oleh
T. Austin-Sparks
Diedit dan disediakan oleh Golden Candlestick Trust. Judul asli: "Victory Through Faith". (Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)
Kitab Yosua dimulai dengan cara ini:
“Sesudah Musa hamba Tuhan itu mati, berfirmanlah Tuhan kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu …”
Demi mendapatkan nilai sebenarnya dari kitab Yosua dan pesannya bagi kita, kita harus ingat bahwa kitab itu memiliki pendampingnya di Perjanjian Baru dalam surat-surat kepada jemaat di Efesus dan Kolose. Mereka adalah dua sisi dari satu hal. Surat kepada jemaat di Efesus adalah surat kehidupan di sorgawi. Surat kepada jemaat di Kolose khususnya merupakan warisan dalam Kristus Yesus. Ketika kita mengingatnya, dan membawa kedua hal ini kembali ke kitab Yosua, kita tahu bahwa kita sedang berhadapan dengan hidup sorgawi di dalam Kristus dan ketika kita menyadari itu, kita diperlengkapi untuk menghargai Yosua sendiri dalam pelatihannya dan dalam tujuan yang ia kemudian penuhi. Kita hanya mengambil satu atau dua hal dari kehidupan Yosua yang akan menjelaskan hal itu bagi kita.
Yosua, secara aktif, keluar sehubungan dengan konflik umat Tuhan, dan pertempuran pertama itu sendiri, yang dilakukan Israel, dipimpin oleh Yosua. Musa tidak secara segera dan secara langsung memimpin pertempuran, Harun juga tidak. Mereka ada di dalamnya, tetapi Yosua adalah pemimpinnya.
Itu memberi kita sentuhan pertama tentang apa yang Yosua wakilkan dan wakili dalam tujuan Allah, yaitu, kepemilikan melalui konflik dan penaklukan tempat yang ditunjukkan secara Ilahi bagi umat-Nya. Surat kepada jemaat di Efesus sangat menyentuh hal itu. Dalam kitab Wahyu, saudara memiliki kebenaran diungkapkan dan dibentangkan dengan jauh lebih penuh dan lebih besar bahwa ada alam besar yang disebut “sorgawi”, yang dimaksudkan oleh Tuhan untuk menjadi alam kehidupan, pemerintah dan pemerintahan umat Allah. Alam itu saat ini ditempati oleh kuasa lain, yang menentang Allah dan umat Allah. Tempat itu, dalam penunjukkan Allah, harus diambil dengan konflik dan penaklukan dan ada banyak pertempuran hebat yang terletak pada arah pencapaian rohani ke tempat dan tujuan Allah bagi umat-Nya sendiri. Kita, tentu saja, telah mengetahui sesuatu tentang itu, tetapi Yosua adalah seorang yang hidupnya dikarakterkan dan ditandai seluruhnya oleh peperangan. Mentalitasnya dia sendiri adalah peperangan. Ia pergi bersama Musa sebagai abdi Musa ke Gunung ketika hukum Taurat diberikan, dan ketika Musa turun dari Gunung dan mendengar suara di perkemahan, nyanyian, dan tarian, dan kebingungan umum ketika mereka menyembah anak lembu tuangan, Yosua segera menafsirkannya sesuai dengan mentalitasnya sendiri, dan berkata: “Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan.” Itu bukan perang dalam pengertian itu, tetapi di sini adalah seorang laki-laki yang darahnya, tampaknya, adalah pertempuran dan semua yang dilihatnya adalah pertempuran. Itulah laki-laki itu, dan itulah sebabnya ia dipilih dan ditunjuk sehubungan dengan pertempuran Israel, dan ini sangatlah penting.
Yosua melambangkan roh pertempuran, penting di antara umat Tuhan jika mereka ingin tiba di tempat yang ditunjukkan-Nya. Kita akan menemukan semakin kita berlanjut bahwa Tuhan akan terus-menerus menuntut agar kita berdiri secara rohani dan berperang. Kita harus, tentu saja, belajar seperti Yosua harus belajar, tetapi kita belum mencapai titik itu. Tuhan harus memiliki roh berjuang di dalam umat-Nya dan ketika roh perang menghilang dari siapa pun, mereka sudah selesai sejauh mana tujuan-tujuan Allah yang lebih tinggi bersangkutan. Jadi saudara memiliki dalam Perjanjian Baru, banyak nasihat-nasihat ini: “hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya”; “jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.” Yosua berbicara kepada kita tentang perlunya roh berjuang di dalam umat Allah, bukan untuk peperangan dengan darah dan daging, seperti yang dikatakan Paulus di dalam Efesus; tidak melawan orang-orang, tetapi jelasnya berdiri dalam roh untuk melawan, untuk mengambil alih, untuk menolak untuk ditenggelamkan dan ditundukkan. Tuhan tidak dapat benar-benar datang masuk sebelum kita berdiri di atas kaki kita. Artinya, dengan kata lain, Tuhan tidak dapat melakukan apa pun dengan seorang Elia yang berada di bawah pohon arar. F.W.H. Meyers, dalam puisinya yang agung tentang Paulus mengatakan begini:
“Allah akan mengampunimu segalanya kecuali keputus-asaanmu.”
Jadi Yosua muncul ke dalam pandangan, pertama-tama, sehubungan dengan peperangan umat Allah, dan berbicara kepada kita tentang roh pertempuran.
Saudara akan ingat bahwa pertempuran pertama yang dilawan Israel, dan di mana Yosua adalah pemimpinnya, adalah melawan Amalek. Tuhan berkata tentang Amalek bahwa Ia akan menghapus ingatan tentang Amalek dan seluruhnya menghancurkan mereka. Itu adalah dorongan yang baik untuk Yosua, itu adalah sesuatu bagi Yosua untuk kerjakan, tidak hanya dalam kasus Amalek. Amalek selalu berdiri dalam Perjanjian Lama sebagai suatu jenis daging, dan itu adalah pertempuran pertama Israel, dan sikap Tuhan terhadap Amalek, daging, adalah dan selalu, bahwa Ia tidak membiarkan apa pun yang tersisa. Harus ada pemusnahan yang menyeluruh. Itu adalah posisi Tuhan sehubungan dengan daging, dan sekali lagi ini penting bahwa Yosua harus datang masuk dalam kaitannya dengan itu.
Pertempuran pertama ini adalah bagian dari pelatihan Yosua. Kemudian ketika saudara masuk ke dalam kitab yang menyandang namanya dan mencapai pasal 5, saudara akan ingat bahwa Tuhan memerintahkan bahwa seluruh generasi Israel itu harus disunat lagi. Itu adalah kondisi dasar untuk penaklukan negeri. Ketika kita beralih kepada surat kepada jemaat di Kolose, yang merupakan bagian dari Perjanjian Baru yang paralel dengan kitab Yosua, kita menemukan bahwa dalam pasal 2 yang dijelaskan dari sudut pandang Ilahi: “Sunat Kristus”, yang adalah “penanggalan akan tubuh yang berdosa.” Ini sangat menarik bahwa ketika saudara sampai pada kitab Yosua bahwa itu harus terjadi dulu, dan Yosua telah ditarik ke dalam hukum rohani ini, bahwa untuk memiliki sorgawi seluruh alam daging harus disingkirkan, Amalek (daging) harus dimusnahkan, dan tidak ada harapan untuk kemenangan penuh jika ada unsur daging yang tertinggal atau mengintai.
Kemudian hal lain terlihat dalam kaitannya dengan pertempuran pertama itu. Ini adalah prinsip rohani yang ada di balik peperangan Yosua. Ia harus belajar ini, bahwa peperangannya bukanlah sesuatu yang ia capai sendiri. Sebenarnya, itu bukanlah sesuatu yang ia capai sama sekali. Ia hanyalah alat yang digunakan. Di atas sana, di puncak bukit adalah Musa. Di kedua sisi Musa adalah Harun dan Hur, yang menopang kedua belah tangan Musa. Sementara tangan itu terangkat ke atas, menuju sorga, terhubung dengan sorga, membawa sorga ke dalam hal ini, Yosua menang. Sebelum mereka mendukung tangan itu, mereka menjadi lelah dan jatuh, dan Amalek menang. Yosua harus belajar itu di bawah sana, di mana ia berada dalam peperangan, kemenangannya bergantung sepenuhnya pada sesuatu yang terjadi di belakang sana. Ia benar-benar mengerjakan sesuatu yang sedang dikerjakan untuknya.
Ketika umat Israel datang ke negeri itu, Yosua 5 memberitahu kita bahwa Yosua melihat seseorang berdiri dengan pedang terhunus di tangannya dan berkata kepadanya: “Kawankah engkau atau lawan?” Jawabannya adalah: “Bukan, tetapi akulah Panglima Balatentara Tuhan. Sekarang aku datang.” Dan Yosua bersujud dengan mukanya ke tanah. Apa yang dimaksudkan dari itu, untuk tandakan bagi Yosua? Bahwa semua penaklukan masa depan ini akan dilakukan oleh Panglima yang tidak terlihat. Ia (Yosua) akan berada di latar depan sebagai alatnya, tetapi akan ada Satu yang tak terlihat, yang mengerjakannya. Itulah apa yang terjadi dengan Amalek di hari jauh sebelumnya. Ada Satu yang tidak terlihat di gunung. Ia menyelesaikan hal itu, dan Yosua mengerjakannya.
Ini adalah pemikiran yang besar untuk konflik rohani. Kita tidak dibiarkan untuk melakukan hal ini, untuk memulainya, dan untuk mewujudkannya dengan kekuatan dan sumber daya diri kita sendiri. Semua ini benar-benar sedang diperjuangkan di tempat yang lebih tinggi. Ini adalah ilustrasi yang sangat praktis dari kata rasul itu: “tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, … karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.”
Kita harus meluncur ke dalam pertempuran, kita harus bangkit dan berdiri, kita harus terus maju. Tetapi apa berjalan terus kita? Bagaimana kita bisa berdiri? Bagaimana kita bisa bertahan? Ini hanyalah hasil dari sesuatu yang terjadi di dalam diri kita secara diam-diam, lebih dalam. Kita tidak akan pernah bisa berjalan terus di dalam Tuhan sebab itu berasal dari diri kita sendiri. Belum ada yang pernah membuat kemajuan rohani yang berasal dari diri mereka sendiri. Cobalah dan bertumbuh secara rohani, dan lihat bagaimana saudara maju! Cobalah dan atasi, dan lihat bagaimana saudara maju! Jika Tuhan tidak melakukan sesuatu yang lebih dalam di dalam diri saudara, semua upaya saudara akan sia-sia. Tetapi Tuhan tidak menjadikan energi Ilahi itu begitu nyata sehingga menghilangkan kebutuhan saudara untuk bangkit dan terus berjalan. Jika saudara bangkit dan berjalan terus, saudara menemukan bahwa saudara bisa sebab ada sesuatu yang lebih daripada diri saudara sendiri.
Yosua belajar bahwa iman adalah kemenangan yang mengalahkan; dan apakah iman itu? Apakah itu hanya mengatakan: Aku bisa jika aku mencoba? Itu adalah iman pada diri saudara sendiri! Iman adalah beristirahat dalam energi Tuhan yang adalah Pemberi Energi. Ini adalah meng-geletakkan iman di dalam Dia dan melangkah keluar. Jadi Yosua belajar dalam pertempuran pertama dengan Amalek, rahasia penaklukan rohani yang bekerja dalam kaitannya dengan sesuatu yang lebih tinggi. Hal pertama dalam Alkitab selalu penuh makna. Mereka adalah petak-petak benih, sebagai suatu peraturan, dan pertempuran pertama ini adalah petak-petak-benih, dan Yosua mendapatkan semua prinsipnya untuk penaklukan selanjutnya dari pertempuran dengan Amalek itu.
Yosua mewakili hal-hal lain juga. Mereka semua membentuk satu hal; yaitu, manusia penaklukan, roh penaklukan.
Hal lain yang begitu jelas dan baik tentang hidup Yosua adalah cara di mana ia seluruhnya untuk Tuhan. Yosua secara khususnya ditandai dengan keseluruhannya kepada Tuhan. Jika saudara suka, saudara dapat menggunakan kata “pemisahan”. Ini adalah kehidupan yang sepenuhnya dan seluruhnya untuk Allah, dan tidak memiliki kepentingan lain, tetapi kepentingan Allah dan tidak akan berkompromi dengan apa pun pada titik mana pun di mana kepentingan Allah tidak sepenuhnya diakui. Saudara ingat bahwa ketika dosa ada di dalam kemah, ketika Israel telah pergi dari Tuhan dalam pemberontakan itu, pernyataannya adalah seorang yang masih muda yang namanya Yosua “tidaklah meninggalkan kemah itu.” Itu hanya berarti bahwa, kemah yang najis, Yosua tidak akan menyentuhnya; ia menetap di dalam kemah itu, tempat kekudusan, tempat pengudusan, tempat pemisahan, tempat di mana Allah berada. Itu adalah gambaran hidup Yosua. Lihat dia lagi dan lagi dan satu-satunya hal yang tampaknya membentuk tulisan di atas makam Yosua, tulisan atas hidupnya, adalah bahwa: “Ia sepenuhnya mengikuti Tuhan.” Ini adalah seorang yang akan membela roh penaklukan. Ini adalah apa yang akan membawa ke dalam warisan. Inilah yang akan membawa ke tempat yang dimaksudkan Allah bagi umat-Nya; hati yang sepenuhnya dan seluruhnya bagi Tuhan.
Hal ketiga yang ditemukan dalam Yosua 5 adalah hari Paskah. Hari Paskah muncul lagi tepat di awal sejarah menduduki negeri. Singkatnya, Paskah berarti apa yang menjadi milik Tuhan. Darah Paskah adalah alat perjanjian, darah Paskah adalah apa yang menjadikan mereka milik Tuhan, sehingga ketika menghajar Mesir, Ia tidak menghajar Israel. Makan domba Paskah – seperti yang kita ketahui dalam kehidupan Perjanjian Baru – berarti penerapan Kristus. Ini disebut: Paskah Allah. Itu muncul lagi dan lagi sebagai dasar bagi sejarah di negeri itu, dan Yosua dan Paskah tampaknya sedemikian menyatunya dalam roh; apa yang sepenuhnya milik Tuhan. Itu adalah hukum penaklukan, hukum warisan, dari kepenuhan Kristus; pemisahan total dan pengabaian kepada Tuhan.
Ada satu hal lain yang muncul dalam Yosua, dan itu adalah bahwa ia begitu dalam dan pastinya berbicara kepada kita tentang kuasa kebangkitan Kristus. Laporan tentang Yosua dan Kaleb, setelah pergi bersama sepuluh orang lainnya untuk memata-matai negeri itu, adalah satu dari kepastian, iman, dan kepercayaan yang lengkap. Laporan sepuluh yang lainnya adalah satu dari keputusasaan dan tidak ada harapan. Dua hal itu melambangkan, dengan demikian penuhnya, tanah kebangkitan dan sebaliknya. Hasilnya adalah bahwa seluruh generasi dari enam ratus ribu jiwa meninggal di padang gurun, kecuali Yosua dan Kaleb. Itu adalah hal yang sangat luar biasa. Berikut adalah dua laki-laki, yang selama satu generasi – selama empat puluh tahun – bergerak di tengah-tengah umat yang sekarat. Saya kira setiap hari ada laporan kematian di tengah-tengah kemah. Firman mengatakan bahwa Tuhan menentang mereka, dan mereka mati; dan itu adalah hal yang mengerikan. Jadi, hari demi hari, selama empat puluh tahun, orang-orang sekarat. Tuhan telah menentukan bahwa mereka harus mati di padang gurun, dan bahwa bangkai mereka harus jatuh di sana. Yosua dan Kaleb hidup di tengah-tengah itu, dan sementara kematian bekerja, dan enam ratus ribu orang perlahan-lahan dihancurkan, di sini ada dua laki-laki yang sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kematian; kematian itu tidak menyentuh mereka, tidak mendekati mereka. Mereka tidak memiliki tanda-tanda kematian; di tengah-tengah kematian mereka ada dalam hidup. Dalam kasus mereka, itu benar-benar adalah masalah: “Walau seribu orang rebah di sisimu … tetapi itu tidak akan menimpamu.” Mereka muncul dari kuburan itu dengan kekuatan penuh. Mereka keluar dari kematian yang merajalela, tidak tersentuh.
Dan Yosua, yang menjadi alat Allah untuk memimpin ke dalam warisan melalui konflik dan penaklukan, berbicara kepada kita begitu banyak tentang kuasa kebangkitan-Nya sebagai dasar di atas mana kita akan berperang melalui dan keluar sebagai pemenang, dan memiliki warisannya. Ada banyak kebingungan dan masalah, dan kadang-kadang segalanya begitu lambat. Pikirkan tentang empat puluh tahun di padang gurun seperti itu! Saya yakin bahwa iman pasti telah diuji dengan sangat perihnya untuk Yosua dan Kaleb selama empat puluh tahun itu. Melihat kembali pada empat puluh tahun, kelihatannya tidak begitu lama, tetapi melewatinya dalam kondisi seperti itu, dengan kematian di sekitarnya, adalah ujian iman yang cukup baik. Apakah meterai Allah? Meterai Allah adalah bahwa, sementara hal-hal lain yang adalah milik Allah sedang sekarat, berlalu dan apa yang tidak berjalan terus menuju kepenuhan Allah perlahan-lahan berlalu, hal ini menandai kehidupan tanpa kematian dalam ukuran yang lebih penuh. Meterai Tuhan adalah kuasa kebangkitan-Nya. Pikiran itu layak disimpan di dalam hati kita.
Meterai Allah dalam kasus Yosua dan Kaleb tidak mengambil bentuk gerakan besar ke depan selama empat puluh tahun itu. Meterai Allah hanyalah bahwa hidup Allah ada di dalam mereka ketika kematian ada di sekitar. Itu adalah kesaksian batiniah mereka sendiri yang mewakili meterai Tuhan. Kadang-kadang mereka mungkin bertanya-tanya apakah mereka akan pernah datang kepada apa yang Allah maksudkan. Satu-satunya jawaban yang mungkin mereka miliki adalah bahwa sementara semuanya mati, mereka tahu betul bahwa mereka tidak mati dan tidak sedang sekarat. Tuhan membawa mereka melalui dalam kebangkitan.
Ketika saudara datang kepada Yosua 5 lagi, saudara mendapatkan bahwa hal berikutnya yang keluar adalah Manna berhenti dan mereka memakan hasil dari negeri itu. Apakah hasil dari negeri itu? Ini adalah Kristus dalam kebangkitan. Ia adalah makanan bagi umat-Nya untuk suatu kehidupan di sorga. Dan hidup di sorga sering kali merupakan hidup di mana saudara tidak melihat banyak hal, di mana orang yang tidak tinggal di sana harus melihat untuk membantu iman mereka. Mereka harus melihat gerakan, perkembangan, tanda-tanda; mereka harus memiliki sesuatu yang terlihat untuk menjaga iman mereka tetap berjalan. Tetapi berjalan dengan Allah di sorga sering kali merupakan jalan di mana saudara melihat sangat sedikit di luarnya, dan saudara harus memiliki makanan rohani khusus untuk itu. Makanan kita tidak datang di sepanjang garis indera; makanan kita datang di sepanjang garis apa Kristus itu bagi kita. Itu bukan: ‘Aku dijaga terus berjalan oleh organisasi yang hebat ini, pekerjaan yang besar ini, perusahaan yang sukses ini.’ Tidak! Ini adalah: ‘Aku tidak punya apa-apa; Tuhan sendirilah yang menjaga-ku tetap berjalan.’ Itu adalah hasil dari negeri itu. Itulah sifat makanan di sorga.
Kitab Yosua sangatlah penuh dan sangatlah kaya dengan ilustrasi-ilustrasi tentang ciri-ciri kehidupan di sorga itu, penaklukan rohani, datang ke dalam warisan – yaitu, kepenuhan Kristus – ke tempat memerintah dalam kehidupan menurut penunjukkan Ilahi.
Tuhan memberi energi di dalam kita, dan menjaga kita tetap penuh dengan kekuatan berjuang dari jenis yang tepat, yang mengambil sumber dayanya dari Pemenang yang tak terlihat, Yang ada di sana dalam kemenangan bagi kita. Ia menjadi kemenangan kita di sini melalui iman.
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.