oleh
T. Austin-Sparks
Diedit dan disediakan oleh Golden Candlestick Trust. Judul asli: "First Love". (Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)
Bacaan: Yehezkiel 1
“Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.” Kisah Para Rasul 2:42.
Cara lain untuk menyatakan apa yang mereka lakukan, dan mungkin bahkan lebih tepatnya terjemahan kata itu, adalah, ‘dan mereka bertahan dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.’ Saya pikir kita baiknya mengumpulkan buah-buah dari gerakan pertama Roh Kudus ini dalam dispensasi ini dengan judul “kasih yang semula.”
Tuhan sedang memanggil jemaat untuk kembali kepada kasih yang semulanya, dan sementara ada dan mungkin banyak hal-hal terpuji di antara umat-Nya, satu hal yang bagi-Nya adalah yang tertinggi, yang tanpanya segalanya gagal untuk memuaskan Dia, adalah apa yang Ia sebut, “kasihmu yang semula” (Wahyu 2:4). Dan tampaknya bagi saya bahwa pasal-pasal awal dari kitab Kisah Para Rasul ini, sejauh mana orang-orang yang bersangkutan diatur di hadapan kita, ditandai dengan semangat yang sangat nyata. Ada semangat tentang hal-hal di sini yang saya rasa perlu dipulihkan oleh kita. Tuhan mungkin berkata kepada kita, ‘Aku tahu baik jerih payahmu maupun ketekunan-mu,’ sebab kita ditemukan melakukan banyak hal untuk Tuhan, dan kita berusaha untuk bertahan dan tidak menyerah, kita bertekun, kita bertekad, kita sangat berbakti kepada kebenaran, kita adalah banyak hal-hal; dan Tuhan mungkin mengenali semua hal ini, tetapi saya merasa bahwa ada beberapa ruang bagi Tuhan untuk berbicara tentang kurangnya semangat dan untuk mengatakan bahwa tanda kasih yang semula itu adalah sesuatu yang akan Ia pulihkan. Itu adalah kata yang lebih baik daripada antusiasme.
Sekarang, ada banyak titik korespondensi antara pasal pertama dari kitab nabi Yehezkiel dan pasal-pasal awal dari Kisah Para Rasul. Kami telah sering mengatakan tentang ciri hidup dalam pasal pertama itu, mereka yang hidup, dan semua yang ada di pasal itu berbicara tentang hidup, dan hidup pada saat air bah; ada energi. Tidak ada yang bisa mengatakan bahwa pasal itu ditandai oleh kepasifan atau inersia. Ada energi, ada aksi, semuanya bergerak; dan ada, di keseluruhannya, hal ini yang telah kita sebut semangat.
Ada empat ciri-ciri utama, namun, atau faktor-faktor, yang mewakili korespondensi antara Yehezkiel 1 dan pasal-pasal awal dari Kisah Para Rasul.
Faktor pertama dan yang paling utama adalah manusia yang ada di takhta itu. Itu mengatur dan mendominasi segalanya, “Di atas cakrawala ada menyerupai takhta, dan di atas yang menyerupai takhta itu ada yang kelihatan seperti rupa manusia.” Dan di pasal-pasal awal dari kitab Kisah Para Rasul, ini adalah Manusia di takhta yang mendominasi segalanya.
Lalu ada alat perwakilan. Di dalam Yehezkiel, ini adalah keempat makhluk hidup, kerub, alat tujuan ilahi, alat dalam persekutuan dengan takhta itu dan Manusia yang berada diatasnya, bergerak seperti dengan-Nya dan dari Dia dan untuk Dia. Di dalam kitab Kisah Para Rasul, alat itu adalah jemaat, seperti yang diwakili di sana; dan kita telah melihat bahwa kerub adalah representasi jemaat, sebuah alat perwakilan dari seluruh ciptaan.
Dan kemudian, di tempat ketiga, ada nasihat ilahi. Di dalam Yehezkiel, mereka diwakili oleh roda-roda, nasihat-nasihat Allah yang bergerak, maju ke depan, bergulir (kita bisa katakan) di sepanjang masa, dari kekekalan ke kekekalan, terus berlangsung, nasihat-nasihat yang tidak pernah benar-benar tersingkirkan, tetapi dengan ketekunan gigih, bergerak menuju akhir mereka. Dalam kitab Kisah Para Rasul, kita tidak dapat gagal untuk melihat bahwa ini adalah berhubungan dengan nasihat kekal Allah bahwa jemaat dalam persekutuan dengan Tuhan yang dimuliakan sedang bergerak maju ke depan. Allah berjalan terus. Mungkin ada banyak hal yang melintasi jalan, yang mengangkang di jalan, yang mencoba untuk menahan, yang membuat diri mereka untuk melawan, tetapi pada akhirnya nasihat Gamaliel berdiri: “kalau ini berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah.” Nasihat Allah berdiri, dan mereka melanjutkan, mengenai Anak-Nya sebagai di dalam dan melalui dan oleh jemaat.
Kemudian, faktor keempat (tidak yang paling kecil) adalah Roh Tuhan di dalam semua. Di dalam roda, di dalam yang hidup, Roh adalah kekuatan motif, kebijaksanaan pengarahan, energi. Roh di roda dan di yang hidup! Dan, tentu saja, itu tidak salah di dalam pasal-pasal awal dari Kisah Para Rasul, Roh Dia yang ditinggikan mengambil nasihat kekal dan bergerak di dalam jemaat menuju realisasi mereka.
Unsur-unsur yang sesuai ini cukup jelas, saya pikir, bagi kita semua. Itu bukan hanya khayalan, bukan hanya visi yang indah, tetapi ini adalah fakta-fakta hidup yang merupakan bagian dari dispensasi ini di mana kita hidup, bukan sebagai sebuah dispensasi, tetapi pada saat ini juga. Yesus ada di takhta sekarang. Nasihat Allah sedang berjalan maju ke depan sekarang. Jemaat, yang oleh kasih karunia-Nya kita berada, adalah lingkup dan kendaraan dari nasihat-nasihat itu, di bawah pemerintahan takhta itu, dan Roh Allah yang hidup ada bersama kita sekarang. Saya pikir kita ingin menjangkau dan membawanya ke sini, untuk masuk ke dalam hati kita, agar mungkin ada pemulihan semangat ini. Saya pikir kita memegang hal-hal terlalu banyak sebagai kebenaran yang indah, dan ketika kita diuji untuk hal-hal seperti ini, mereka tidak banyak membantu kita. Tetapi kita masih berada dalam dispensasi dari kitab Kisah Para Rasul, dispensasi yang sama, dan jika hal-hal tidak ada bersama kita saat ini, seperti di saat itu, sementara mungkin ada banyak perbedaan antara waktu itu dan waktu kita, pertanyaan saya kepada hati saya dan hati saudara adalah tentang apakah kesalahan itu ada pada Tuhan atau pada kita, dan apakah tidak ada sesuatu yang harus dilakukan di pihak kita dengan cara mengingat. Itu hanyalah cara lain untuk mengatakan memulihkan kasih yang semula.
Sekarang, saudara lihat dalam kitab Kisah Para Rasul, faktor yang menghasilkan semangat yang luar biasa ini adalah pengalaman batiniah dari peninggian Tuhan Yesus. Itu adalah tepatnya arti dari kedatangan Roh Kudus. Ia datang karena, dan atas dasar bahwa Yesus telah mengambil takhta, dan Ia datang kepada jemaat – dan itu berarti ke dalam setiap orang yang menaruh iman kepada Tuhan Yesus – demi membuat nyata di dalam setiap orang-orang itu fakta yang mulia bahwa Yesus adalah Tuhan, ditinggikan dan berada di takhta. Itu datang kepada mereka dengan Roh Kudus, dan itu menghasilkan di dalam mereka, semangat yang luar biasa ini.
Kita semua percaya bahwa Yesus ada di takhta, kita semua percaya bahwa Ia ditinggikan, tidak seorang pun dari kita yang akan ragu untuk memberikan penegasan dan penekanan itu pada kata-kata seperti, “Ia, berada di sebelah kanan Allah, ditinggikan.” Maksud saya adalah bahwa saya merasa bahwa di dalam saya, dan di dalam banyak umat Tuhan, ada sejumlah besar ruang untuk itu untuk menghasilkan sesuatu di dalam kita yang tidak ada di sana. Yesus ditinggikan! Oh, jika kita benar-benar dalam hati mengenali semua yang diartikan dari itu, melihat semua yang Ia lalui, yang Ia temui, semua perlawanan besar yang berdiri di jalan-Nya, melihat semua yang harus dimenangkan dari dosa, dari kelemahan manusia dan gangguan, dari kekuatan dan permusuhan iblis, dari seluruh dunia! Ketika semua itu, dan maut itu sendiri dengan kekuatan penuhnya – dan siapa yang pernah mengukur atau menjelaskan hal-hal ini? – kemudian kita melihat dan tahu bahwa Yesus ditinggikan, hidup di sebelah kanan Allah sebagai Tuhan, berartikan sesuatu. Jika itu bisa benar-benar oleh Roh Kudus mengambil kepemilikan diri kita secara batiniah, saya yakin pasti akan ada lebih banyak semangat daripada yang ada, meskipun kita mungkin percaya dengan sangat sungguh-sungguh dalam kenyataan bahwa Ia ada di atas takhta.
Roh Kudus datang dan masuk ke dalam mereka dengan segenap semangat ilahi-Nya dalam hubungannya dengan iman itu. Ada kegembiraan yang meluap-luap di sorga. Ketika Tuhan Yesus kembali ke sorga, ada penggambaran adegan di Mazmur: “Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan.” Sorga terlihat bersorak-sorai. Ini adalah gambaran yang benar, bagaimana dalam kegembiraan sorga yang luar biasa itu, Roh Tuhan datang dalam kemenangan, kemuliaan, kemenangan, kuasa dan sukacita Kristus berada di sana, dan mengisi hati orang-orang percaya ini sehingga sukacita dan semangat sorga memiliki gema di dalam mereka, dan mereka, oleh pengalaman batiniah dari peninggian Tuhan Yesus menjadi dicirikan oleh semangat ini.
Sekarang, jika kita tidak merasa bahwa kita cukup seperti itu, saya pikir firman Tuhan kepada kita saat ini hanyalah untuk membuat kita melihat Dia, bahwa itu akan terjadi, bahwa kita akan memiliki semangat yang merupakan tanda kasih yang semula yang dipulihkan.
Jika saya tidak mengatakan apa-apa lagi kepada saudara dan kepada diri saya sendiri selain ini: saudara dan saya membutuhkan lebih banyak semangat kudus dan ini adalah sesuatu tentang apa kita harus mencari Tuhan, itu akan menjadi nasihat yang sangat baik. Dan itu, jika kita mengambilnya ke dalam hati, akan membawa sangat banyak kemuliaan kepada Tuhan. Saya ingin tahu apakah saudara pernah menarik diri saudara dan melihat diri saudara sendiri di depan muka, dan berbicara kepada diri sendiri seperti ini: “Sekarang, lihat di sini, memang benar bahwa kamu memiliki devosi yang besar kepada Tuhan; ini sungguh benar bahwa kamu sangat peduli untuk kepentingan-Nya, untuk kemuliaan-Nya, untuk umat-Nya; memang benar bahwa kamu ditetapkan pada semua kepenuhan Kristus. Tetapi apakah tidak juga benar bahwa kamu membuat ketegangan yang sangat besar dari semua ini, dan ketegangan kamu tentang semua itu mengusir keluar semua kegembiraan dari hidup-mu, dan menjaganya tetap di luar, dan membuat kehidupan Kristen menjadi beban yang mengerikan, membuat semua orang lain merasa bahwa itu seperti itu? Kamu berada di bawah berat beban, dan sungguh sangat bagi-mu, tidak ada banyak kegembiraan, tidak banyak semangat yang nyata. Mungkin ada kegembiraan yang dalam, kamu mungkin tahu sesuatu tentang itu jauh di dalam, tetapi ada unsur lain dari semangat itu, dan itu sangatlah kurang.” Apakah saudara pernah berbicara kepada diri saudara sendiri seperti itu? Saya mengaku kepada saudara bahwa saya memiliki lebih dari sekali di mana saya berbicara seperti itu kepada diri saya sendiri. Sesekali, saya harus menarik bangun diri saya sendiri, dan kadang-kadang itu membutuhkan tindakan yang sangat disengaja, mengambil sebuah posisi: “Lihat di sini, aku tidak akan membiarkan semua sukacita, semua kegembiraan, semua kesenangan hidup Kristen untuk dilemahkan, bahkan oleh perhatian untuk kepentingan Tuhan!” Saya percaya bahwa Tuhan akan memiliki anak-anak-Nya untuk menjadi anak-anak yang gembira, baik secara lahiriah maupun batiniah, sejauh mana mungkin, dan mungkin dalam cara yang jauh lebih besar daripada yang terjadi pada banyak dari mereka.
Semangat adalah tanda kasih yang semula dan bukan salah satu unsur kekuatan dalam kasih yang semula, kepercayaan, keyakinan – jika saudara suka menggunakan kata “iman,” baiklah! Iman begitu sering terdengar seperti kata teologis. Kepercayaan, keyakinan; tentunya itu adalah tanda kasih yang semula. Itu, dengan kata lain, adalah bahwa saudara tidak memiliki pertanyaan, saudara tidak berhenti untuk bertanya-tanya apakah saudara dapat percaya ketika kasih yang semula mendominasi; saudara menerimanya begitu saja tanpa pamrih; saudara memberi keyakinan, jika tidak, itu bukan kasih yang seperti itu. Dan mungkinkah kurangnya semangat kasih yang semula ini, sebagian besarnya disebabkan oleh kelemahan dalam kepercayaan? Dapatkah Tuhan dipercayai sedemikian rupanya untuk membebaskan kita dari banyak kecemasan yang mengusir keluar semangat ini dari hidup? Banyak kekhawatiran kita adalah mengenai hal-hal yang belum pernah terjadi, dan mungkin tidak akan pernah terjadi.
Saya yakin bahwa salah satu permainan favorit musuh dengan anak-anak Tuhan adalah permainan membuat mereka menjadi sangat sibuk dengan hal-hal yang mungkin terjadi ini, dan apa yang akan terjadi jika hal-hal seperti itu terjadi, bagaimana saudara akan berperilaku, bagaimana saudara akan bereaksi, semua yang harus saudara lakukan. Jadi saudara tertarik, dan kita telah ditarik seperti itu seratus, mungkin seribu kali dalam perjalanan hidup kita, dan hal-hal itu tidak pernah terjadi. Tetapi apa yang diinginkan musuh adalah untuk menyerang kepercayaan kepada Tuhan, keyakinan di dalam Tuhan, dan menyerang dengan sebuah “jikalau”. Jikalau ini atau itu! Jika ini-dan-itu! Dan kata kecil “jikalau” itu menjadi dalam efeknya diarahkan melawan Tuhan. Jika kita hidup seperti itu sama sekali, dalam tingkat apa pun, maka kasih yang semula menderita, dan semangatnya padam.
Ada ini tentang orang-orang percaya ini dalam pasal-pasal awal dari kitab Kisah Para Rasul, bahwa mereka hanya saja mempercayai Tuhan, kasih yang semula mereka berarti kepercayaan, dan itu adalah kepercayaan yang praktikal. Saudara tidak pergi dan menjual semua yang saudara miliki dan memberikan semua hasilnya kepada orang lain kecuali saudara mempercayai Tuhan. Saudara tidak mengambil sikap itu bahwa saudara tidak menyebut apa pun yang milik saudara, milik saudara sendiri, tetapi semua orang lain memiliki hak untuk itu, kecuali saudara mempercayai Tuhan, dan mempercayai Tuhan tentang orang lain.
Dan itu tidak dihitung terlebih dahulu; itu spontan, itu terjadi begitu saja, itu melompat dan terbang dari pengalaman batiniah dan kenikmatan oleh Roh Kudus tentang kenyataan bahwa Yesus hidup dan memiliki segalanya, di atas takhta. Kebatiniahan yang nyata akan berarti banyak bagi kita. Kita dapat percaya dengan cara semacam ajaran bahwa Yesus ada di atas takhta, dan pada saat yang sama percaya bahwa kita pastilah telah dilupakan entah bagaimana, semuanya salah di mana kita bersangkutan, meskipun kita telah mempercayai Tuhan. Apakah saudara percaya itu? Hidup kita semuanya adalah kesalahan, semuanya kekacauan, meskipun kita telah memberikannya kepada Tuhan, mempercayainya kepada-Nya dan berusaha untuk tidak memiliki jalan kita sendiri, bersedia untuk apa pun yang Ia kehendaki, tidak memiliki apa pun kecuali kepentingan-Nya di dalam hati, dan kita akan menegaskan bahwa Yesus hidup, dan Yesus adalah Tuhan. Kedua hal itu bertentangan. Kedua hal tersebut tidak termasuk satu sama lain, mereka tidak dapat pergi bersamaan. Hanya ada satu jawaban yang mungkin untuk situasi itu, mengingat bahwa tidak ada sikap yang mementingkan diri sendiri, pengarahan-sendiri dan pengaturan-sendiri, tetapi penyerahan lengkap kepada Tuhan dan penerimaan dari Ketuhanan-Nya. Kehidupan kita mungkin tampak berantakan, dan suatu kegagalan, dan kerugian, namun mereka tidak; Ia tahu apa yang sedang Ia lakukan dengan kita: “Ia tahu jalan yang aku ambil.” Kekuasaan Tuhan harus diterapkan pada kehidupan setiap hati yang percaya; ini bukan sesuatu yang abstrak, dan jauh, ini datang ke dalam hati bagi semua orang. Untuk memahaminya, akan membuat banyak perbedaan untuk semua hal sejenis apa pun yang menghilangkan semangat dari hidup, dan berusaha untuk membuat kita menjadi selain dari mereka yang bermegah di dalam Tuhan.
Sekarang, kita dapatkan di ayat 42 beberapa buah, ekspresi dari semangat ini. Ada empat.
“Mereka bertekun …”, atau, mereka bersikeras. Sekarang, sebelum saya mengatakan sedikit tentang empat hal ini, biarkan saya menetap pada itu. Itu menyampaikan satu atau dua hal kepada saya. Pertama-tama, ia menyampaikan kesan tentang semangat, bahwa mereka telah dicengkeram, dipikat, dan sekarang mereka memberikan diri mereka sepenuhnya, dengan gigih dan tabah. Saudara lihat, ada unsur ketelitian dalam seluruh bisnis hubungan mereka dengan Tuhan Yesus ini: ketelitian, keseluruhan, kesungguhan hati – mereka bertahan.
Dan hal lain yang disampaikan kepada saya adalah ini, bahwa mereka telah mengenali, atau sedang mengenali, bahwa ada unsur tantangan, dan masalah ini menuntut aplikasi yang sepenuh hati. Kata itu adalah kata yang kuat, ‘mereka bertekun.’ Tampaknya dikatakan bahwa kecuali mereka telah bertekun, ada hal-hal lain yang sedang bekerja yang akan mengganggu dan menarik pergi. Ini bukan satu-satunya hal di alam semesta Allah. Ada hal-hal lain yang menentangnya, dan mereka harus gigih dan tabah. Ini adalah tanda kasih yang semula: ukuran realitas penerapan kita pada hal-hal Tuhan. Ini menunjukkan bahwa ini adalah sebuah bisnis; kita bisa membuat bisnis dari itu. Ini adalah panggilan, penuntutan. Unsur itu sangat dibutuhkan untuk dipulihkan, bukankah demikian? Pemberian diri kita sendiri dengan tekad, ketekunan dan kesungguhan hati kepada hal-hal Tuhan membutuhkan itu.
Saudara mungkin telah putus asa, saudara mungkin telah kehilangan hati, saudara mungkin telah merasakan keparahan yang hebat dari jalan itu, saudara mungkin telah lelah dengan masalah-masalah, kemalangan dan keputus-asaan. Namun demikian, Ia yang berkata kepada jemaat di Efesus, “Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula,” tidak mengabaikan kesulitan-kesulitan-nya, masalah-masalahnya, keputusasaannya, pertempuran yang berlarut-larut. Ia tidak tak menghiraukan hal itu, tetapi mengetahui semuanya, ini bukanlah hal yang kejam dan tidak baik, tidak benar, tidak adil, atau tidak masuk akal dari Dia untuk kembali ke masalah kasih yang semula itu. Seolah-olah Ia berkata, “Ya, Aku tahu semua tentang kesulitan-mu, patah hati-mu, dan kekecewaan, dan penderitaan ini. Aku tahu semuanya tentang itu, namun demikian, ini adalah hal yang mungkin dalam semua, melalui semua, bagaimanapun juga, untuk semangat kasih yang semula ini untuk hilang.” Jika kita berbicara tentang dasar manusia, tentu saja, kita akan berbicara dengan lidah kita di pipi kita tentang hal itu, kita akan tetap teguh, tetapi saudara lihat, ini adalah masalah Roh Kudus, apakah Ia selain daripada yang di awal? Apakah Ia berkurang? Apakah Ia menjadi lelah? Apakah Ia melemah? Apakah masalahnya melampaui Dia? Saya pikir saudara mengerti maksudnya. Kebutuhan kita adalah pengabdian Roh Kudus yang lebih besar, lebih penuh, lebih kuat, dari hidup Tuhan yang ditinggikan, untuk membawa kita terus melalui dengan semangat yang tak pernah padam.
Sekarang, hanya sebuah kata singkat tentang hal-hal ini: “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul …”. Ada banyak hal di dalamnya, tetapi saya akan merangkumnya menjadi satu kata. Tentu saja, saudara tidak boleh berpikir sekarang bahwa itu merujuk pada semua yang kita miliki di dalam Perjanjian Baru, sebab tidak ada satu pun surat Perjanjian Baru ditulis ketika ini sedang dinyatakan, atau ketika ini terjadi. Mereka tidak memiliki doktrin atau pengajaran yang lebih lengkap dari Perjanjian Baru, dan ini tidak diragukan lagi mengacu pada apa yang dikatakan para rasul pada saat itu, dan apa yang mereka selama ini telah katakan. Jika saudara melihat, saudara akan menemukan bahwa para rasul sedang berkhotbah tentang Perjanjian Lama. Pengajaran para rasul adalah penafsiran Perjanjian Lama dalam terang Yesus Kristus.
Siapa saja yang mengatakan Perjanjian Lama dapat dikesampingkan dan tidak ada nilainya harus mengesampingkan pengajaran pertama para rasul ini. Semua yang Petrus katakan pada hari Pentakosta keluar dari Perjanjian Lama; semua yang Tuhan Yesus katakan kepada para rasul setelah kebangkitan-Nya keluar dari Perjanjian Lama. Dan pengajaran para rasul kemudian, berjumlah demikian: pembawaan Tuhan Yesus ke dalam pandangan sebagai yang menyimpulkan dan membuat menjadi jelas dan dimengerti semua yang telah dikatakan para nabi tentang yang lama. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul. Apa yang mereka lakukan? Mereka memberikan diri mereka dengan tekun kepada pemahaman dan pengetahuan tentang Tuhan Yesus ini sebagaimana Ia telah dibawa ke hadapan mereka, ditafsirkan oleh Perjanjian Lama.
Tampaknya bagi saya bahwa, sederhananya, inilah apa yang telah terjadi. Petrus dan rasul-rasul lainnya telah mengambil sekarang, dengan penerangan batiniah mereka oleh Roh Kudus, apa yang Tuhan Yesus katakan setelah kebangkitan-Nya, “Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.” Para rasul telah mengambil itu, dan sekarang, dengan penerangan penuh, telah mempersembahkan Tuhan Yesus kepada mereka, menggunakan Kitab Suci Perjanjian Lama, dan orang-orang percaya ini memberikan diri mereka untuk mengenal Tuhan Yesus, untuk mengikuti hal ini, untuk memperkaya hati mereka dengan apa yang Kitab Suci katakan tentang Tuhan Yesus. Itu adalah Tuhan Yesus di hadapan mereka. Ia telah memikat mereka, dan sekarang mereka ingin mengetahui semua yang mereka dapat ketahui tentang Dia, dan para rasul telah memberi mereka petunjuknya. Mereka memberi diri mereka untuk mengikuti pengajaran para rasul.
Jika saudara ingin melihat apa yang diajarkan para rasul, ambillah khotbah Petrus pada hari Pentakosta saja, dan lihatlah semua hal yang ia sentuh dalam satu khotbah itu. Ia menyentuh pada pengetahuan awal tentang Allah; ia menyentuh pada penyaliban Tuhan Yesus sesuai dengan pengetahuan sebelumnya tentang Allah; ia menyentuh pada kebangkitan; ia menyentuh pada kenaik-kan; ia berbicara tentang kedatangan Roh Kudus, dan mengapa, dan untuk tujuan apa. Ia berbicara tentang otoritas Tuhan Yesus yang sekarang sebagai Raja dan Juruselamat. Ada cukup banyak di sana; dan kemudian ia melanjutkan dengan pertobatan, dengan baptisan, dengan pengampunan dosa, dan kemudian berakhir semuanya dengan pernyataan yang inklusif ini: “Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu.” Ini adalah pesan yang komprehensif, mencakupi banyak dasar. Dan orang-orang percaya ini menyerahkan diri mereka pada itu, untuk memahaminya dan untuk mengetahui lebih banyak tentang itu.
Dalam aplikasi sederhana untuk diri kita sendiri, ini adalah begini: kasih yang semula selalu berarti aplikasi dan pengabdian dari hati untuk mengetahui lebih banyak tentang Dia yang adalah Pengasih jiwa. Sang pemenang adalah mereka yang kembali kepada kasih yang semula. Paulus, pemenang besar, di Filipi 3 mengatakan: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia …”. Untuk mengenal kasih-Nya lebih banyak dan untuk mengenal-Nya lebih banyak dengan ketekunan dan penerapan. Dan mereka bersikeras dalam hal ini; ada semangat dalam pencarian mereka untuk mengenal-Nya.
Mereka bertekun dalam pengajaran para rasul dan mereka bertahan dalam persekutuan: “Mereka bertekun dalam persekutuan.” Tampaknya bagi saya bahwa mereka membuat sebuah bisnis persekutuan. Saya hanya menyarankan itu, bahwa kecuali kita benar-benar serius tentang itu, itu akan mudah rusak. Itu membutuhkan semangat, itu membutuhkan kasih yang semula. Saya merasa bahwa ada ruang di dalam diri saya, dan bolehkah saya katakan bahwa ada ruang di dalam kita semua, untuk sesuatu yang lebih dari ketekunan ini dalam persekutuan, memberikan diri kita kepada persekutuan. Kita terlalu mudah dikesampingkan. Persekutuan terganggu, persekutuan ditangguhkan, persekutuan lemah, sebab kita mengambil hal-hal ketika kita menemukannya; kita tidak menerapkan diri kita sendiri pada masalah persekutuan ini. Saya sarankan, kemudian, bahwa kasih yang semula ditandai dengan aplikasi untuk persekutuan, semangat untuk persekutuan, ketekunan dalam persekutuan. Tuhan membantu kita dalam hal ini untuk bertekun dalam persekutuan. Dan jika ada penolakan, kemunduran, atau kesulitan, atau masalah di sana sini, akan sangat mudah untuk menerima itu dan membiarkan persekutuan menurun. Semoga Tuhan memungkinkan kita untuk mengatakan, “Tidak! Kami teguh dan tekun dalam hal persekutuan, Ia menghendakinya!”
“… Dalam memecahkan roti.” Yaitu, dalam kesaksian korporasi mereka kepada Diri Kristus Sendiri, siapa Dia, apa yang telah Ia lakukan, dan itu ada di dalam Dia – kesaksian korporat mereka. Saudara lihat, hal yang membawa jemaat bersama adalah pemecahan roti, itu adalah titik fokus kehidupan persekutuan. Kehidupan persekutuan ada di sekeliling Meja Tuhan, itu adalah kesaksian yang menyatu, Tubuh Tuhan, Darah Tuhan. Dan mereka bertekun dalam kesaksian mereka untuk bersatu dengan-Nya, dan bersatu di dalam Dia. Mereka memiliki pusat kehidupan baru, dan mereka menemukan kesempatan dan peluang mereka di sana untuk mengekspresikannya, dan mereka bertahan. Tuhan beri kita ketekunan dan ketabahan dalam kesaksian korporasi kepada siapa Tuhan Yesus itu. Jika Meja Tuhan menjadi lemah di antara kita, maka itu adalah tanda penurunan kasih yang semula. Ketika Meja itu memiliki tempat dan makna yang seharusnya dimiliki-nya, maka akan ada hidup, kekuatan, energi, sukacita dan semangat.
“… Dan doa.” Ini adalah panggilan baru mereka. Tampaknya bagi saya bahwa ini adalah cara di mana mereka pertama dan terutama menemukan ekspresi dari minat dan perhatian mereka untuk Tuhan. Apa yang akan mereka doakan? Mengapa mereka harus berdoa? Saya cukup yakin bahwa jika kita telah mendengarkan, maka kita seharusnya telah mendengar mereka mencurahkan isi hati mereka bahwa apa yang telah menjadi pengalaman dan kepemilikan mereka yang diberkati harus menjadi pengalaman dan kepemilikan manusia di mana pun, bahwa hal ini mungkin keluar, bahwa semua harus tahu apa yang mereka telah datang untuk ketahui tentang Tuhan Yesus. Oh, mereka akan berdoa atas semua yang akan menghasilkan perluasan pengetahuan tentang Dia seperti yang mereka miliki. Intinya adalah ini: mereka telah memiliki sesuatu, dan mereka tidak ingin menyimpannya untuk diri mereka sendiri; hal itu terlalu bagus, mereka ingin keluar. Saudara dapat menempatkan itu sebagaimana saudara suka, tetapi itu hanyalah berapa jumlahnya. Mereka ingin mendapatkan keluar pengetahuan dan pengalaman dari-Nya yang merupakan milik mereka. Dan mereka berdoa dan mereka bertekun. Jika saudara mengikuti kehidupan doa dalam kitab Kisah Para Rasul, saudara akan melihat bahwa itu semua berhubungan dengan pengeluaran kesaksian, realisasi kesaksian, kenikmatan kesaksian. Itu datang bukan sebagai tugas atau sesuatu yang harus mereka lakukan, yang diletakkan pada mereka, bahwa mereka dipanggil untuk lakukan, itu datang melalui kasih yang semula: “Kami punya sesuatu! Oh, agar semua orang tahu!”
Bolehkah saya bertanya kepada saudara, apakah itu yang saudara rasakan tentang apa yang saudara telah dapatkan? Saya masih menunggu untuk pertemuan doa untuk membuktikan hal itu. Oh, kalau saja kita kembali lagi ke kitab Kisah Para Rasul untuk sementara waktu, pertemuan doa kita akan meledak. Tidak akan ada penundaan atau keheningan, tetapi ratapan nyata kepada Tuhan: ‘Tuhan, dapatkan pengetahuan tentang Diri-Mu sendiri keluar di mana-mana, seperti yang telah Engkau berikan kepada kami.’
Tuhan pulihkan dalam setiap dari kita semua kasih yang semula, bahwa kita bisa mendapatkan semangat, dan menjadikan kita orang-orang seperti ini, yang bertekun dalam pengetahuan tentang Dia, dalam persekutuan satu sama lain, dalam kesaksian kepada siapa Dia dalam cara persekutuan, dan dalam doa bagi semua orang untuk mengetahui dan memiliki apa yang telah Tuhan berikan kepada kita.
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.