunia Ilahi begitu penting, dan oleh karena itu, rumah tangga adalah tempat di mana orang-orang mil kedua begitu sangat dibutuhkan.
Di sepanjang garis ini, biarkan kami sebutkan satu koneksi lagi di mana mil ekstra itu sangatlah penting. Ini adalah area persekutuan Kristen. Dalam hubungan orang-orang Kristen satu sama lain, mungkin hanya ada satu mil pertama dari pengakuan bersama, sopan santun biasa, anggukan penghargaan, pandangan sekilas kenalan. Mungkin ada kedatangan dan kepergian ‘Ibadah Umum’ jemaat. Ini adalah mungkin untuk menghadiri tempat pertemuan yang sama selama bertahun-tahun dan tidak dikenal. Dalam batas satu mil pertama, tingkat komunitas dan keterkaitan mungkin berbeda dalam arti sebenarnya, dan banyak hati yang “tahu kesedihannya sendiri” harus memikul kesedihan itu dalam kesepian, bahkan ketika berada dalam kerumunan. Ada ruang yang besar untuk orang-orang mil esktra dalam bidang persekutuan Kristen. Itu mungkin menuntut, tetapi itu membayar dividen besar. Bukan berarti bahwa apa yang dapat diperoleh dalam dividen harus menjadi motifnya. Salah satu hukum hidup adalah melayani hidup kepada orang lain. Cara yang pasti menuju kematian rohani adalah dengan menjaga diri kita sendiri dan tidak pergi kepada orang lain. Karakter moral dan rohani sejati harus diukur dengan hukum mil ekstra.
Yesus memiliki pemikiran dan makna yang jauh lebih besar dan lebih dalam dalam apa yang Ia katakan daripada hanya kata-kata hampa dan aksioma.
Kata yang tampaknya sederhana ini tentang melampaui paksaan ini memiliki di dalamnya seluruh bidang dan kekayaan nilai-nilai potensial dan aktual. Jika tugas, kebutuhan, kewajiban, kontrak, perjanjian, menuntut begitu banyak, jangan – kata Yesus – berhenti di situ; taruhlah setidaknya sebanyak itu juga di atasnya. Ini adalah kasih karunia dengan Allah.
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.